Hidayah Allah Membawa Pria Berwajah Gengster Ini Jadi Mualaf, Apa Itu?

(dok:liputan6.com)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Seperti mualaf adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memutuskan untuk masuk ke dalam agama Islam. Proses menjadi mualaf tidaklah mudah, terutama bagi mereka yang sebelumnya memiliki keyakinan dan budaya yang berbeda. Namun, setiap individu memiliki alasan dan cerita yang berbeda-beda dalam memilih agama Islam sebagai jalan hidup mereka.

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk memutuskan menjadi mualaf. Salah satunya adalah melalui proses belajar dan mencari informasi tentang agama Islam. Terkadang, ada juga orang yang memilih untuk menjadi mualaf karena memiliki teman atau keluarga yang sudah berada dalam agama Islam dan memberikan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

Proses menjadi mualaf dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari membaca dan mempelajari ajaran-ajaran Islam, mengikuti kelas-kelas agama, hingga menghadiri acara-acara keagamaan. Namun, proses menjadi mualaf tidak hanya sebatas mempelajari ajaran-ajaran agama, tetapi juga memahami dan menerima nilai-nilai yang terkandung dalam agama Islam.

Bagi sebagian orang, memilih menjadi mualaf mungkin sulit karena mereka harus melepaskan keyakinan dan budaya yang telah dipegang selama ini. Namun, setiap individu memiliki jalan hidup yang berbeda-beda dan proses menjadi mualaf dapat menjadi pengalaman yang sangat bermakna bagi mereka.

Saat seseorang memutuskan untuk menjadi mualaf, mereka akan diterima oleh umat Islam dengan tangan terbuka. Ada banyak komunitas dan kelompok-kelompok sosial yang dapat membantu dan mendukung proses peralihan ke dalam agama Islam. Umat Islam juga diwajibkan untuk membantu dan mendukung mualaf dalam mempelajari dan menjalankan ajaran Islam.

 

Menjadi mualaf bukanlah akhir dari perjalanan hidup, tetapi awal dari perjalanan yang baru. Seorang mualaf harus terus belajar dan meningkatkan pengetahuannya tentang agama Islam. Mereka juga harus menjalankan ajaran-ajaran Islam dengan baik dan menghadapi tantangan kehidupan dengan kesabaran dan ketenangan.

Mendengar Suara

Ya, hidayah bisa datang kepada siapa saja dan kapan saja. Seperti seorang pria yang menceritakan kisah spiritualnya, bagaimana dia terpanggil oleh tuntunan Allah, setelah bertahun-tahun hidup mencari ketenangan pikiran. Kisahnya itu diceritakan lewat video TikTok yang kemudian viral.

Seorang pria pemilik akun TikTok @mukagangster berbagi kisah hijrahnya masuk Islam atas dukungan sang ibunda tercinta. Ialah Muhammad Mikhael Sathayah, berwajah preman selalu berkaos singlet dan berjanggut.

Pria berdarah India itu menceritakan momen hijrahnya menggunakan bahasa Melayu di dalam video TikTok yang berdurasi 4 menit 36 detik. Videonya pun langsung menyentuh banyak perasaan orang hingga sudah ditonton 7,5 juta kali. Dalam video, menampilkan pula foto-foto transformasinya dari kecil hingga kini.

"Sepanjang hidup sejak kecil, kekosongan hati, jiwa ini mencari arti hidup, 'mengapa aku tidak seperti orang lain'. Saya mencoba untuk mengisi kekosongan tetapi rasa sakitnya semakin memburuk. Dari luar terlihat sukses, berhasil, tapi hatiku sakit," ucapnya dalam video TikTok, dikutip Liputan6.com dari Siakap Keli, Senin (27/3/2023).

Suatu hari, ia mendengar sebuah suara yang konon menjadi titik awal untuk menemukan agama yang benar. Namun, Muhammad Mikhael tetap tidak mau menerima hingga ia merasa percaya diri dan memutuskan untuk memeluk Islam.

"Suatu pagi, suara yang indah terdengar, 'Aku menciptakanmu, tapi aku memberikan ini padamu. Terima saja," ceritanya.

Mikhael sempat bertanya-tanya apa maksud dari perkataan suara tersebut. Ia pun penasaran dengan jawaban dari pernyataan tersebut. Dalam gumamnya ia merasa tahu, namun belum berani untuk menerimanya.

 

"Saya mencari dunia, mengejar dunia. Hari demi hari, hatiku semakin kosong, jiwaku semakin gelap. Mencari jiwa yang hilang, mengapa saya datang ke sini?" lanjutnya.

Sampai akhirnya ia mendapat jawaban dan langsung memberitahukan itu ke ibunya. "Bu, saya ingin masuk Islam. Ibu terdiam, terkejut setelah itu dia tersenyum dan mengatakan yang sebenarnya. Terima kasih ibu, terima kasih telah menerima saya," jelasnya.

Menerima atas keputusan yang diambil

Pria bermuka gangster itu juga mengatakan bahwa ibunya menerima kritik dari orang lain setelah dia masuk Islam.

"Berbagai kritikan yang diterima ibu saya, sampai ada (orang) yang mengatakan tidak punya anak lagi, anak-anaknya sudah meninggal. Ada juga yang bilang hidupku begini karena mama terlalu memanjakanku... bukan bu, mama orang baik," ungkapnya.

Namun, kritikan dari orang lain tidak memutuskan kasih sayang antara ibu dan anak itu. Mikhael menjelaskan bahwa sang ibu justru semakin tenang dan selalu bersamanya. Bahkan, sang ibu memberikannya sajadah dan menemani ke masjid.

"Terimakasih Bu, meskipun kita berbeda agama, Bu tunggu di luar masjid. Saya tidak peduli dengan percakapan kerabat dan siapa pun, saya menerima saya," jelasnya dengan kesedihan.

Muhammad Mikhael juga menegaskan bahwa ia sangat mencintai ibunya. Sang ibu adalah segalanya baginya.

Beli rumah di sebelah ibu

Cintanya yang kuat kepada sang ibu membuatnya membeli rumah di sebelah ibunya. Meski berbeda agama, namun perasaan tidak pernah berkurang dan berbeda.

"Saya bisa membeli rumah di sebelah rumah ibu saya, karena saya tidak ingin meninggalkannya. Rezeki karena bisa bertetangga dengan ibu, rezeki Allah," ujarnya.

Mikhael kemudian mengatakan bahwa dia dalam keadaan sangat tenang dan jiwanya tidak kosong seperti sebelumnya. Ia merasa memiliki banyak dosa sehingga dia berpuasa sepanjang tahun padahal Islam melarang hal tersebut, berpuasa setiap hari.

Katanya, dia melakukan itu karena ingin menghapus dosanya kepada Sang Pencipta. "Hidayah milik Allah," katanya sebelum mengakhiri video.

Muhammad Mikhael juga menambahkan, ibunya merasa sedih karena ia belum menemukan jodoh. Ia pun meminta masyarakat mendoakannya agar keluarga calon istrinya bisa menerima kesalahannya.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan menjadi mualaf adalah keputusan pribadi yang diambil oleh setiap individu. Proses menjadi mualaf mungkin berbeda-beda bagi setiap orang, tetapi setiap perjalanan tersebut pasti memiliki cerita yang unik dan berharga. Bagi umat Islam, menjadi mualaf bukanlah tentang memperoleh jumlah pendukung yang lebih banyak, tetapi tentang membantu orang untuk menemukan jalan hidup yang benar dan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat.***