Pasangan Wanitamu Memiliki 1 dari 10 Ciri Ini, Apakah Selingkuh Menurun di Dalam Keluarga?

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Dilansir Complete Case (14/1/2022), sebuah survei tahun 2020 terhadap 1.282 individu berstatus menikah yang dilakukan oleh Institute for Family Studies menunjukkan bahwa perempuan cenderung berselingkuh dua kali lebih sedikit (10%) daripada pria (20%). Namun, dengan bertambahnya usia, persentase tersebut berubah.

Perempuan mungkin lebih jarang berselingkuh daripada pria, tetapi menurut Anna Khmara—seorang pelatih transformasi hidup dan hubungan bersertifikat—mereka melakukannya dengan lebih "rapi".

Dikutip dari merdeka.com, ada berbagai alasan mengapa perempuan berselingkuh dari pasangan resmi mereka. Masalahnya, apakah Anda dapat menentukan perempuan mana yang akan berselingkuh dan wanita mana yang bakal setia? Apakah ada ciri umum dari perempuan yang berselingkuh?

1. Perempuan Rendah Diri yang Selalu Butuh Validasi

Mengharapkan validasi dari orang lain adalah hal yang normal. Namun, jika seseorang selalu butuh validasi dari orang lain, Anda perlu waspada.

Salah satu ciri paling umum dari perempuan yang cenderung berselingkuh adalah selalu mencari pengakuan dari orang lain. Beberapa studi menduga kalau selingkuh adalah cara untuk menghindari depresi dan kecemasan ketika seseorang tidak mendapatkan validasi konstan atas "nilai" diri mereka dari orang lain.

 

Bagi perempuan rendah diri yang haus validasi, pengakuan dari orang baru lebih penting daripada pasangan tetap mereka. Pasalnya, mereka punya kebutuhan untuk merasa diinginkan orang lain. Sementara afeksi konstan dari pasangan tidak lagi terasa istimewa.

2. Perempuan yang Sering Berbohong

Menurut Jason Gale, pakar komunikasi dan hubungan, berbohong adalah perilaku umum bagi semua manusia. Namun, bagi orang yang suka berselingkuh, berbohong adalah bagian penting dalam hidupnya.

Kebiasaan berbohong adalah salah satu ciri umum dari wanita yang berselingkuh yang harus Anda perhatikan. Perempuan yang berselingkuh sering kali berbohong tentang hal-hal kecil, menambahkan banyak detail yang tidak perlu atau bahkan tidak masuk akal.

Walaupun begitu, ada kalanya sifat pembohong tidak bisa dideteksi dengan mudah. Seorang pembohong yang terampil dapat membuat cerita yang dapat dipercaya. Mereka bisa saja cerdik dalam merajut kebohongan yang terdengar logis, menggunakan bahasa tubuh yang sesuai, serta memilih intonasi yang tepat untuk menghindarkan diri dari kecurigaan.

3. Perempuan Tipe Pencemburu yang Mudah Menuduh Pasangan Berselingkuh

Cemburu bisa jadi memang tanda cinta, tapi cemburu berlebihan juga bisa menandakan rasa rendah diri berlebihan dan kecenderungan untuk berselingkuh.

Salah satu ciri perempuan yang cenderung berselingkuh adalah pencemburu akut. Ia mudah menuduh pasangan berselingkuh tanpa bukti.

Wanita yang tidak setia meyakini semua orang berselingkuh seperti dirinya. Pemikiran ini membuat mereka insecure dalama hubungan. Jadi, mereka mungkin sering mengatakan kalau takut diselingkuhi pasangan.

4. Perempuan yang Menyebut Dirinya Bukan Orang Baik atau Tidak Cukup Baik untuk Pasangannya

Jika seorang perempuan mengatakan bahwa dia bukanlah orang yang baik atau tidak pantas untuk mantannya, percayailah ucapannya. Perempuan yang cenderung berselingkuh mungkin mengatakan hal-hal seperti "Aku tidak pantas untukmu" atau "Kamu jauh lebih baik dariku."

Kalimat-kalimat tersebut ia anggap sebagai bentuk peringatan kepada calon pasangannya. Jika di masa depan ia berselingkuh, hal ini akan menjadi pembenaran baginya.

