Usai Covid-19 Kini Gilran Varian Eris yang Melonjak Berikut Gejala dan Penyebab Penyebarannya

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- COVID-19 telah menjadi salah satu pandemi global paling menghancurkan dalam sejarah manusia. Virus SARS-CoV-2, yang menjadi penyebab COVID-19, telah menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan mengakibatkan jutaan kematian serta dampak kesehatan, sosial, dan ekonomi yang tak terhitung. Sejak awal pandemi, virus ini telah mengalami berbagai mutasi yang memicu munculnya berbagai varian. Salah satunya adalah varian Eris, yang menjadi sorotan dalam upaya penanganan pandemi. Artikel ini akan membahas tentang COVID-19 varian Eris, mengenali mutasi virus, dan tantangan yang dihadapi dalam menghadapinya.

Apa itu Varian Eris?

Varian Eris merupakan salah satu varian dari virus SARS-CoV-2, yang menyebabkan COVID-19. Varian Eris telah mengalami serangkaian mutasi genetik yang mengubah beberapa bagian protein virus. Mutasi ini dapat memengaruhi cara virus berinteraksi dengan sel manusia dan meningkatkan kemampuannya untuk menular atau menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.

Perlu diketahui bahwa virus terus mengalami mutasi secara alami saat menyalin dirinya dalam tubuh manusia atau hewan. Sebagian besar mutasi tidak signifikan dan tidak mengubah karakteristik virus secara dramatis. Namun, ada kemungkinan bahwa mutasi tertentu dapat membuat virus lebih menular, lebih mematikan, atau mengurangi efektivitas vaksin dan terapi.

Karakteristik Varian Eris

 

Setiap varian memiliki karakteristik unik berdasarkan mutasi yang dimilikinya. Varian Eris juga tidak terkecuali. Beberapa karakteristik yang telah diamati pada varian ini meliputi:

Kecepatan Penularan: Varian Eris diduga memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi daripada varian sebelumnya. Ini berarti varian ini dapat dengan mudah menyebar di antara populasi yang rentan dan dapat menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 dalam waktu singkat.

Kerentanan pada Imunitas: Beberapa varian, termasuk varian Eris, telah menunjukkan kemampuan untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia yang sebelumnya telah terinfeksi atau divaksinasi. Ini dapat menyebabkan orang yang sebelumnya pulih dari COVID-19 atau telah divaksinasi menjadi rentan terhadap infeksi ulang.

Gejala yang Berbeda: Beberapa laporan mengindikasikan bahwa varian Eris dapat menyebabkan gejala yang berbeda dari varian sebelumnya. Meskipun gejalanya mungkin mirip, tingkat keparahan dan jenis gejala yang muncul dapat berbeda.

Tantangan Menghadapi Varian Eris

Varian Eris menimbulkan beberapa tantangan serius dalam upaya penanganan pandemi COVID-19:

 

Kecepatan Penyebaran: Tingkat penularan yang lebih tinggi pada varian Eris dapat menyebabkan lonjakan kasus yang cepat. Ini dapat mengakibatkan tekanan besar pada sistem perawatan kesehatan dan meningkatkan risiko infeksi pada populasi yang rentan.

Efektivitas Vaksin: Beberapa varian, termasuk varian Eris, telah menunjukkan pengurangan dalam efektivitas vaksin yang ada. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa vaksin yang sebelumnya efektif mungkin menjadi kurang efektif dalam melindungi terhadap infeksi varian Eris.

Perubahan Strategi Penanganan: Varian Eris mungkin memerlukan penyesuaian strategi penanganan COVID-19. Misalnya, pemerintah mungkin harus mempertimbangkan kembali kebijakan lockdown, pembatasan sosial, dan peningkatan upaya pelacakan kontak untuk mengendalikan penyebaran virus.

Kepatuhan Protokol Kesehatan: Menghadapi varian Eris, penting bagi masyarakat untuk tetap patuh terhadap protokol kesehatan yang dianjurkan, seperti menggunakan masker, menjaga jarak fisik, mencuci tangan secara teratur, dan mendapatkan vaksinasi.

Alami Lonjakan 

Mengutip cnnindonesia.com, virus corona penyebab Covid-19 varian Eris memicu lonjakan kasus di Inggris. Lonjakan kasus per 27 Juli lalu bahkan meningkat hingga 200 ribu kasus.

