Sekjen PDIP Sebut Acara Relawan 'Nusantara Bersatu' di GBK Menurunkan Citra Presiden Jokowi: ak Setuju Pemimpin Ditentukan Warna Rambut!

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)  - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menanggapi soal agenda 'Nusantara Bersatu' yang digagas relawan Jokowi di GBK Senayan, Jakarta, kemarin.

Hasto pun menyesalkan adanya elit relawan yang dekat dengan kekuasaan, lalu memanfaatkan kebaikan Presiden Jokowi sehingga menurunkan citra Presiden.

"Akibatnya kehebatan kepemimpinan Presiden Jokowi di acara G20 yang membanggakan di dunia, dan rakyat Indonesia, lalu dikerdilkan hanya urusan gegap gempita di GBK," kata Hasto kepada wartawan di Jakarta, Minggu (27/11/2022).

Melansir tribunnews.com, Hasto pun menyebut kepemimpinan Presiden Jokowi yang sudah going global dan menjadi inspirasi dunia, direduksi dengan cara-cara yang tidak elegan.

Dia pun menduga, para elit relawan tersebut mau mengambil segalanya, jika tidak dipenuhi keinginannya mereka mengancam akan membubarkan diri.

Tetapi jika dipenuhi elit tersebut melakukan banyak manipulasi.

Hasto juga menyebut banyak sekitar Presiden Jokowi yang kurang paham bahwa elit relawan tersebut kumpulan berbagai kepentingan.

"Padahal seharusnya menyangkut urusan bangsa dan negara, apalagi pemimpin ke depan merupakan persoalan bersama yang harus dijawab dengan jernih, penuh pertimbangan, dan harus menjawab jalan kejayaan bagi bangsa dan negara Indonesia," ucap Hasto.

Hasto pun yang terjadi dengan acara Nusantara Bersatu, menjadi pelajaran politik yang sangat penting, terlebih di dalam cara mobilisasi tersebut, sampai dilakukan cara-cara menjanjikan sesuatu yang tidak sehat.

"PDI Perjuangan menghimbau kepada ring satu Presiden Jokowi agar tidak bersikap asal bapak senang (ABS) dan benar-benar berjuang keras bahwa kepemimpinan Pak Jokowi yang kaya prestasi sudah on the track," ucapnya.

"Bahkan prestasi Pak Jokowi itu untuk bangsa Indonesia dan dunia, bukan untuk kelompok kecil yang terus melakukan manuver kekuasaan," jelasnya.

Tak Setuju

Dibagian lain, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal memilih pemimpin yang berambut putih dan memiliki kerutan wajah. Hasto mengatakan pemimpin tidak ditentukan oleh warna rambut.

"Pemimpin itu tidak ditentukan oleh warna rambut, sebab warna rambut sama belum tentu hati dan pikiran sama. Apa yang disampaikan Pak Jokowi hanya gimik politik," kata Hasto saat dihubungi, Minggu (27/11/2022).

Hasto menilai pemimpin yang baik itu lahir dari kaderisasi partai. Selain itu, menurutnya pemimpin yang lahir dari gemblengan partai juga memiliki kepekaan hati dan memahami persoalan rakyat.

"Bagi PDI Perjuangan, pemimpin yang mumpuni itu lahir dari gemblengan kaderisasi partai, memahami hakekat persoalan rakyat dengan jawaban kebijakan yang akan diperjuangkannya. Pemimpin hasil gemblengan memiliki kepekaan hati untuk menjawab panggilan sejarah, serta membuat sejarah bagi masa depan," ucapnya.

"Pemimpin yang demikian dipersiapkan secara sistemik, memiliki kesadaran ideologi Pancasila yang kuat dan mendarah daging, memiliki kemampuan profesional yang handal sebagai pemimpin dan sosok yang rendah hati, serta berani mengambil tanggung jawab terhadap keputusan yang sulit sekalipun. Di dalam pemimpin spt itu memiliki energi perjuangan yang tdk pernah padam bagi dedikasi untuk kemajuan bangsa dan negara," sambungnya.

Lebih lanjut, Hasto setuju dengan pernyataan Jokowi soal jangan memilih pemimpin yang suka duduk di ruangan ber-AC. Dia menyebut pemimpin semacam itu cenderung tidak akan mengurus rakyat.

"Apa yang disampaikan oleh Pak Jokowi jangan pilih pemimpin yang hanya suka duduk diruang ber-AC sangat tepat. Sebab dipastikan pemimpin tersebut akan mudah masuk angin sehingga kerjanya bukan mengurus rakyat, namun lebih sibuk mencari obat tolak angin," ujarnya.

Hasto tidak menjelaskan siapa pemimpin yang dimaksud Jokowi. Namun, dia meyakini pemimpin yang disindir Jokowi adalah pemimpin yang jarang turun ke rakyat.

"Arahnya, jangan terlalu sering minum obat tolak angin, berarti kebanyakan di ruangan AC dan kurang turun di tengah rakyat," imbuhnya.***