KISAH Pilu Siswi Yatim Piatu Siswi SMA, Pakai Seragam SMP Jalan Kaki 14 Km

f kompas Kisah Leni (15), seorang anak yatim piatu di Kabupaten Wakatobi, rela berjalan kaki ke sekolahnya sejauh 14 kilometer.

 JAKARTA (SURYA24.COM) - Pendidikan adalah fondasi bagi perkembangan individu dan masyarakat. Untuk mencapai keberhasilan dalam dunia pendidikan, semangat dan kegigihan memainkan peran yang sangat penting. 

Semangat adalah dorongan internal yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan, sedangkan kegigihan adalah kemampuan untuk tetap fokus dan tekun meskipun dihadapkan pada kesulitan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pentingnya semangat dan kegigihan dalam proses belajar.

Semangat adalah api internal yang membara, mendorong seseorang untuk mencapai impian dan tujuan mereka. Tanpa semangat, belajar akan menjadi tugas yang monoton dan tanpa makna. Motivasi internal ini memungkinkan seseorang untuk mengatasi rintangan, menjaga fokus pada tujuan, dan mengatasi kelelahan mental. Ketika seseorang memiliki semangat yang kuat, mereka cenderung lebih tekun dalam mengejar pengetahuan. 

Begitu juga yang dialami siswi satu ini meski keterbatasan ekonomi tidak membuat dia hilang semangat untuk mengenyam pendidikan.

Setiap Hari Berjalan Kaki Belasan Kilometer

Kisah siswi SMA di Wakatobi Sulawesi Tenggara (Sultra) bernama Leni (15) yang setiap harinya berjalan kaki untuk ke sekolah.

Tak tanggung-tanggung, Leni harus menempuh jarak 14 Kilometer (Km) untuk bersekolah.

Meski sudah duduk di bangku SMA, namun Leni masih menggunakan seragam SMP untuk sekolah.

Bukan tanpa sebab, hal itu terjadi karena keterbatasan biaya yang dimiliki oleh keluarga Leni.

Kisah Leni (15), seorang anak yatim piatu di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, rela berjalan kaki ke sekolahnya sejauh 14 kilometer.

Diketahui, Leni warga Wakatobi merupakan siswi yang menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Wangiwangi.

Kisahnya menyita perhatian lantaran tak menyurutkan semangatnya demi menggapai cita-citanya.

Meskipun ia harus menempuh jarak jauh ke sekolah. Leni justru mengaku tidak merasa minder atau pun malu kepada teman-temannya karena ke sekolah berjalan kaki.

Menurutnya, kebiasaan jalan kaki itu sudah dilakukannya sejak masih duduk dibangku SD.

 

"Saya tidak minder dengan teman-teman lain.Saya dari SD sudah berjalan kaki," kata Leni dilansir dari Kompas.com, Selasa (7/11/2023).

Leni rupanya memiliki cara sendiri agar ia tidak telat ke sekolah meski jarak dari rumahnya cukup jauh.

Leni, siswi SMA di Wakatobi setiap harinya berjalan kaki 14 kilometer untuk ke sekolah.

Leni, siswi SMA di Wakatobi setiap harinya berjalan kaki 14 kilometer untuk ke sekolah. Pakai seragam SMP meski sudah duduk di bangku SMA.

Supaya tidak terlambat, Leni yang masuk siang, mulai berjalan kaki dari rumahnya di dusun Langgaha Baru, Desa Wungka, Kecamatan Wangiwangi Selatan, sekitar pukul 10.00 wita.

"Saya mulai pergi ke sekolah jam 10.00 Wita, tiba sekitar jam 12.00. Kalau pulang jam 4 atau jam 5 (sore) tapi tiba di rumah sudah mau maghrib," ucap Leni.

 

Disisi lain, Kedua orangtua Leni sudah meninggal dunia sejak Leni masih di sekolah dasar, sehingga ia bersama kedua adiknya yang masih kecil.

Ditambah lagi sang paman kemudian meninggal dunia. Leni dan kedua adiknya pun tinggal bersama dengan neneknya yang sudah lumpuh dan stroke.

Untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, Leni saling bahu membahu dengan kedua adiknya dengan kerja jadi buruh bangunan dan Leni menjual kelapa.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Wangiwangi, Yuwono mengatakan, sejak awal masuk SMA, Leni menggunakan seragam SMP-nya.

