Gara-gara Kencani PSK Bukan Wanita Tulen, Mahasiswa Nekat Lakukan Ini

(Foto/news.com.au)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Seorang mahasiswa asal Kolombia diadili di Mahkamah Agung New South Wales (NSW), Australia, Senin (13/2/2023) atas tuduhan membunuh seorang pekerja seks yang dia kencani pada Januari 2020. Dia mengaku membunuh setelah tahu bahwa korban sosok transgender , bukan wanita tulen. 

    Dalam sidang terungkap bahwa Hector Enrique Valencia (23) telah menulis surat kepada Jaksa Agung Christian Porter yang menggambarkan "malam kegilaan" di mana dia membunuh korban, Kimberley McRae (69). 

     Valencia mengaku bersalah dalam kasus ini, namun dia membantah memiliki niat membunuh korban. Valencia, yang merupakan mantan tentara Kolombia, berbicara dalam sidang untuk menjelaskan pertengkaran mematikan dengan McRae pada sore hari, 8 Januari 2020.

     Pengadilan mendengar kesaksian bahwa dia pertama kali melihat McRae ketika dia menemukan iklan online untuk layanan seksual seorang pirang berusia 38 tahun "MILF dengan payudara G-cup". Valencia kemudian menghubungi wanita itu melalui WhatsApp dan pergi ke flatnya di pinggiran pantai Coogee di Sydney setelah pukul 15.00 sore. 

     Dikutip dari sindonews.com, terdaka membayar korban uang tunai 100 dolar dan kemudian pergi ke kamar tidurnya, menanggalkan pakaiannya, dan duduk di tempat tidur. Sesaat kemudian, korban melakukan seks oral pada terdakwa sekitar 10 menit. Saat berbincang, lanjut Valencia dalam sidang, dia mulai mempertanyakan apa yang dikatakan pekerja seks itu kepadanya.

     “Saya mulai curiga bahwa orang tersebut mungkin transgender,” katanya. “Karena payudara dan penampilan fisiknya.” 

    Korban, menurut Valencia, membantah kecurigaan itu tiga kali. Namun, korban akhirnya mengakuinya ketika Valencia bertanya untuk keempat kalinya "dengan suara keras".

     “Saya merasa dibohongi dan saya mulai merasa kesal,” kata Valencia.

     Mahasiswa tersebut mengatakan kepada pengadilan bahwa dia kesal karena keyakinan agamanya menyatakan “tidak normal jika saya melakukan hubungan seksual dengan pria lain”. 

   Dia mengatakan kepada pengadilan bahwa dia memukul pekerja seks itu di perut dan kemudian di wajah saat dia masih telanjang. McRae kemudian mengambil lampu terdekat dan keduanya mulai berebut kabel listrik.

     "Saya takut dia akan mencekik saya dengan (kabel) lampu," kata Valencia.

    Menurut Valencia, mengatakan kabel putus dan mereka berdua jatuh ke lantai, di mana menjeratkan kabel ke leher korban hingga beberapa detik sampai korban berhenti melawan. 

    Seorang ahli medis sebelumnya bersaksi bahwa McRae meninggal karena kompresi leher. “Saya takut dan panik,” ujar terdakwa. 

    Terdakwa lantas mengambil seprai dari tempat tidur dan melemparkannya ke atas McRae. "Kalau-kalau dia sadar dan mencoba menyerang," ujarnya. 

    Terdakwa berdalih dia bertindak untuk membela diri, untuk menghentikan serangan korban terhadapnya. "Saya percaya saya membunuh pelacur itu...Saya tidak tahu apakah dia sudah mati tapi dia pasti mati setelah apa yang terjadi," tulis Valencia dalam sebuah pesan kepada seorang teman beberapa hari setelah kejadian.

     Dia mengaku memberi tahu dua temannya tentang pertengkaran mematikan itu dan terbesit untuk bunuh diri. Namun, dia tidak memberi tahu teman-temannya bahwa McRae adalah transgender. 

  "Saya tidak ingin mereka tahu ...bahwa saya bersama...seorang pria," kata Valencia di pengadilan. "Saya tidak ingin dipermalukan." 

   Terdakwa mengatakan dia tidak akan mengontrak layanan McRae jika dia tahu pekerja seks itu transgender. Valencia terbang ke Amerika Selatan tiga hari setelah McRae tewas, tetapi ditangkap dan diekstradisi kembali ke Australia untuk diadili. 

   Saat di penjara, pengadilan mendengar dia menulis surat, dengan bantuan dari anggota keluarga, kepada Jaksa Agung Christian Porter saat itu di mana dia menggambarkan konfrontasi fatal tersebut.

     "Saya seorang migran muda yang tidak tahu bagaimana menangani situasi yang tiba-tiba berubah dari malam penuh gairah menjadi malam kegilaan dan konfrontasi," tulis Valencia. Dia mengaku menggunakan kekuatannya sebagai mekanisme pertahanan ketika dia menjerat leher McRae dengan kabel lampu.

      Dia juga mengatakan kepada Jaksa Agung bahwa dia takut dideportasi atau menghadapi "rasa malu publik" atas perannya dalam kematian McRae. “Dalam kapasitas saya sebagai orang asing, saya juga takut dengan skandal,” tulisnya, seperti dikutip news.com.au.  Kendati demikian, surat itu dilaporkan tidak pernah dikirim.***