Kisah Kiai Masjkur Dampingi Jenderal Soedirman, Lolos Sergapan Belanda Saat Gerilya

(Dok: ©2022 Merdeka.com)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Kiai Masjkur dikenal sebagai salah satu sosok tokoh pejuang bersenjata pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari Agresi Belanda Tahun 1945. Kontribusinya dalam perang fisik melawan Belanda di antaranya mendirikan Laskar Hizbullah dan menjadi komando Laskar Sabilillah.

Melansir merdeka.com, Kiai asal Singosari, Kabupaten Malang itu memimpin dan memobilisasi kalangan ulama dan santri (pesantren). Dia berjuang bersama rakyat dalam pertempuran Surabaya, 10 November 1945. Saat itu, para pejuang dari berbagai lapisan, termasuk ulama dan santri, bersatu mengangkat senjata. Rakyat mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru saja diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Kiai Masjkur juga terlibat dalam perang fisik. Dia ikut serta bergerilya bersama Jenderal Soedirman. Dia setia mendampingi Panglima Soedirman selama gerilya di Trenggalek dan sekitarnya.

"Kiai Masjkur bersama Jenderal Soedirman, di mana beliau-beliau ini dikejar Belanda, dikejar sekutu siang malam, hendak dibunuh," terang Prof Mas'ud Said, yang pernah menjabat Anggota Penasehat Tim Pengusul Gelar Pahlawan Nasional untuk Kyai Masjkur.

Belanda Memburu Jenderal Soedirman

Mas'ud mendapatkan cerita dari seorang tokoh Ansor senior di Kabupaten Trenggalek. Salah satu cerita yang didapatkan adalah saat Kiai Masjkur lolos dari serangan Belanda.

"Suatu hari kelihatannya Belanda sudah mengetahui lokasinya. Para gerilyawan, termasuk Jenderal Soedirman dan KH. Masjkur pukul 12.00 malam sudah dimata-matai," kisahnya.

Diduga mata-mata sudah melaporkan lokasi keberadaan mereka ke Belanda. Sehingga tersebar kabar akan munculnya serangan. Masyarakat yang berpihak kepada pejuang, mengabarkan keberadaan pasukan Belanda.

 

"Karena ada juga pasukan beliau yang memata-matai Belanda, masyarakat juga melaporkan. Ini mau diserang jam 12.00 malam," kisahnya.

Kabur Menggunakan Rakit

Para gerilyawan saat itu, termasuk Jenderal Soedirman dan KH Masjkur berhasil meloloskan diri. Ssesaat sebelum pasukan Belanda membombardir persinggahan mereka. Pasukan menggunakan rakit yang terbuat dari pohon pisang untuk menyusuri sungai.

"Mereka ikut aliran sungai bersama pohon pisang yang dihanyutkan, sampai beberapa kilometer kemudian hilang, lokasinya terus dibom," tegasnya.

Kondisi Jenderal Soedirman selama massa gerilya dalam keadaan sakit dan harus ditandu oleh pasukannya. Upaya penyelamatan itu tentunya sangat dramatik demi lolos dari serangan.

"Dihanyutkan dan diseberangkan. Jadi ketika diserang lokasi persinggahan itu sudah tidak ada orangnya, hanya mungkin perbekalan yang tertinggal," kisahnya.

Resolusi Jihad

Sikap ulama tegas menolak penjajahan dan mendukung perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang baru diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Muncul Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang disampaikan Hasyim Asy'ari dari Pondok Tebuireng Jombang.

Ulama dan santri menggemakan panggilan berjihad menghadapi penjajah yang hendak kembali bersama sekutu. Paramiliter di kalangan ulama dan santri pun berkoordinasi dan dikerahkan di antaranya Laskar Hizbullah pimpinan Kiai Zainul Arifin (1909-1963), Laskar Sabilillah pimpinan Kyai Masykur dan Laskar Mujahidin pimpinan Kiai Wahab Chasbullah (1888-1971).

 

Laskar dari Malang, Jombang, Gresik Pasuruan bergerak menuju Surabaya guna saling menopang kekuatan. Mereka berkoordinasi dan berbagi wilayah pertahanan dengan pasukan lain.

"Terjadilah Perang 10 November itu tidak lepas dari suplai pasokan tentara-tentara Hizbullah," katanya.

Laskar Sabilillah dikomandani oleh KH Masykur mendapat tugas di sektor tengah garis kedua daerah sekitar Stasiun Gubeng dan Jalan Pemuda Surabaya. Kawasan tersebut menjadi daerah yang harus dipertahankan Laskar Sabilillah bersama Laskar Hizbullah dan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) Malang.

