Bingung Bagaimana Kapal Besar Bisa Mengapung di Lautan? Padahal Benda Berat Pasti Tenggelam, Ini Penjelasannya

(Dok: Antara)

JAKARTA (Surya24.com) - Bagaimana kapal-kapal besar yang mengangkut berton-ton kontainer dapat mengapung di permukaan air? Padahal kapal tersebut tentu memiliki massa yang sangat besar.

Sementara itu, benda-benda lain dengan massa yang juga berat bisa dengan mudah tenggelam ke dalam air. Lantas, kenapa hal itu bisa terjadi?

Dilansir dari kanal YouTube Kok Bisa?, Sabtu (15/10/2022), hal itu dapat terjadi karena adanya kekuatan yang dinamakan gaya angkat dan tingkat kepadatan dari benda itu sendiri.

Melansir okezone.com, teka-teki ini dipecahkan oleh Archimedes, ia merupakan seorang ilmuwan Yunani. Prinsip Archimedes ini menyatakan, gaya yang diberikan pada suatu benda dalam zat cair sama dengan beratnya yang dipindahkan oleh benda tersebut.

Gaya ini, lebih sering disebut gaya apung, yang mendorong ke atas terhadap suatu benda. Terdapat dua tekanan ke bawah atau gravitasi yang memberikan gaya terhadap benda yang ditentukan oleh massa objek. Ketika gaya yang diberikan ke bawah pada benda lebih kecil dari gaya apung, maka benda tersebut bisa mengapung.

Benda yang berada di dalam air bisa mengapung atau tenggelam bergantung pada massa jenisnya. Hal ini berlaku juga untuk kapal-kapal di dalam air, di mana agar bisa mengapung kepadatan kapal harus kurang dari air.

Itulah mengapa, kapal-kapal memiliki formula rahasia, yaitu sebuah bagian yang berisi rongga-rongga udara. Bagian lambung kapal yang membuatnya menjadi seimbang dan bisa mengapung di lautan.

 

Sebuah kapal bisa tenggelam, itu disebabkan oleh air yang masuk ke dalam kapal sehingga memaksa udara keluar dan membuat kerapatan rata-rata kapal lebih besar dibandingkan air.

Jika kita melihat kasus kapal Titanic yang menabrak gunung es raksasa di pantai selatan Newfoundland tahun 1912, gunung es tersebut mengoyakkan bagian kapal, sehingga ada lubang-lubang kecil di lambung kapal dan mengakibatkan banyaknya air yang masuk ke awak kapal.

Cara yang sama juga diterapkan kapal selam, di mana kapalnya memiliki rongga yang dapat diisi oleh air apabila ingin menyelam, dan diisi udara jika hendak mengapung di atas permukaan.