"Maka kami dari guru bermaksud untuk mengumpulkan sedekah Jumat dan kami akan berikan pakaian seragam. Kemudian teman-teman kelasnya dengan rasa iba mengumpulkan sumbangan dan sumbangan itu diberikan kepada Leni di rumahnya," kata Yuwono.

Yuwono menjelaskan, Leni termasuk anak yang cerdas dan pintar sehingga Leni ditempat di kelas unggulan di sekolahnya.

 

"Ia kalau ke sekolah tidak pernah terlambat. Hanya kalau pulang, dia tiba di rumahnya sudah habis maghrib," ungkap Yuwono.

Sementara itu di lain sisi, publik juga menyoroti kisah Ridho, bocah SD yang harus berjuang untuk menyambung hidup di tengah kerasnya kehidupan.

Meski usianya masih sangat muda yakni 12 tahun, Ridho harus jualan pentol di pinggir jalan sampai malam hari.

Ridho terkadang harus luntang-lantung di jalan bila tak dapat uang.

Sehari-harinya, ia dagang pentol di depan Kantor Kelurahan Putat Jaya, Surabaya.

Dia berharap ada saja masyarakat yang ingin membeli dagangannya.

Ridho, bocah SD yang jualan pentol hingga larut malam di Surabaya.

Ridho, bocah SD yang jualan pentol hingga larut malam di Surabaya.

 

Ridho tetap terlihat ceria dan bersemangat meski kondisinya berbeda dengan anak lain.

Kisahnya Ridho viral di media sosial setelah diunggah di akun TikTok @ayokulineryuk, Rabu (1/11/2023).

Awalnya pemilik akun @ayokulineryuk melihat sebuah gerobak bertuliskan 'Pentol Gisel' di pinggir jalan.

Ia pun menghampiri gerobak pentol itu dan akan membelinya.

Akan tetapi, ia tidak melihat penjual pentol di sekitar gerobak.

Hanya ada seorang bocah mengenakan kaos putih tengah duduk sembari memainkan ponsel.

Kemudian, pria yang perekam video itu bertanya keberadaan pentol itu.

Rupanya bocah yang berdiri dihadapannya mengaku bahwa dirinya penjual pentol gisel itu.

"Dek, yang jualan mana?" tanya perekam video

 

"Saya (yang jualan)," jawab bocah yang diketahui bernama Ridho.

"Loh, kamu yang jualan?" tanya perekam video lagi.

Ridho ternyata murid SDN Gadel II di Surabaya. Bocah 12 tahun itu setiap harinya berjualan pentol di depan Kantor Kelurahan Putat Jaya, Surabaya.

Ia berjualan sendirian dari pukul 17.00-21.00 WIB. Ridho mengaku pekerjaannya demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiayai sekolah.

Pada perekam video, Ridho mengaku orang tuanya sudah berpisah.

"Orang tuamu ke mana, kok sampai jualan?" tanya perekam video.

"Sudah cerai," jawabnya sembari tersenyum.

Meski dalam kondisi sulit, namun Ridho tetap terlihat ceria.

Hal ini terbukti dari senyumnya yang selalu merekah saat berbincang dengan perekam video. Tutur bahasa Ridho pun sopan.

 

Sikap Ridho itu pun mencuri perhatian publik dan banyak yang memujinya.

Kini, video Ridho itu telah ditonton lebih dari 6,3 juta kali dan ribuan komentar warganet.

@ari***. yg lain broken home milih hidup suram,,salah pergaulan lha ini bocil milih menatap masa depan cerah, sehat sllu dek ya moga laris manis daganganya.

@pacc***. dia jualan pun rapih menurut aku, rambut ga kusut, badannya bersih semoga selalu dilancarkan ya dek cari uangnya, bisa jadi orang sukses.

@elm***. loh arek Iki ,ini temannya ankku dlu sering main ke kost ku main SM ankku kdng depan rumah, anaknya emng baik murah senyum nyapaan anknya.

@mel***. vibesnya positip banget..ceria..tulus. Insya Allah calon pemimpin masa depan.

@win***. tonggoku iku mas...korban perceraian. ***