Jangan Main Pungut Uang di Jalan Kalau Tidak Ingin Bernasib Sama dengan Pria Ini, Apa Itu?

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Indonesia sebagai negara dengan keberagaman budaya yang kaya, memiliki banyak tradisi dan kepercayaan yang berhubungan dengan dunia spiritual. Diantara praktik-praktik tersebut, pesugihan dan tumbal menjadi topik yang sering diperbincangkan. Pesugihan adalah ritual spiritual yang diyakini dapat membawa kekayaan atau keberuntungan bagi pelakunya, sementara tumbal adalah pengorbanan hewan yang menjadi bagian dari proses tersebut. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi apa itu pesugihan dan tumbal, bagaimana praktik-praktik ini dilakukan, serta pentingnya kehati-hatian dalam melibatkan diri dalam kepercayaan-kepercayaan ini.

Pesugihan merupakan praktik spiritual yang beragam di Indonesia. Beberapa jenis pesugihan yang terkenal antara lain pesugihan tanah, pesugihan gunung, pesugihan laut, dan pesugihan dengan tumbal. Masing-masing pesugihan memiliki aturan dan ritual yang berbeda, tetapi umumnya melibatkan persembahan kepada makhluk halus atau entitas gaib, pemanggilan arwah leluhur, mantra, puasa, dan tindakan tertentu yang dianggap sebagai sarana untuk memohon keberkahan. Pesugihan sering kali melibatkan sejumlah uang atau harta sebagai pengorbanan yang diyakini akan mendatangkan kekayaan atau keberuntungan.

Tumbal, di sisi lain, adalah bagian integral dari beberapa praktik pesugihan. Tumbal merupakan pengorbanan hewan yang dilakukan sebagai bentuk persembahan kepada entitas gaib atau makhluk halus yang diyakini mempengaruhi hasil pesugihan. Hewan-hewan yang umumnya digunakan sebagai tumbal antara lain kerbau, kambing, ayam, atau bahkan unggas. Tumbal sering kali dilakukan dengan cara menyembelih hewan tersebut sebagai tanda keseriusan dan penghormatan kepada makhluk gaib yang dipuja.

Meskipun pesugihan dan tumbal memiliki tempat dalam kepercayaan dan budaya masyarakat Indonesia, penting untuk melihatnya dengan kritis dan berhati-hati. Pertama-tama, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa pesugihan dan tumbal dapat membawa kekayaan secara instan atau kekuatan supranatural. Seringkali, keyakinan dan harapan terhadap pesugihan dapat menyebabkan orang menjadi terlalu bergantung pada praktik tersebut dan mengesampingkan usaha dan kerja keras dalam mencapai kesuksesan.

Selanjutnya, perlu diperhatikan aspek kesejahteraan hewan dalam praktik tumbal. Meskipun tumbal dapat dipandang sebagai bentuk pengorbanan, penting untuk menjalankan tindakan tersebut dengan penuh perhatian terhadap kesejahteraan hewan. Penyembelihan hewan harus dilakukan dengan cara yang humanis dan memperhatikan etika dalam perlakuan terhadap makhluk hidup.

Penting juga untuk mengingat bahwa nilai-nilai religiusitas dan spiritualitas tidak boleh melampaui prinsip-prinsip etika dan keseimbangan dalam hidup. Kehidupan sehari-hari juga harus tetap menjadi fokus utama dalam mencapai kesuksesan dan kesejahteraan. Pendidikan, pengembangan diri, kerja keras, serta kebijakan keuangan yang bijak adalah faktor-faktor yang jauh lebih signifikan dalam mencapai tujuan hidup.

Dalam kesimpulan, pesugihan dan tumbal adalah praktik-praktik spiritual yang masih ada dan dijalankan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Namun, penting untuk melihatnya dengan kritis dan berhati-hati, serta memperhatikan aspek-aspek seperti kepercayaan yang tidak didukung oleh bukti ilmiah, kesejahteraan hewan, dan menjaga keseimbangan antara kehidupan spiritual dan kehidupan sehari-hari. Sebagai masyarakat yang semakin maju, kita perlu mempertahankan nilai-nilai budaya kita, sambil tetap memperhatikan akal sehat dan prinsip-prinsip keadilan dan keseimbangan.

Tumbal Pesugihan Gunung Lawu

Dikutip dari sonora.ID, sebuah peristiwa mengerikan dialami oleh seorang pemuda bernama Falen. Falen merupakan seorang pria yang berasal dari Tawang mangu, Karanganyar, Jawa Tengah, dirinya memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan tekait pesugihan di Gunung Lawu.

