Kisah Misteri Keluarga Sardono, Sebelum Pandemi Diingatkan Mbah Sinem Lewat Mimpi, Apa Itu

(Dok: Pramono Estu)

JAKARTA (SURYA24.COM)-Mimpi itu dialami beberapa saat sebelum pandemi Covid-19. Sudah tiga hari lebih keluarga Sardono mengalami hal misterius lewat mimpi.

Sardono bermimpi tentang Mbah Sinem, neneknya yang telah meninggal.

Mbah Sinem menyuruhnya untuk pulang kampung secepatnya. Awalnya Sardono tak menghiraukan. Namun mimpi yang sama terulang lagi dan masih dengan hal yang sama selama 5 hari.

"Le, Ndang balio ning Jogja. Aja kesuwen Ning kene. Iku demi keselamatan keluwargamu. Ndang balio le," titah Mbah Sinem.

Ternyata bukan hanya Sardono, istrinya juga bermimpi tentang Mbah Sinem.

Di mimpi istrinya, Mbah Sinem memerintahkan mereka mengonsumsi minuman dari empon-empon seperti jahe, temulawak, dan sebagainya. Istrinya juga bermimpi sama selama 3 hari.

Mendengar hal itu, Sardono menjadi bingung tentang maksud dari mimpi tersebut. Akhirnya Sardono memilih mengikuti apa yang diminta Mbah Sinem.

Sardono minta izin perusahaan cuti 1 bulan dan segera pulang ke Jogja. Perusahaan mengizinkannya.

Keesokannya, mereka sampai di Jogja.

"Asaalamualaikum ibu."

"Waalaikumsalam. Walah wis sampai to, ayo masuk."

Sardono minta izin tinggal sementara di Jogja bersama keluarganya. Sardono juga menceritakan mimpi dari Mbah Sinem dan juga anaknya yang sakit.

"Itu artinya simbahmu sudah weling kamu. Ibu dulu juga pernah diwelingi lewat mimpi sewaktu gempa 2006 dulu. Beliau nyuruh ibu memindahkan tempat tidur dan mengambil surat-surat berharga. Dan sehari kemudian terjadi gempa."

"Jadi begitu Bu, tapi kenapa Simbah meminta untuk banyak mengonsumsi minuman empon-empon ya Bu?"

 

 

 

“Kalau itu, ibu juga tidak tahu. Tapi mungkin ada maksud tersendiri dari simbahmu. Dituruti saja.”

Seminggu mereka tinggal dan banyak mengonsumsi minuman empon-empon, seperti wedang jahe, teh serai dan lain-lainnya.

Keesokannya pemerintah mengumumkan status darurat akibat virus Corona. Jakarta menjadi tempat yang banyak terserang virus berbahaya tersebut.

Jumlah orang yang positif terinveksi virus di daerah Sardono bertambah drastis. Beruntung Sardono sudah pulang sebelum wabah itu merebak luas. Sardono akhirnya paham dengan mimpi dari Mbah Sinem.

Mbah Sinem rupanya ingin menyelamatkan nyawa keluarga Sardono. (Seperti dikisahkan Septa Berlianto di Koran Merapi) *