Para ahli berpendapat masyarakat saat ini banyak melakukan aktivitas di dalam ruangan tanpa ventilasi udara. Hal ini bisa menyebabkan lonjakan kasus.

Bukan hanya itu, imunitas warga yang semakin menurun gara-gara vaksinasi yang sudah lama tidak dilakukan juga mendukung lonjakan kasus.

Selain itu, subvarian dari Omicron EG.5.1. yang kemudian diklasifikasi sebagai varian Eris juga disebut jadi biang kerok lonjakan kasus infeksi virus corona di Inggris.

Mengutip The Independent, berdasarkan penemuan Zoe Health Study, gejala subvarian ini sebenarnya mirip dengan Omicron. Tapi, sesak napas, hilangnya indera penciuman, hingga demam bukan lagi gejala utama yang akan muncul pada setiap pasien.

Untuk lebih jelasnya, berikut gejala yang timbul akibat varian Eris:

- sakit tenggorokan,

- pilek,

- hidung tersumbat,

- bersin,

- batuk berdahak,

- sakit kepala,

- suara serak,

- nyeri otot,

- perubahan indera penciuman,

- batuk kering.

Demikian beberapa gejala yang mungkin bisa dialami pasien yang terpapar Covid-19 varian Eris.

Gara-gara Barberheinmer?

Seperti diketahui bBaru-baru ini subvarian Covid-19 kembali muncul. Varian Covid-19 turunan dari Omicron EG.5.1. yang kemudian dikenal dengan Covid Eris picu kasus di Inggris.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan, varian Eris merupakan satu dari tujuh kasus Covid-19 terbaru di negara itu. Varian ini berasal dari Omicron dan telah menyebabkan kasus melonjak hingga 200 ribu pada Juli.

Semula kasus Covid-19 di Inggris hanya sekitar 606.656 kasus per 4 Juli. Namun pada 27 Juli, kasus Covid-19 meningkat menjadi 785.980 mengutip Independent.

para ahli berpendapat, peningkatan kasus ini terjadi karena kekebalan tubuh yang semakin memudar terhadap Covid-19. Selain itu, banyaknya aktivitas di dalam ruangan juga jadi pemicu Covid-19 Eris meningkat di Inggris.

Demam Barberheinmer, istilah untuk demam film Barbie dan Oppenheimer dianggap berkontribusi terhadap meningkatnya kasus Covid-19 di Inggris. Sebab, orang-orang melakukan aktivitas yang cukup lama di dalam ruangan bioskop yang tertutup untuk menyaksikan dua film ini.

Tetapi, Ahli virologi di Universitas Warwick, Lawrence Young mengatakan meningkatnya kasus Covid-19 di Inggris kemungkinan terjadi karena sejumlah faktor.

Terlalu lama berada di ruangan, seperti di bioskop bisa saja jadi penyebab. Tapi tetap ada faktor lain yang juga jadi pemicu Covid-19 Eris meningkat di Inggris.

"Kemungkinan terjadi karena kekebalan tubuh semakin berkurang. Karena sudah lama sejak orang menerima vaksin hal ini juga didukung oleh berada di ruangan dengan ventilasi yang minim cukup lama," kata dia.

Varian Eris merupakan turunan dari Omicron. Peringatan untuk varian ini muncul pertama kali pada 3 Juli seiring dengan meningkatnya kasus di sejumlah negara. Tapi varian ini baru mulai diklasifikasikan pada 31 Juli lalu di Inggris.

Mengutip Times of India, tidak ada gejala khusus yang berbeda antara covid Eris di Inggris dengan varian Covid-19 lainnya. Gejala-gejala yang muncul untuk Covid-19 Eris yang menyebabkan kasus meningkat di Inggris umumnya seperti sakit kepala, demam, hingga pilek.

Kesimpulan

Varian Eris adalah salah satu varian dari virus SARS-CoV-2 yang telah mengalami mutasi dan memiliki karakteristik unik. Tantangan dalam menghadapinya meliputi kecepatan penyebaran, efektivitas vaksin, perubahan strategi penanganan, dan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Upaya global dalam memantau, mendeteksi, dan merespons varian-varian virus secara cepat dan efektif sangat penting untuk mengendalikan pandemi COVID-19 secara menyeluruh dan melindungi kesehatan masyarakat.***