Se Asia Tenggara, Indonesia Dirangking 5 Negara Kasus Stunting

KOTA SOLOK (Surya24.com) - Terjadinya stunting menandai nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik. Masalah ekonomi dan kurangnya ketersediaan pangan, menjadi faktor utama terjadinya kasus tersebut, karena itu, kasus Stunting saat ini menjadi isu nasional yang harus segera disikapi dengan serius melalui sebuah program prioritas dan berkelanjutan.

   Indonesia hingga saat ini tercatat direngking 5 besar negara penderita Stunting se Asia Tenggara. Seluruh pemerintahan termasuk pemerintah daerah kota Solok telah melakukan berbagai upaya untuk penanganannya, dalam hal itu melibatkan masyarakat terutama para ibu hamil dan ibu menyusui, kata wakil walikota Solok.

  Paparan yang disampaikan Dr.H Ramadhani Kirana Putra itu, disela kesmepatannya membuka kegiatan Peduli Pendidikan dan Sosialisasi kasus Stunting. Kegiatan dikemas oleh GOW kota Solok, Rabu, 16 November 2022, di Gedung Kubung Tigo Baleh Kota Solok.

   Menurut Ramadhani, kurangnya nutrisi anak bukan saja akan menghambat pertumbuhan fisik, tetapi juga akan menyebabkan melemahnya daya tahan tubuh dan akan menghambat perkembangan daya pikir anak.

ASI menyediakan nutrisi yang ideal untuk bayi, yang mengandung vitamin, protein, lemak, serta antibiotik yang akan melawan virus atau bakteri yang mengancam balita.

Stunting yang terjadi pada tahap awal kehidupan atau diusia dini. Pada dasarnya stunting pada balita tidak bisa disembuhkan, namun pemerintah daerah kota Solok tetap meningkatkan kualitas kehidupan anak melalui program perbaikan gizi.

“Stunting pada anak harus menjadi perhatian yang serius. Jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting bisa menimbulkan dampak jangka panjang, karena itu, penanganan stunting harus dilakukan sejak dini atau dimasa ibu hamil " tutur wakil walikota Solok. (basa)