Sudah Punya 3 Anak Pasutri Ini Baru Sadar Miliki Hubungan Darah

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM) - Perkawinan dengan kerabat terdekat, yang sering disebut sebagai perkawinan incestuosa, adalah fenomena sosial yang telah menjadi subjek perdebatan dan kontroversi selama berabad-abad. Artikel ini akan menjelaskan bahaya dan risiko yang terkait dengan perkawinan semacam ini.

Pengertian Perkawinan dengan Kerabat Tersekat

Perkawinan dengan kerabat tersekat adalah perkawinan antara individu yang memiliki hubungan darah yang sangat dekat, seperti saudara kandung, orangtua-anak, atau sepupu dekat. Praktik semacam ini sering kali dilarang oleh hukum dan norma sosial di banyak masyarakat di seluruh dunia.

Salah satu bahaya utama perkawinan dengan kerabat tersekat adalah risiko genetik yang tinggi. Ketika dua individu yang memiliki kerabat dekat menikah dan memiliki anak, ada kemungkinan besar bahwa anak-anak mereka akan mewarisi mutasi genetik yang sama dari kedua orang tua. Ini meningkatkan risiko kelahiran anak dengan gangguan genetik yang serius, seperti sindrom Down, hemofilia, atau kelainan jantung bawaan.

Sudah Menikah Hampir 11 Tahun 

Sepasang suami istri asal Colorado, Amerika Serikat (AS), ini sudah menikah lebih dari 10 tahun dan telah memiliki tiga anak. Namun, mereka baru tahu memiliki hubungan darah sebagai sepupu setelah melakukan tes DNA. Meskipun menghadapi kritik masyarakat, pasangan tersebut memilih untuk mempertahankan pernikahan mereka dan mendapatkan dukungan yang tak tergoyahkan dari keluarga mereka.

 Celina Quinones (37) dan suaminya; Joseph (44), memulai kisah cinta mereka saat pertama kali bertemu di pesta Halloween. "Kami tidak dapat dipisahkan setelah itu," kenang Celina mengutip sindonews.com.

Mereka memutuskan untuk menikah hanya beberapa bulan setelah pertemuan tersebut. Namun, kehidupan mereka berubah secara tak terduga ketika Celina menyelidiki silsilah leluhurnya dan menjalani tes DNA. Hasilnya membuat pasangan seperti tidak percaya. 

"Kami memutuskan untuk melakukan tes DNA, dan saat itulah kami mengetahuinya. Perut saya agak mual. Di kepala saya, saya pikir kami seharusnya bercerai," kata Celina, menceritakan saat mereka mengetahui hubungan kekeluargaan mereka. 

Tes DNA memastikan bahwa Celina dan Joseph adalah sepupu ketiga. Namun, alih-alih langsung bercerai, Celina sadar bahwa menjaga keutuhan keluarga adalah prioritasnya. 

"Hei, demi anak-anak kami, demi rumah tangga kami, kami harus menjaganya tetap bersama dan tetap bersama," ujarnya. 

"Itu adalah momen yang sangat penting bagi kami karena Anda tidak seharusnya melihat sepupu Anda atau bersama sepupu Anda dan saya tidak bersungguh-sungguh, tetapi yang terjadi memang seperti ini," kata Celina. 

Joseph menambahkan: "Kami sudah melangkah sejauh ini dan sampai maut memisahkan kami dalam kamus saya, jadi saya tidak akan meninggalkan hal seperti itu." Dalam upaya untuk bersikap transparan tentang keadaan unik mereka, Celina memutuskan untuk membagikan kisah mereka di TikTok. 

Sayangnya, pasangan ini mendapat banyak komentar negatif, dengan para troll mencap hubungan mereka sebagai "hubungan sakit". Tidak terpengaruh, Celina menjawab para kritikus, dan membacakan beberapa komentar kebencian. 

"Ini meresahkan sekali, kenapa Anda mau menikah dengan sepupu Anda? Mereka mirip sekali, kenapa mereka tidak tahu? Saya kasihan pada anak-anak, semoga saja tidak di-bully oleh orang-orang. Malu kalau saya yang seperti itu," kata Celina membacakan salah satu komentar negatif.

