Pertanyakan Kejelasan Lahan dan Kasus Penganiayaan

Puluhan Warga Bantaian Hilir Datangi PT.SS

Rohil (Surya24.com) - Puluhan warga Kepenghuluan Bantaian Hilir Kecamatan Batu Hampar Rohil Riau Rabu (15/4/2020) mendatangi PT. SS (Sandora Seraya) meminta kejelasan nasib tanah kebun mereka yang dibuldozer pihak perusahaan berapa waktu lalu.

Begitu massa turun dari kendaraan roda empat dan dua tertahan di depan pos penjagaan satpam karena tidak dapat masuk, namun warga Bantaian Hilir dengan tertib, aman dan terkendali menunggu Upika Kecamatan Rimba Melintang.

Khairudin alias Wak Kohir (56) tokoh masyarakat Bantaian didampingi Ruslan (66), H. Suardi dan Penghulu Bantaian Hilir R. Imam berusaha menenangkan warga yang tak terima lahannya dicaplok dan di kuasai lalu dibersihkan pihak perusahaan.

"Ini wilayah Bantaian Hilir, kami tidak ada urusan dengan Dikin Penghulu Lenggadai Hilir, ini surat bukti kepemilikan warga," ucap Wak Kohir seraya membuka gulungan surat dalam bambu beraksara Arab melayu milik ayah almarhum H. Suardi.

Hampir 2 jam bertahan sekitar Jam 10.20 Wib Kapolsek Rimba Melintang Iptu M.Sodikin, Danramil Kapten E. Panjaitan dan Penghulu Lenggadai Hilir Dikin dan pihak perusahaan PKS datang ke lokasi.

Tak membuang waktu Kapolsek Iptu M. Sodikin didampingi Kapten E. Panjaitan Danramil Rimba Melintang dan perwakilan perusahaan melakukan mediasi.

 "Kita meminta 5 orang saja perwakilan warga untuk masuk mediasi," ucap Kapolsek dan Danramil Rimba Melintang.

Walaupun ada permintaan perwakilan 5 orang warga masuk dan melakukan pengukuran namun ditolak warga Bantaian Hilir. 

"Yang punya lahan puluhan warga, yang diizinkan masuk, mengukur lima orang, tak dapat kamu penuhi batal saja," ucap Khairudin memprotes.

Menurut Kairudin alias Wak Kohir jika hanya lima orang tentunya yang lain tak dapat masuk dan mengukur tanah mereka, "Hari ini negoisasi batal, anak kemenakan silakan pulang ke rumah," pinta Wak Kohir dan seketika puluhan warga pulang meninggalkan pintu gerbang PT. SS.

Data dihimpun dari masyatakat Bantaian lahan kebun puluhan tahun mereka garap tahu-tahu dimiliki PT. SS, konon dibeli dari warga Labuhan Tangga dimana disebut-sebut diketahui HSN alias U dimana saat warga Bantaian mendatangi PT.SS oknum HSN alias U ini menjadi sosok yang di tunggu-tunggu untuk hadir dihadapan warga.

"HSN alias U ini Penghulu di tempat lain, kok menunggu dia, kami tidak menghalangi pembangunan, perusahaan tapi memperjuangkan hak atas kebun kami, "ujar warga memprotes masuk Lenggadai Hilir.

Usut kasus penganiayaan warga oleh Security PT. SS mengakibatkan Amri alias Epung (43) luka robek di kepala dan Dodi (32), Reza (17), Endri (32) memar akibat pentungan.

HSN alias U dikonfirmasi tertunduk lesu tak memberikan komentar begitu juga Dikin Penghulu Lenggadai Hilir dengan gaya arogan sombong mengaku tak tahu menahu kejadian dan soal lahan yang di klaim warga Bantaian. (Yan/Suhendra)