Takut Disunat, AG Warga Klaten Ini Kabur dari Rumah Eee 25 Tahun Baru Ditemukan Ibunya sampai Pingsan

(Dok:([Instagram])

JAKARTA (SURYA24.COM) -Seorang lelaki berinisial AG warga Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, akhirnya pulang ke rumah setelah 25 tahun kabur karena takut disunat. AG kabur dari rumah pada tahun 1998, saat dirinya masih SD dan berusia 13 tahun Pihak keluarga baru menemukan AG tahun ini, 2023, karena melihat video di YouTube. Kini, usia lelaki itu sudah 38 tahun.

Dikutip dari suara.com, ternyata, selama 25 tahun kabur dari rumah, AG hidup luntang-lantung di Pasar Kepek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kisah mengharukan itu viral di media-media sosial, Kamis (26/1/2023). Dalam video yang beredar, sang ibu yakni AM, sampai pingsan melihat anaknya pulang setelah 25 tahun kabur.

AM mengatakan, putranya itu kabur karena takut disunat tahun 1998. Pihak keluarga sudah mencarinya ke mana-mana tapi tak kunjung ditemukan.

“Dia takut disunat waktu itu, jadi kabur dengan teman sekampungnya. Kami sempat mencari ke Stasiun Balapan Solo, Brebes, sampai Jakarta, tidak juga ketemu,” kata AM.

Dia menjelaskan, keluarganya baru-baru ini melihat satu video yang tayang di YouTube.

Kanal YouTube itu memang spesialis menyebarkan berita orang hilang maupun ODGJ. Pihak keluarga saat itu mencurigai seorang lelaki dalam video tersebut adalah AG yang kabur 25 tahun silam.

Keluarga lantas mengontak YouTuber tersebut dan pergi ke Pasar Kepek Bantul untuk mencocokkan identitasnya.

Benarnya saja, orang yang ada di video YouTube itu ternyata AG. Selama puluhan tahun ini, dirinya hidup di Pasar Kepek Bantul.

Hal itu juga diungkap Mia, pedagang di Pasar Kepek Bantul. Dia mengatakan, sudah melihat AG sejak tahun 1998.

“Dia pertama kali kelihatan di pasar ini masih pakai seragam SD. Seragam Pramuka begitu,” kata Mia.

Dia menjelaskan, AG sejak muncul di pasar itu sudah disayang oleh para pedagang setempat. Sebabnya, kata Mia, AG dulu adalah bocah yang baik, jujur, dan suka menolong mereka. Sebagai imbalan, mereka yang memenuhi kebutuhan hidup AG.

Sarijati, pedagang setempat juga, mengatakan AG kini menderita penyakit diabetes sehingga luka-luka yang dideritanya susah disembuhkan.

“Kondisi kesehatannya juga menurun. Kami yang urus juga pengobatannya. Syukurlah sekarang dia sudah bisa kembali ke keluarganya,” kata Sarijati.

Seperti apa peristiwa yang dialami AG? Berikut deretan faktanya.

 

Pergi dari rumah saat berusia 10 tahun

Ibu AG, yakni Am meceritakan bahwa anaknya itu merupakan bungsu dari tiga bersaudara. Ia pergi dari rumah pada tahun 1998 karena takut disunat. Menurut Am, ketika itu usia AG baru sepuluh tahun.

Saat itu AG pergi tanpa pamit, meninggalkan rumah dengan teman sekampungnya. Setelah kepergian AG, pihak keluarga mengaku sudah mencarinya kemana-mana hingga ke stasiun kereta Solo Balapan, Brebes hingga Yogyakarta.

“Saya mencari ke mana-mana. Sampai Jogja, Stasiun Balapan Solo, serta Brebes. Saya dikuatkan bahwa suatu saat anak saya pasti pulang ke rumah,” kata Am di rumahnya,” katanya dihadapan awak media.

Hidup dengan para pedagang di Pasar Kepek Bantul

Sebelum AG ditemukan, salah satu pedagang Pasar Kepek menceritakan bagaimana pria asal Klaten itu pertama kali datang ke pasar.

Menurut Miya, salah satu pedagang di Pasar Kepek, saat pertama kali datang ke pasar, AG masih menggunakan baju pramuka.

Sejak itulah para pedagang pasar ikut merawatnya seperti keluarga sendiri. Mia mengatakan, AG merupakan orang yang jujur dan baik.

“Dari 150 orang pedagang pasar gak ada yang gak sayang, semua kompak rawat AG, dia anaknya baik dan jujur,” kata Mia.

AG kena penyakit, warga pasar kompak beri perawatan

Pedagang Pasar Kepek lainnya, Sarijati mengatakan, beberapa hari terakhir, AG mengalami sakit gula hingga bagian kakinya terluka.

Dalam kondisi yang demikian, lanjut Sarijati, para pedagang pasar tetap memerhatikan dan memberikan perawatan pada AG.

 

“Dari rumah saya biasanya bawa nasi. Sampai di pasar saya belikan sayur serta lauk tahu kesukaannya. Saya tunggu dia makan sampai minum obat,” kata Sarjijati.

AG ditemukan setelah keluarga tonton video dari YouTube

AG kembali ke rumah setelah sebelumnya para pedagang di Pasar Kepek kebingungan setelah mengetahui kondisinya semakin parah.

Salah satu warga pasar lainnya yang bernama Tri Pujasto sempat membawa AG ke Puskesmas, namun ia tidak memiliki tanda pengenai sama sekali seperti KTP dan lainnya.

Untuk itu, Tri menghubungi konten kreator Youtube yang terbiasa mengurusi ODGJ dan orang hilang. Video AG lalu diunggah ke YouTube dan seketika menjadi viral.

Pihak keluarga AG, terutama ibunya Am, baru menyadari orang yang ada salam video tersebut adalah anakya yang pernah kabur dari rumah 25 tahun lalu. Setelah mencocokan identitas dan memastikan itu benar AG, Am dan pihak keluarga membawanya ke rumah.

Ia pun mengucapkan banyak terima kasih pada para pedagang Pasar Kepek karena telah merawat anaknya selama ini.

“Alhamdulillah, senang banget matur nuwun banget. Anak saya sudah dirawat,” kata Am

AG pulang ke rumah, warga Pasar Kepek menangis terharu

Pedagang Pasar Kepek yang mengantarkan AG ke rumahnya berjumlah sekitar 20 orang. Mereka menumpangi tiga mobil dari Bantul menuju Klaten.

Para pedagang yang ikut mengantarkan AG ke rumahnya mengaku tak kuasa menahan tangis, karena terharu melihat pertemuan ibu dan anak yang sudah terpisah selama 25 tahun.***