Meskipun orang-orang mempertanyakan persatuan mereka, Celina dan Joseph merasa terhibur dengan penerimaan teguh yang mereka terima dari anak-anak dan keluarga besar mereka. Putri mereka memandang hubungan mereka sebagai sesuatu yang "normal", sedangkan anak tertua mereka kadang-kadang mengakui ketidaknyamanan namun menyatakan bahwa pernikahan mereka "tidak menghadapi satu masalah pun". 

Ayah Celina, Mark, sangat mendukung hubungan mereka. Dia berkata: "Mereka sangat serasi, mereka saling melengkapi, dan mereka adalah keluarga kami." Menanggapi komentar negatif tersebut, Joseph mendesak para kritikus untuk mempertimbangkan kompleksitas situasi mereka sebelum memberikan penilaian. 

"Kepada orang-orang yang memberi kami komentar negatif, sangatlah mudah untuk berbicara di luar tanpa mengetahui keseluruhan cerita di dalamnya," katanya, seperti dikutip The Mirror, Jumat (29/9/2023). 

"Kami mengetahuinya hampir 11 tahun kemudian, tiga anak kemudian... Itu bukanlah sesuatu yang bisa Anda putuskan dan tinggalkan," ujarnya. 

13 Bahaya Inses 

Seperti diberitakan media sosial dikejutkan dengan curhat seorang anak yang merupakan hasil hubungan antara ayah dan kakaknya.

Kasus yang viral ini disebut inses. Inses artinya hubungan sedarah atau hubungan seksual antara anggota keluarga yang masih memiliki hubungan darah.

Terlepas dari benar atau tidaknya kasus tersebut, inses memang bisa berbahaya pada anak yang dilahirkan, misalnya saja kelainan genetik yang bisa dialami sang anak.

"Ketika seseorang menikah dengan saudara kandung, mereka berisiko lebih tinggi memiliki anak dengan kelainan genetik. Dan ada kategori kelainan genetik tertentu yang mempunyai risiko lebih tinggi, dan itulah yang kita sebut kelainan bawaan resesif," kata Joan Scott, konselor genetik, dalam wawancara dengan NPR dilansir cnnindonesia.com.

Tak cuma itu, sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Medical Genetics menemukan, perkawinan sedarah jadi prediktor signifikan terhadap sejumlah penyakit seperti jantung koroner, stroke, kanker, depresi, asma, asam urat, dan lainnya.

Bahaya inses

Perkawinan sedarah akan mempertemukan dua gen yang sama. Akibatnya, abnormalitas gen pada orang tua akan diturunkan pada anak.

Dalam kasus yang ekstrem, anak akan menunjukkan indikasi mutasi genetik pada fisiknya.

Berikut bahaya inses yang patut diwaspadai.

1. Rahang Habsburg

Bone and dental features lateral view in the dolicofacial.Ilustrasi. Rahang Habsburg, salah satu bahaya inses dari perkawinan sedarah. (iStockphoto/JFalcetti)

 

Nama 'Habsburg' diambil dari nama sebuah keluarga Spanyol yang berkuasa pada pertengahan 1400-an hingga 1700-an. Keluarga tidak ingin menikah dengan orang luar demi melindungi kepentingan mereka.

Anak-anak keluarga ini pun memiliki rahang panjang dan menonjol. Nasib terburuk dialami Charles II dari Spanyol. Kondisi rahang seperti ini membuatnya sulit bicara dan mengunyah, ada cacat kognitif, dan lambat bicara serta berjalan.

2. Cacat tulang tengkorak

Kerajaan Mesir menganut perkawinan sedarah yang telah menjadi adat istiadat kerajaan. Saudara laki-laki menikahi saudara perempuan, ibu menikah dengan anak laki-laki atau sepupu menikahi sepupu.

Hasilnya, anak-anak mereka memiliki bentuk kepala yang aneh, sebab ada perubahan bentuk pada tulang tengkorak. Tak heran bentuk kepala pada patung Mesir kuno agak memanjang.

