Einstein Benarkan Dahsyatnya Malam Lailatur Qadar

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Albert Einstein adalah seorang fisikawan terkenal yang lahir pada tahun 1879 di Ulm, Jerman. Dia dikenal sebagai bapak relativitas dan salah satu tokoh terbesar dalam sejarah sains.

Pada tahun 1905, Einstein mengeluarkan tiga makalah penting yang mengubah pemahaman kita tentang alam semesta. Makalah pertama mengusulkan bahwa energi dan massa adalah setara (E=mc²), yang kemudian dikenal sebagai hukum relativitas khusus. Makalah kedua membahas gerakan Brownian, membuktikan keberadaan atom, dan menjelaskan sifat partikel-partikel yang sangat kecil. Makalah ketiga adalah tentang efek fotoelektrik, di mana ia menjelaskan bagaimana foton berinteraksi dengan materi.

Pada tahun 1915, Einstein mengeluarkan teori relativitas umum, yang mengubah pemahaman kita tentang gravitasi. Menurut teori ini, ruang dan waktu membentuk satu kesatuan, dikenal sebagai ruang-waktu, dan benda yang massanya sangat besar, seperti planet dan bintang, menekuk ruang-waktu di sekitarnya, yang menghasilkan gaya gravitasi.

Selain itu, Einstein juga bekerja pada teori kuantum dan mencoba untuk menyatukan teori relativitas dan kuantum, yang disebut teori relativitas umum kuantum. Namun, dia tidak berhasil menyelesaikan teori ini sebelum kematiannya pada tahun 1955.

Teori Einstein

Terlepas sebagai bapak fisika modern, lantas bagaimana pandangan terkait malam lailatul qadar adalah malam yang mulia dan memiliki nilai yang sama dengan 1000 bulan. Malam ketika Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril.

Malam yang selalu dikaitkan dengan malam ganjil pada akhir bulan Ramadhan itu sangatlah dahsyat karena Jibril dengan para malaikat lain turun ke bumi dan membawa keberkahan dari Allah.

Lantas, apakah dahsyatnya malam lailatul qadar bisa dijelaskan dengan sains? Simak ulasannya sebagai berikut.

Malam Turunnya Malaikat

Dikutip dari merdeka.com, Islam mengatakan bahwa malam lailatul qadar adalah malam yang mulia. Semua ibadah yang dilakukan di malam itu memiliki bobot 1000 bulan, selain itu, dosa-dosa manusia juga diampuni oleh Allah.

Selain itu, malam lailatul qadar adalah malam ketika Jibril turun ke bumi bersama dengan iring-iringan para malaikat lainnya. Mereka mendoakan manusia yang mengingat Allah.

“Apabila tiba Lailatul Qadar maka malaikat Jibril turun ke dunia bersama iring-iringan para malaikat dan akan berdoa bagi orang yang berdiri atau duduk mengingat Allah SWT (sibuk ibadah).

Sifat Manusia dan Malaikat

Manusia adalah makhluk yang memiliki massa jenis. Manusia diciptakan oleh Allah memiliki hawa nafsu. Membutuhkan makan, minum, dan berhubungan seksual.

Berbeda dengan malaikat. Malaikat diciptakan dari cahaya. Malaikat tidak membutuhkan makan, minum, dan nafsu lainnya.

Dalam ceramah di Channel Youtube Yapsi Darul Amal mengatakan bahwa berpuasa adalah cara manusia untuk bisa memiliki sifat seperti malaikat. 

“Manusia ketika berpuasa dia berusaha untuk meneladani sifat malaikat. Ketika ada kesamaan dalam sifat, para ulama mengatakan di antara ciri kita bersama adalah salah satunya harus mempunyai kesamaan,” ujar penceramah.

Lailatul Qadar dan Teori Einstein

Malam lailatul qadar ditandai dengan turunnya Jibril dan malaikat lainnya ke dunia. Apabila hal ini dikaitkan dengan sains, maka Einstein pun memiliki rumus yang sangat populer di kalangan ilmuwan.

Dalam rumus fisika mengatakan bahwa apabila manusia yang bermassa jenis kemudian bergabung dengan cahaya maka akan melahirkan sebuah energi yang dahsyat.

“Ketika kita, manusia, yang terbentuk dari massa jenis yang kalau kita simbolkan dengan rumus fisika dengan M, kemudian bergabung dengan cahaya maka akan lahir kekuatan yang sangat besar dan sangat dahsyat,” lanjutnya.

Dahsyatnya Lailatul Qadar

Hal itu juga sama artinya jika digunakan untuk memahami malam lailatul qadar. Allah berfirman bahwa ibadahnya orang pada malam lailatul qadar itu sama pahalanya dengan ibadah selama 83 tahun 4 bulan.

“Karena pada malam itu, para malaikat berbondong-bondong turun, ke muka bumi ini dan apabila malaikat yang terbuat dari cahaya itu turun dan berinteraksi dengan manusia maka akan melahirkan kualitas energi yang luar biasa,” lanjut sang penceramah. Wallahu a'lam bish-shawab.****