Laskar Hizbullah

Pemerintahan Presiden Joko Widodo melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan telah menetapkan Kyai Masykur sebagai Pahlawan Nasional pada 6 November 2019. Makam Kyai Masjkur berada di Komplek Makam Masjid Athohiriyah Bungkuk, Pagentan, Singosari, Kabupaten Malang.

Selain pernah terlibat dalam perjuangan fisik, KH. Masjkur juga berkontribusi dalam bentuk pemikiran. Dia pernah menjabat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) hingga Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). KH Masjkur berperan dalam kesepakatan soal dasar negara Indonesia.

"Pada 1945, Beliau membentuk Laskar Hizbullah. Laskar inilah juga kemudian merupakan elemen dari Peta (Pembela Tanah Air). Kemudian Peta itu salah satu unsur berdirinya Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang sekarang menjadi TNI," urainya.

KH Masjkur pernah menjabat sebagai Menteri Agama pada masa Presiden Soekarno. Dia pernah mendapat tugas menangkap Kartosoewiryo yang memberontak lewat Negara Islam Indonesia. KH Masjkur pernah menjabat Ketua Umum PBNU menggantikan Wahid Hasyim yang meninggal dunia pada April 1953.***

/////

Operasi Senyap Timsus Polres Bengkalis Bekuk 3 Kurir Sita 30 Kg Sabu: Mengaku Nelayan Transaksi di Tepi Pantai

Polisi paparkan pengungkap kasus peredaran narkotika di Bengkalis (DOK: Istimewa/detik.com)

JAKARTA (SURYA24.COM)JAKARTA - Polisi kembali mengungkap jaringan peredaran narkoba di Bengkalis, Riau. Sebanyak 30 Kg sabu disita dalam operasi senyap dan diamankan tiga kurir. K

Kapolres Bengkalis menyebut tim khusus (timsus) Satnarkoba Polres Bengkalis dan Bea Cukai menggagalkan penyeludupan narkoba pada Selasa 15 November 2022. Kasus terungkap sehari jelang penutupan Operasi Antik Polda Riau.

"Operasi penangkapan dilakukan berawal dari informasi petugas Bhabinkamtibmas Desa Sepahat. Diduga di Pantai Sepahat Desa Tenggayun sampai Desa Api-Api akan ada kegiatan mencurigakan yakni transaksi narkoba," kata Indra, dilansir detik.com, Senin (21/11/2022).

Kemudian Bhabinkamtibmas berkoordinasi dengan Satnarkoba dan melakukan upaya penyelidikan. Setelah diintai bersama Bea Cukai terdeteksi tanda-tanda akan adanya transaksi.

"Hasil selama kegiatan tersebut yaitu pada Selasa15 November 2022 pukul 23.50 WIB timsus melihat ada kegiatan warga di Desa Api-api yang mencurigakan saat turun dari pantai. Bahkan kondisi badan juga basah," kata Kapolres seperti dikutip dari laman detik.com..

Lalu tim mendekati dan mengintrogasi dua orang yang dicurigai. Kedua orang tersebut adalah MH alias Ata (29) dan HN (45) alias Iwan.

"Saat diamankan mereka mengaku baru saja selesai mencari ikan di laut sebagai nelayan. Namun tim di lapangan tidak begitu saja percaya," katanya.

Setelah diintrogasi, keduanya mengaku baru saja menyimpan sabu sebanyak 3 buah tas ransel yang berisi 30 bungkus sabu. Sabu ini disimpan di kamar mandi milik MH.

Kedua tersangka juga mengaku disuruh oleh HO yang berada di Kota Pekanbaru. Keduanya dijanjikan upah sebesar Rp 2,5 juta per bungkus sebelum dijemput oleh orang suruhan HO.

Berangkat dari informasi itu, Satnarkoba dan timsus melakukan pengembangan. Pelaku HO pun dibekuk dan digiring ke Bengkalis untuk pengembangan sampai tuntas.

"Sama dengan pelaku lain, HO alias Eman dalam kegiatan tersebut diperintah oleh L. Untuk HO mendapat upah Rp 150 juta agar mengamankan barang tersebut," katanya.

Selanjutnya kepada para tersangka akan dijerat pasal Pasal 114 (2) dan Pasal 112 (2) Jo Pasal 132 ayat (1) UU RI Nomor 35 Tahun 2009. Ketiganya teracam 20 tahun penjara.***