3. Anggota badan menyatu

 

Suku Vadoma di Zimbabwe hidup relatif terisolasi dan meneruskan keturunan dari perkawinan di dalam kelompok. Mereka pun memiliki kelainan berupa anggota tubuh yang menyatu terutama pada kaki.

Kaki mereka mirip dengan kaki burung sehingga kerap dijuluki 'manusia burung unta'.

4. Hemofilia

Hemofilia merupakan kelainan di mana darah sulit membeku. Keluarga bangsawan Eropa di masa lalu menganut perkawinan sedarah dan menunjukkan kelainan pendarahan.

Sederet bangsawan menanggung dampak perkawinan sedarah seperti Ratu Victoria. Pada 1850-an, dia memiliki putra dengan kelainan pembekuan darah.

5. Mikrosefali

Kalangan Muslim Pakistan masih melakukan perkawinan dengan saudara sedarah. Dikutip dari Ranker, riset pada 1998 menunjukkan, 63 persen orang Pakistan yang melakukan perkawinan sedarah berkontribusi pada kasus mikrosefali.

Mikrosefali adalah kondisi anak yang lahir dengan kepala sangat kecil. Dalam hal ini berarti otak anak juga tidak berkembang sempurna.

6. Bibir sumbing

Raja Tut dari Mesir lahir dari perkawinan sedarah. Saat jenazahnya dicek, ia ternyata memiliki sejumlah masalah kesehatan, salah satunya bibir sumbing.

Bibir sumbing terjadi saat langit-langit mulut tidak terbentuk sempurna sehingga aktivitas makan, menelan, bernapas dan berbicara jadi sulit.

7. Kaki pengkor

Kondisi kaki pengkor biasanya muncul sejak lahir. Dikutip dari Mayo Clinic, kaki bayi dalam kondisi terpelintir tidak sesuai bentuk atau posisinya.

Kaki terpelintir akibat jaringan yang menghubungkan otot ke tulang (tendon) lebih pendek dari ukuran normal.

8. Albinisme

 

Salah satu bahaya inses adalah albinisme atau tubuh kekurangan melanin. Melanin diperlukan untuk memberikan warna pada rambut, kulit, bibir dan bagian tubuh lain.

Orang dengan albinisme memiliki mata cerah, kulit pucat, dan rambut hampir putih meski keturunan orang berkulit gelap.

9. Asimetri wajah

Anak hasil perkawinan sedarah bisa berisiko mengalami asimetri wajah. Saat lahir, anak memiliki dua sisi wajah tidak terlihat sama persis.

Salah satu mata bisa lebih tinggi atau rendah, ukuran berbeda, mulut miring, dan telinga mungkin tidak rata.

10. Dwarfisme

Dwarfisme atau tubuh kerdil bisa terlihat jika inses sudah dilakukan dari generasi ke generasi. Kasus yang cukup terkenal terjadi di pemukiman Lancaster, Pennsylvania di sekitar 1700-an.

Di sana, anak-anak gagal tumbuh, bermasalah dengan kesuburan dan penyakit Ellis-van Creveld. Penyakit ini dikaitkan dengan dwarfisme.

11. Infertilitas

Perkawinan sedarah bisa menghasilkan anak-anak dengan masalah kesuburan. Saat dewasa, mereka berisiko sulit punya keturunan atau keguguran.

12. Skoliosis

Kelainan seperti skoliosis cukup umum pada anak-anak dari perkawinan inses. Skoliosis merupakan kondisi bentuk tulang belakang abnormal atau bengkok ke kanan-kiri.

Skoliosis berdampak pada kualitas hidup seseorang. Penanganan yang kurang optimal membuat orang sulit berjalan dan duduk dengan nyaman.

13. Gangguan sistem imun

Inses bisa menghasilkan anak-anak yang gampang sakit sebab ada gangguan sistem imun. Anak dari inses tidak memiliki keragaman gen untuk melindungi diri dari penyakit. Mungkin perlindungan tetap ada tapi hanya untuk sejumlah kecil penyakit.***