Gunung Lawu memang sebuah tempat yang tidak hanya indahsecara kasat mata tetapi juga memiliki kekuatan serta aura mistis yang kental.

Berbagai cerita behind the screen mengenai tumbal dan pesugihan gendrowo memang terkenal dimasyarakat yang berada di sekitar Gunung Lawu.

Dilansir dari kanal youtube Ki Prana Lewu an TagarMisteri berikut kisah selengkapnya yang dibagikan oleh pria yang hamper meninggal dunia lantaran jadi korban tumbal pesugihan hanya gara-gara mengambil uang yang ditemukan di Jalan.

Mulanya Falen merasa beruntung lantaran menemukan uang pecahan Rp 20ribu dijalan. Tanpa pikir panjang dirinya langsung mengambil uang tersebut dan melanjutkan perjalanan.

 

Tanpa dirinya sadari uang yang diambilnya adalah salah satu dari syarat akan tumbal yang diberikan untuk jin penghuni pesugihan di Gunung Lawu.

Tak berselang lama dirinya mengambil uang tersebiy tubuhnya terasa sangat menggigil dan sulit untuk digerakan.

Saat badan terasa panas dingin sayup-sayip Falen mendengar bisikan seseorang yang dekat akan telinganya. 

“Jangan diambil,”dua kata yang terdengar dengan jelas di telinga Falen kala itu.

Lantaran ketakutan usai mendengar apa yang diucapkan oleh sosok yang tak terlihat taopi terdengar suaranya itu prmuda itu langsung pergi dan menginjal pedal gas dalam-dalam menuju sebuah rumah deka dengan Pasar Ampiran.

Seetianya dirumah, keanehan kembali terjadi dimana pergelangan tangan seperti terikat kencang dengan arna kulit mulai membiru.

Tak berselang lama rasa sakit yang hebat begitu terasa dan luka lebam mengelilingi sekujur tubuh Falen.

 

Hingga menjelang magrib tiba, kedua tangan tidak dapat digerakan. Merasa mendapatka gangguan gaib, Falen pun langsung mencari bantuan ke Ustadz yang dirinya kenal.

Ustadz tersebut pun segera mengetahui bahwa Falen tengah menjadi sasaran tumban sosok jin yang diyakini sebagai genderuwo.

"Tak usah ganggu ketentraman orang lain, satu kali saja berani menyentuh anak ini jangan tanya apa yang akan kamu terima," ucap Ustad tersebut.

"bocah iki arep tak pangan anak yg akan saya makan," kata sosok tak kasat mata.

Falen yang tidak dapat menggerakan badannya pun terlihat sedih dan tak berdaya. Sang ustadz pun mengatakan untuk tidak terlalu takut dengan perkataan mahluk halus tersebut.

Nah kamu akan dijadikan tumbal enggak usah takut Le karena masih ada Allah," ucap sang ustad.

Tak berselang lama, setelah badan Falen mulai bisa digerakan dirinya bergegas membawa uang yang ditemukannya ketepi pantai Parangtritis untuk dilarung.

Setelah kejadian uang yang dilarung Falen tidak pernah lagi mengalami gangguan mistik dari mahluk tak kasat mata.

Lantaran ketakutan usai mendengar apa yang diucapkan oleh sosok yang tak terlihat taopi terdengar suaranya itu prmuda itu langsung pergi dan menginjal pedal gas dalam-dalam menuju sebuah rumah deka dengan Pasar Ampiran.

Seetianya dirumah, keanehan kembali terjadi dimana pergelangan tangan seperti terikat kencang dengan arna kulit mulai membiru.

Tak berselang lama rasa sakit yang hebat begitu terasa dan luka lebam mengelilingi sekujur tubuh Falen.

Hingga menjelang magrib tiba, kedua tangan tidak dapat digerakan. Merasa mendapatka gangguan gaib, Falen pun langsung mencari bantuan ke Ustadz yang dirinya kenal.

Ustadz tersebut pun segera mengetahui bahwa Falen tengah menjadi sasaran tumban sosok jin yang diyakini sebagai genderuwo.

"Tak usah ganggu ketentraman orang lain, satu kali saja berani menyentuh anak ini jangan tanya apa yang akan kamu terima," ucap Ustad tersebut.

Nah kamu akan dijadikan tumbal enggak usah takut Le karena masih ada Allah," ucap sang ustad.

 

Tak berselang lama, setelah badan Falen mulai bisa digerakan dirinya bergegas membawa uang yang ditemukannya ketepi pantai Parangtritis untuk dilarung.

Setelah kejadian uang yang dilarung Falen tidak pernah lagi mengalami gangguan mistik dari mahluk tak kasat mata.***