5. Perempuan yang Punya Banyak Teman Pria dan Sering Menghabiskan Waktu Bersama Mereka

Salah satu kebiasaan utama peselingkuh adalah suka menghabiskan waktu dengan teman dari lawan jenis. Sebuah studi mengungkapkan bahwa persahabatan dengan lawan jenis selalu diwarnai ketertarikan, meskipun kadarnya tidak selalu besar. Oleh karena itu, terjadinya hubungan romantis hanya masalah waktu.

Persahabatan tanpa romantisme di antara perempuan dan laki-laki memang ada, tetapi normalnya orang lebih suka menghabiskan waktu dengan pasangan mereka dibandingkan sahabat dari lawan jenis. Oleh karena itu, perempuan yang berselingkuh mungkin lebih suka hangout dengan teman prianya daripada dengan pasangan resminya.

6. Manipulatif dan Suka Gaslighting

Apa itu gaslighting? Singkatnya, ini adalah perilaku di mana orang yang berbuat salah justru balik menyalahkan orang yang disakitinya. Ini juga salah satu sifat yang umum dimiliki peselingkuh.

Orang yang mudah berselingkuh punya kecenderungan untuk memanipulasi pasangan dan memutarbalikkan fakta melalui konflik verbal. Mereka mudah marah kepada pasangan karena alasan-alasan yang sepele atau bahkan tak masuk akal.

 

Mereka juga kerap menyalahkan pasangan jika ada yang tidak berjalan lancar dalam hubungan. Sebenarnya, ini adalah taktik 'pengalihan isu' untuk mencegah isu perselingkuhan dibahas.

7. Perempuan Narsisistik

Penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang narsis berlebihan lebih cenderung berselingkuh dalam hubungan jangka panjang. Bisa dibilang, selingkuh adalah sifat bawaan mereka.

Kebahagiaan dan kepentingan diri sendiri adalah hal paling utama bagi si narsis. Karena itulah, mereka cenderung berpikir kalau mereka layak "memiliki segalanya". Salah satu hal yang kerap mereka inginkan adalah kepuasan instan dalam sebuah hubungan.

Orang-orang seperti ini biasanya tidak peduli dengan perasaan orang lain. Mereka bahkan sering tak berusaha menutupi perselingkuhan yang dilakukan, karena bagi mereka itu bukan masalah besar.

8. Perempuan yang Mudah Bosan dan Suka Petualangan

Salah satu hal yang bisa diketahui dari seseorang yang sering berselingkuh adalah mereka menggilai petualangan dan tidak tahan dengan kehidupan yang "tak beriak". Jika pasangan tidak bisa menyesuaikan diri, mereka kerap mencari hiburan di luar.

 

Perempuan berjiwa petualang yang suka berselingkuh biasanya tidak berencana untuk meninggalkan pasangan resminya. Mereka cuma tertarik pada keseruan dan gairah baru dari hubungan terlarang.

Jika memungkinkan, orang seperti ini akan memilih open marriage atau open relationship seperti orang-orang barat dewasa ini. Namun, karena hal itu sulit dilakukan di tengah masyarakat konservatif, mereka akan melakukannya dengan sembunyi-sembunyi. Salah satu caranya adalah dengan menutup rapat kehidupan personal dari orang lain. Orang terdekat tak ada yang tahu. Calon selingkuhan juga tak bakal curiga.

9. Sudah Pernah Berselingkuh

Penelitian tahun 2017 terhadap orang-orang yang sering berselingkuh menunjukkan bahwa orang yang sudah berselingkuh dalam hubungan sebelumnya memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk berselingkuh dalam hubungan selanjutnya.

Studi tersebut juga menggambarkan beberapa ciri kepribadian serial cheater. Beberapa di antaranya adalah selalu bergantung secara emosional kepada orang lain, minder, suka mencoba hal baru, dan tidak menyukai komitmen.

 

Jika seseorang telah berselingkuh lebih dari sekali, Anda harus berhati-hati. Hal ini juga menunjukkan kurangnya penyesalan dalam diri si pelaku. Masalahnya, tidak banyak orang mengakui kalau mereka pernah berselingkuh saat PDKT.

