Wanita Mengidap Penyakit Anet Setiap Mandi dan Minum Malah Sakit, Kok Bisa?

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM) - Alergi adalah kondisi medis yang melibatkan reaksi tubuh yang berlebihan terhadap zat yang biasanya tidak menyebabkan masalah bagi kebanyakan orang. Ini adalah respons berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap alergen, yang dapat berupa makanan, serbuk sari, bulu hewan, debu, atau zat-zat lain yang umumnya aman. Artikel ini akan membahas lebih lanjut apa itu alergi, gejala-gejalanya, faktor risiko, dan bagaimana pengelolaan alergi dapat membantu individu yang menderita kondisi ini.

Gejala Alergi

Gejala alergi dapat bervariasi dari ringan hingga parah, tergantung pada tingkat sensitivitas seseorang terhadap alergen tertentu. Beberapa gejala umum alergi meliputi:

Rinitis alergi: Gejala ini mirip dengan pilek, termasuk hidung berair, bersin-bersin, gatal di mata, hidung, atau tenggorokan, serta batuk.

Konjungtivitis alergi: Mata yang merah, gatal, dan berair adalah tanda-tanda konjungtivitis alergi.

Reaksi kulit: Alergi dapat menyebabkan gatal, ruam, bengkak, atau kulit kemerahan.

Masalah pernapasan: Beberapa orang dengan alergi dapat mengalami sesak napas, mengi (wheezing), atau batuk berdahak.

Gejala gastrointestinal: Alergi makanan dapat menyebabkan mual, muntah, diare, atau sakit perut.

Reaksi anafilaksis: Ini adalah reaksi alergi yang parah dan dapat mengancam jiwa, termasuk sesak napas, penurunan tekanan darah, pingsan, dan pembengkakan parah. Anafilaksis memerlukan perawatan medis segera.

Faktor Risiko Alergi

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan alergi meliputi:

Genetika: Riwayat keluarga alergi dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami alergi.

Paparan awal: Paparan awal terhadap alergen selama masa kanak-kanak dapat memengaruhi perkembangan alergi.

Lingkungan: Lingkungan di mana seseorang tinggal dan terpapar alergen dapat memainkan peran dalam perkembangan alergi.

Penyakit Langka

Dilaporkan seorang wanita di Amerika Serikat (AS) menderita penyakit langka Aquagenic Urticaria atau alergi terhadap air. Dia selalu sakit setelah mandi dan minum air. Wanita bernama Tessa Hansen-Smith (25) ini telah mengungkap penyakit langkanya kepada ABC News, cdilansir sindonews.com, Rabu (4/10/2023). 

Dia mengidap alergi terhadap air ketika berusia 8 tahun. Alergi tersebut semakin memburuk selama bertahun-tahun. Dia bermain, berenang, dan minum banyak air saat kecil, namun setelah penyakit langkanya mulai menyerang, gejala mulai bermunculan. 

Mandi atau pun minum air menyebabkan gatal dan ruam pada kulitnya. Melalui Instagram, Hansen-Smith telah berbagi lebih banyak tentang perjalanan hidupnya dengan menderita Aquagenic Urticaria, termasuk tentang rawat inapnya. 

"Saya keluar dari kamar mandi dan muncul bekas luka besar di kulit saya, dan kulit kepala saya berdarah setelah mandi," katanya kepada ABC News. 

"Jadi, hal pertama yang kami lakukan adalah, 'Oke, hilangkan sampo Anda, hilangkan kondisioner Anda, hilangkan sabun yang Anda gunakan'," papar Hansen-Smith. 

Meminum air menyebabkan sensasi terbakar di tenggorokan dan tubuhnya sehingga wanita berusia 25 tahun ini mengeklaim bahwa dia meminum susu demi lemak, protein, dan gula dalam susu membantu molekul air untuk "menyelinap melewati" sistem kekebalan tubuhnya. Ibunya, Karen Hansen-Smith, adalah seorang dokter yang telah melihat banyak penyakit langka, namun menyaksikan putrinya sendiri menderita sangatlah sulit. 

"Saya merasa sedikit bersalah sebagai seorang ibu karena tidak melihat ketika dia keluar dari kamar mandi bahwa dia menderita biduran dan mengetahui lebih awal bahwa itu adalah masalah air," katanya. 

"Ini sungguh memilukan. Saya masih memiliki putri saya. Namun dia tidak menjalani kehidupan yang dia inginkan," kata dokter tersebut. 

Hansen-Smith memiliki kakak perempuan yang tidak memiliki alergi air. Keluarga tersebut telah menyiapkan halaman GoFundMe untuk membayar tagihan rawat inapnya di rumah sakit baru-baru ini, yang jumlahnya meningkat menjadi USD8.000. 

Hansen-Smith berterima kasih kepada semua pendukungnya karena membantu mengumpulkan USD10.000 hanya dalam tiga bulan, yang juga akan membantunya dalam janji temu dengan dokter, tindak lanjut, dan terapi fisik. Tapi dia mengalami saat-saat sulit. Hansen-Smith mengatakan skeptisisme orang-orang di sekitarnya lebih menyakitkan daripada kondisinya. “Ketika saya menceritakan hal ini kepada orang-orang di perguruan tinggi, saya akan melihat orang-orang dengan sengaja memercikkan air ke tubuh saya, atau saya akan meminta orang-orang melemparkan es batu ke arah saya,” katanya. 

Namun, terlepas dari kondisinya, Hansen-Smith tetap berhasil di perguruan tinggi. Dia bersekolah di UC Davis setelah lulus dari Clovis Unified's Buchanan High School. Dia tetap berjalan-jalan tetapi harus menghindari keringat berlebih, jadi dia menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam ruangan, mengerjakan seni, bermain dengan kucingnya, dan membaca. 

Diperkirakan hanya 100 hingga 250 orang yang mengidap Aquagenic Urticaria di seluruh dunia.***