LAMR Bangko Taja Diskusi Sejarah Tentang Bagansiapiapi

ROHIL (Surya24.com) - Pengurus LAMR (Lembaga Adat Melayu Riau) Kecamatan Bangko, Senin (28/3/2023) menggelar Diskusi Sejarah Bagansiapiapi. Diskusi sejarah Bagansiapiapi ini dalam rangka menjaga dan melestarikan budaya khazanah Melayu Rokan Hilir khususnya Bagansiapiapi Kecamatan Bangko.

Ketua LAMR Kecamatan Bangko Datuk Mustafa menyebutkan jadwal acara helat diskusi tersebut di selenggarakan Senin (28/3/2022) Jam 08.30 WIB pagi. "Diskusi Sejarah Bagansiapiapi bertempat di Kantor Dewan Mesjid Indonesia (DMI) Rohil di Jalan Perwira Bagansiapiapi, undangan sudah kita edarkan, "sebut Datuk Mustafa.

Diskusi di taja LAMR Kecamatan Bangko ini menurut Datuk Mustafa erat kaitanya meluruskan sejarah peradaban Bagansiapiapi sejak awal kepindahan Wedana dari Tanah Putih ke Bagansiapiapi Tahun 1890 Masehi.

Ketua LAMR Kecamatan Bangko, Datuk Mustafa didampingi Sekretaris LAMR Kecamatan Bangko Datuk Effendi membenarkan adanya kegiatan Diskusi Sejarah Bagansiapiapi tersebut.

" Kami sudah mengirimkan undangan atau jemputan kepada mustahaq diundang berdiskusi dan membuat terobosan meluruskan sejarah Bagansiapiapi ini, "ucap Datuk Mustafa. "Alasanya sederhana saja karena Bagan ini sejak belum ada pendatang sudah dihuni suku Kubangtapu (Kubu-Bangko-Tanah Putih), "ungkap Alumni UIN Susqo Riau ini.

"Buktinya ada situs sejarah, ada lokasi eks rumah suluq Tariqat Naksabandiah, ada makam Datuk Kumbang dan masih ada situs lainya. Ini tugas kita bersama meluruskan sejarah, " ajak Datuk Mustafa.

Sejarah awal Bagansiapiapi dapat dilihat di sekitar Jalan Tanah Putih, Jalan Kubu, Bangko, Batu Hampar, Pelanta Sundong, Kampung Ageh Bagan Jawa merupakan domisili orang melayu (Bugis, Jawa dll) menetap hingga saat ini sudah  7 generasi.

Perkembangan pesat Bagansiapiapi pada Tahun 1891 atau bertepatan dengan Tarik 1307 Hijriah dengan berdirinya Rumah Suluq Tariqat Naksabandiah dipimpin Tuan Syeh Oeman Al Khalidi di Bagan Nibung (kini sekitar Parit Aman Kecamatan Bangko) dan adanya Datuk Bagan, Penghulu Bagan Pertama, Wedana Bagan pemerintahan perwakilan Kerajaan Siak di Negeri taklukanya.

Sementara itu Datuk Suriman ST tokoh muda berdarah Kubu mendukung LAMR Rohil menggelar diskusi sejarah Bagansiapiapi tersebut. "Kami dan teman-teman dalam waktu dekat juga akan menggelar diskusi ilmiah bedah sejarah menghadirkan 2 Profesor Ahli sejarah membahas sejarah Bagansiapiapi dalam waktu dekat ini, "sebut Datuk Suriman ST seorang pemilik usaha media online di Rohil ini.

" Jika bicara sejarah maka kita akan bicara secara ilmiah, fakta, data menghadirkan ahli sejarah berkompenten, Profesor, Doktor dan diakui bersertifikat Ahli sejarah Guru Besar, dukung kami akan berklaborasi dengan LAMR  Bangko, untuk sejarah Bagansiapiapi sebenarnya, "ajak Datuk Suriman ST.

Diskusi Sejarah Bagansiapiapi ini dilatar belakangi adanya perayaan 100 Tahun wafatnya seorang Kapitan China beberapa hari lalu yang menuai protes masyarakat. Karena fakta sejarah, Sultan Siak Sri Indra Pura di daerah Negeri Taklukanya mengangkat Datuk -Datuk memimpin pemerintahan di Kenegerian seperti di  Kubu-Bangko dan Tanah Putih di akhir Abad 17 memasuki awal Abad 18.

" Sejarah di Kenegerian Kubu ada 4 Suku, Kenegerian Bangko (Bagansiapiapi-Bantaiyan) ada Suku 7 Induk, Kenegerian Tanah Putih ada 11 suku (4 suku kini masuk Kecamatan Tanah Putih Tanjung Melawan) semuanya di angkat jabatan Datuk oleh Sultan Siak sebagai kepala Pemerintahan, "ucap H Yan Faisal jurnalis kelahiran Bagansiapiapi 53 Tahun lalu.

" Untuk pemerintahan Sultan Siak mengangkat seorang Datuk di tiap-tiap Negeri taklukanya. Ada Datuk Dorauf, Datuk Dewa Pahlawan, Datuk Zainal dan ada beberapa nama Datuk lainya. Penghulu Bagansiapiapi yang pertama Penghulu Budin jauh sebelum Tahun 1900, ini fakta lalu siapa itu Kapitan, siapa yang mengangkatnya, ayo tunjukan data dan fakta otentiknya, "tegas H Yan Faisal.

" Jadi bagi yang diundang, mari datang berikan kontribusi sejarah agar bersama-sama sejarah itu kita luruskan secara ilmiah dan berkompenten, termasuk awal Kemerdekaan RI, "ajak jurnalis ini. (sultan)