10. Dianggap Dingin atau Tidak Perhatian oleh Mantan-Mantannya

Ciri lain dari seorang wanita yang rawan berselingkuh adalah sifat yang kurang empati. Jika perempuan yang Anda sukai pernah curhat kalau ia sering dituduh "dingin" atau "kurang empati" oleh mantan-mantannya, Anda harus berhati-hati.

Sherry Gaba, LCSW mengatakan kepada Psychology Today kalau ciri utama seseorang dengan empati rendah adalah kurangnya perhatian dan penghargaan terhadap orang lain. Orang seperti ini biasanya tidak perhatian terhadap kondisi emosional atau kebutuhan batin pasangan mereka.

Demikian beberapa ciri perempuan yang rawan berselingkuh menurut psikologi. 

Selingkuh Menurun di Dalam Keluarga?

Ketika seseorang yang berselingkuh diketahui memiliki anggota keluarga yang melakukan hal serupa, publik sering menyimpulkan secara sepihak kalau ini adalah perilaku yang sudah mendarah daging dalam keluarga tersebut. Namun, apakah kegemaran berselingkuh benar-benar menurun dalam keluarga?

Apakah ada faktor genetik yang berkaitan dengan kecenderungan untuk tidak setia? Apakah "hobi" selingkuh adalah perilaku yang dipelajari anak dari orang dewasa di sekitarnya?

Berikut ini penjelasan para psikolog tentang kecenderungan untuk berselingkuh dalam keluarga.

Survei: Setengah dari Orang-Orang yang Selingkuh Memiliki Anggota Keluarga yang Melakukan Hal Serupa

Dilansir Bustle (7/5/2014), situs kencan untuk orang yang sudah menikah, Illicit Encounters melakukan polling terhadap 2.000 penggunanya yang ada di Inggris. Hasilnya menunjukkan kalau setengah dari pria yang tidak setia memiliki anggota keluarga (dari pihak laki-laki) yang juga berselingkuh.

Hasil polling yang sama juga menunjukkan sekitar tiga perempat wanita yang tidak setia melaporkan bahwa mereka memiliki anggota keluarga (dari pihak perempuan) yang juga berselingkuh.

Pada tahun pertama saat mulai berselingkuh, para pria pengguna Illicit Encounters telah serong sebanyak 2,5 kali, sementara para wanitanya berselingkuh sebanyak tiga kali dalam periode waktu yang sama.

 

Melalui statistik umum yang mencakup berbagai bentuk perselingkuhan (termasuk kencan semalam perjalanan dinas), para peneliti menduga kalau pria cenderung berselingkuh karena ada kesempatan. Sementara itu, para wanita berselingkuh dengan sengaja karena tidak bahagia dalam pernikahan atau memiliki orangtua yang rumah tangganya tidak harmonis.

Anak dari Orangtua yang Selingkuh Punya Kecenderungan Tak Setia Dua Kali Lebih Tinggi

Dilansir Talk Space (15/2/2020), hasil penelitian di Journal of Family Issues menunjukkan kalau anak yang memiliki orangtua yang berselingkuh memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk melakukan hal serupa. Walaupun begitu, perlu digarisbawahi kalau kecenderungan berselingkuh bisa dipicu trauma masa kecil atau penyebab lain.

Menurut psikolog klinis dan penulis buku Parents Who Cheat: How Children and Adults are Affected When Their Parents are Unfaithful, Ana Nogales perselingkuhan orangtua dapat berdampak terhadap perilaku anak di masa depan. Tumbuh di tengah orangtua yang berselingkuh juga berdampak pada cara anak memandang hubungan asmara. Hal ini juga berdampak pada kemampuan mereka untuk mempercayai pasangan.

 

Hasil penelitian Nogales menunjukkan bahwa 75% anak merasa dikhianati terus-menerus oleh orangtua yang berselingkuh, 80% mengatakan bahwa perselingkuhan membentuk pandangan mereka tentang romansa dan hubungan, sementara 70% mengatakan kalau perselingkuhan orangtua mempengaruhi tingkat kepercayaan mereka pada orang lain.

