Dua Jempol buat Bu Guru Ini, 13 Tahun Ngehonor Jalan Kaki 40 KM, Upah Rp 100 Ribu Ogah Pindah

(Dok: Instagram @daaitvindonesia ©2022 Merdeka.com)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Lika-liku perjuangan hidup ditempuh seorang wanita paruh baya bernama Sahari. Dia merupakan guru honorer dengan upah Rp100 ribu.

Setiap hari, ada tantangan tersendiri baginya untuk mengajar. Dia berjalan kaki puluhan kilometer.

Dikutip dari merdeka.com, Sahari menjadi salah satu bukti betapa perjuangan seorang guru demi anak didiknya begitu luar biasa. Selayaknya yang dikutip dalam sebuah video singkat milik akun Instagram @daaitvindonesia berikut ini.

Dalam video tersebut, Sahari mengungkapkan cerita yang dialaminya sehari-hari. Setiap harinya, Sahari harus menempuh perjalanan 40 kilometer dengan berjalan kaki.

Bukan perjalanan biasa, Sahari pun terpaksa melewati hutan belantara. Membahayakan diri merupakan suatu hal yang rela dilakukan setiap hari di tengah-tengah perjalannya ke tempat mengajar.

"Jalan kaki jauh-jauh, mana lagi lewat hutan, banyak binatang buas, tapi saya tetap bersabar. Insha Allah Tuhan yang melihat semuanya," ungkap Sahari.

Diberi Upah Rp100 Ribu

Sosok guru SDN 60 Bung yang berada di atas Gunung Tellue, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan tersebut merupakan potret ketulusan. Berjuang keras demi tiba di sekolah, setiap bulannya Sahari justru mendapat upah yang tak seberapa.

"Malu mengucapkan (penghasilan)," sebutnya.

Selama 13 tahun menjadi guru honorer, Sahari hanya mendapat upah sebesar Rp100 ribu setiap bulan. Namun, hal ini masih disyukuri sosok guru yang berusia tak lagi muda itu.

 

"Kalau dalam satu bulannya itu cuma Rp100 ribu per bulan," jelasnya.

Enggan Pindah

Mendapat tantangan luar biasa, Sahari justru tetap berusaha menjadi guru terbaik. Meski tak mudah dijalani, namun dia terus bertekad kuat menjadi seorang pendidik bagi anak-anak yang senantiasa menunggu kedatangan dirinya setiap hari.

"Apa yang membuat ibu terus memberikan pendidikan untuk anak-anak?" tanya presenter.

Suatu ketika, Sahari berniat untuk berpindah lokasi mengajar. Namun hal ini tak mendapat persetujuan murid-muridnya.

Mereka seolah enggan berpisah dengan sang guru terbaik. Lantaran hal itu, Sahari pun turut enggan berpindah tugas dan menetap di lokasi mengajarnya hingga saat ini.

"Kalau saya mengucapkan mau pindah, menangis semua murid-murid. Dia peluk saya lalu bilang ibu 'jangan pindah, kalau ibu pindah kita ini bagaikan ayam kehilangan induknya'," ungkapnya.

Banjir Air Mata & Dukungan

Kisah hidup Sahari demi mendidik para siswa turut membuat banyak orang merasa takjub. Dukungan pun senantiasa mengalir bagi sosok pahlawan tanpa tanda jasa dengan perjuangan luar biasa itu.

"Sehat selalu pahlawan tanpa tanda jasa," tulis akun @rezafitra11

"Pahala buat ibu. Semoga semua honorer atau pun yg lagi berjuang mendapatkan hak nya di ganti Allah yang lebih baik lagi berkah," tulis akun @putrianimau_

"Honorer itu ibaratkan relawan, profesi yang dibayar oleh pahala. Semoga berkah ya Bu hidupnya," tulis akun @ilhamkputra19

"Sehat selalu pahlawan tanpa tanda jasa," tulis akun @aprillianny.***