Sentil PSI Pernah Tolak Politik Dinasti, Kata Nasdem Omdo!, Pengamat Sebut Kaesang Disiapkan Jokowi jadi Cawapres atau Menteri?

dok net/emol

JAKARTA (SURYA24.COM)- Menyusul ditunjuknya putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep sebagai ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), DPP Partai Nasdem mengingatkan kembali komitmen PSI terkait politik dinasti.

Pasalnya, pada 2015 silam, Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni, pernah mengajak parpol untuk bergerak menolak politik dinasti.

“Bahwa sekarang partainya (PSI) menerapkan hal yang dikritiknya. Itu namanya statement yang berdasarkan kebenaran alternatif alias omdo,” tegas Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie atau akrab disapa Gus Choi kepada Kantor Berita Politik RMOL , Selasa (26/9).

Di sisi lain, Gus Choi menilai penunjukan Kaesang sebagai Ketum PSI sangat tidak etis. Selain karena kaderisasi di parpol yang belum diketahui pasti, Kaesang adalah anak dari Presiden Jokowi.

“Karena dia anak Presiden, maka ada potensi penyalahgunaan jabatan bapaknya untuk kepentingan diri dan partai. Bapaknya pun ada potensi menyalahugunakan jabatannya, langsung atau tidak langsung untuk menyuksesakan anaknya dan partai yang dipimpin anaknya,” demikian Gus Choi.

Sebelumnya, Sekjen PSI Raja Juli Antoni mengajak semua parpol yang masih mempunyai hati nurani untuk bergerak menolak politik dinasti.

“Justru sebenarnya kan inti dari demokrasi itu kan memberikan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat dari latar belakang apa pun, apakah dia dari kalangan elite atau rakyat biasa supaya bisa berpartisipasi baik sebagai pemilih maupun orang yang dipilih. Dengan lahirnya politik dinasti itu justru mengingkari makna demokrasi itu sendiri,” kata Raja Juli pada Selasa 23 Juni 2015 silam.

Bela Kaesang 

Dibagian lain DPP Partai Gerindra menilai dipilihnya putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, sebagai ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bukanlah politik dinasti.

“Jauh lah ya (dari politik dinasti),” kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Habiburrokhman kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa (26/9).

Habiburrokhman lantas menyinggung Ketua DPP PDIP Puan Maharani yang aktif di politik karena sang Ibunda Megawati Soekarnoputri aktif di politik. Ia juga mencontohkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menggantikan ayahnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menurut Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fraksi Gerindra itu, Kaesang tidak melakukan politik dinasti sebagaimana Puan hingga AHY yang memilih terjun ke dunia politik. 

“Misalnya mbak Puan anaknya Ibu Mega anda sebut dinasti bukan? Pak AHY anaknya Pak SBY politik dinasti bukan? Ibu Mega anaknya Bung Karno politik dinasti bukan? Ya seperti apa? Yang jelas ini bukan sesuatu hal yang sifatnya negatif. Ini sangat positif sekali,” tegasnya.

Lebih jauh, Habiburrokhman pun mencontohkan dirinya yang mulai mengarahkan anaknya yang masih berusia 12 tahun ke dunia politik. Menurutnya, itu hal yang wajar.

“Saya saja, anak saya sekarang masih umur 12 tahun sudah saya arahkan untuk mengikuti jejak papahnya menjadi politisi,” tandasnya.

Disiapkan Jokowi?

JAKARTA (SURYA24.COM)– Sementara itu Presiden Joko Widodo dianggap sedang mempersiapkan putranya, Kaesang Pangarep sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) ataupun jabatan menteri nantinya.

Sehingga, saat ini, Kaesang ditempatkan posisi sebagai Ketua Umum (Ketum) PSI.

Hal itu sebagaimana disampaikan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi kepada Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Selasa (26/9).

"Dengan ditunjuknya Kaesang sebagai Ketum PSI, memperkuat dan membuktikan Jokowi sedang membangun dinasti dan KKN. Bisa jadi Kaesang disiapkan Jokowi untuk jadi cawapres, atau menteri," kata Muslim.

Dia menduga, terdapat kekuatan oligarki di belakang pengaturan tersebut.

Bahkan, menurutnya, Jokowi dianggap tidak sadar bahwa dirinya sedang dibusukkan dengan dijadikannya mantu dan anak-anaknya dalam kancah politik dan kekuasaan.

Padahal kata Muslim, dahulu Jokowi sesumbar bahwa anak-anaknya tidak akan masuk ke dunia politik.

"Tetapi dengan Kaesang jadi Ketum PSI, Gibran jadi walikota dan akan mau dijadikan sebagai Cawapres Prabowo, juga Bobby Nasution selain jadi walikota akan bersiap sebagai Ketua Gerindra di Sumut, itu jadi bukti omongan Jokowi memang tidak patut dipercaya, dan tidak pantas didengar dan diikuti," pungkas Muslim.***