Selingkuh adalah Perilaku yang Dipelajari Anak dari Orang Dewasa di Sekitar

Menurut artikel yang dilansir Insider (8/10/2018), para pakar berpendapat kalau manusia bisa menyerap perilaku dari orang dewasa yang membesarkan mereka. Salah satunya adalah kecenderungan untuk berselingkuh.

Psikoterapis klinis berlisensi, Dr. LeslieBeth Wish menyatakan bahwa perselingkuhan dapat menjadi perilaku maladaptif. Maksudnya, ini adalah perilaku yang berkembang sebagai respons negatif terhadap perasaan tidak bahagia dalam hubungan. Perilaku ini juga bisa "diserap" dari orangtua, kakak, pengasuh, atau anggota keluarga lainnya.

"Sebagai seorang anak, Anda melihat bagaimana wali Anda mengatasi kecemasan, depresi, dan ketidakbahagiaan mereka," kata Wish. "Jika ibu Anda makan berlebihan, atau ayah Anda menyelingkuhi ibu Anda, Anda melihat perilaku tersebut, Anda melihat suasana hati orang tua Anda, dan tanpa sadar Anda belajar untuk menirunya sebagai cara mengelola perasaan."

Peneliti Menduga Kecenderungan Selingkuh Berkaitan dengan Gen "Penggila Sensasi"

Para ilmuwan menduga bahwa hasrat untuk berselingkuh berkaitan dengan polimorfisme reseptor dopamin DRD4, juga dikenal sebagai gen "penyuka sensasi". Gen satu ini juga dikaitkan dengan kecanduan alkohol dan judi.

Sebuah studi tahun 2010 yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Binghamton, New York menemukan bukti bahwa peserta yang memiliki jenis gen DRD4 tertentu lebih cenderung untuk berselingkuh.

Peneliti utama, Justin Garcia merekrut 181 orang dewasa muda. Peserta diminta untuk mengisi kuesioner tentang perilaku seksual mereka, serta memberikan sampel DNA yang akan diuji untuk menentukan variasi DRD4 dalam DNA mereka.

Menurut temuan tim yang dipublikasikan di jurnal PLOS One, semua orang memiliki DRD4. Makin banyak jumlahnya, makin besar kecenderungan seseorang untuk mencari sensasi. Sensasi ini bisa didapat dari banyak hal, salah satunya adalah selingkuh.

Garcia mengatakan kalau fenomena ini berhubungan dengan pelepasan dopamin atau hormon kebahagiaan. Normalnya, manusia tertarik pada aktivitas yang membuat mereka merasa senang. Walaupun begitu, orang-orang yang memiliki gen DRD4 tertentu ini membutuhkan lebih banyak rangsangan daripada orang kebanyakan.

"Orang dengan gen DRD4 membutuhkan lebih banyak rangsangan untuk merasa puas," kata Garcia.

'Bakat' Selingkuh Belum Tentu Pasti Selingkuh

Berdasarkan hasil studi Garcia, tampaknya memang ada beberapa orang yang punya kecenderungan lebih besar untuk berselingkuh. Namun, karena terbatasnya bukti ilmiah untuk mendukung klaim ini, para ahli menyarankan agar publik tidak mudah berasumsi orang yang "berbakat" selingkuh sudah pasti bakal berselingkuh.

Penulis Out of the Doghouse, Robert Weiss, MSW mengatakan bahwa gen "penggila sensasi" tidak membuat seseorang pasti gagal menolak impuls terhadap hal-hal seperti judi, alkohol, atau perselingkuhan.

"Banyak orang memiliki kecenderungan genetik terhadap alkoholisme, tetapi hanya sebagian kecil yang menjadi alkoholik karena ada banyak faktor lain yang berperan (lingkungan, kehendak diri, pengalaman hidup, ketahanan terhadap krisis, dll)," kata Weiss. "Hal yang sama berlaku untuk kecenderungan genetik terhadap perselingkuhan dan seks bebas; ada faktor-faktor lain yang berperan. Terlepas dari genetika kita, kita memiliki kebebasan berkehendak ketika datang ke perilaku seksual. Kita selalu memiliki pilihan."

Nah semoga artikel ini bermanfaat.***