WASPADA! 131 Anak di Indonesia Terkena Gagal Ginjal Misterius

Ilustrasi (Dok:iStock/AgFang)

JAKARTA (Surya24.com)  - Sebanyak 131 anak di Indonesia dilaporkan terkena gagal ginjal akut misterius (acute kidney injury of unknown origin) sepanjang tahun 2022. Data ini didapat dari laporan teranyar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada Selasa (11/10).

Tren kasus dilaporkan sempat memuncak pada September lalu dan ter(Surya24.com) mulai mengalami penurunan pada Oktober ini.

 

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI Eka Laksmi Hidayati mengatakan bahwa angka tersebut didapatkan berdasarkan laporan dari 14 cabang IDAI di daerah, dengan total kasus kumulatif sebanyak 131 kasus.

"Di Agustus ada 35 kasus, [pada] September sebanyak 71 kasus, dan Oktober hingga tanggal 11 ini ada 9 kasus. Mudah-mudahan menurun dan hilang," kata Eka, dalam konferensi pers bersama IDAI, Selasa (11/10).

Dia menyebut rata-rata pasien berusia di bawah 5 tahun. Namun, beberapa pasien di DKI Jakarta berusia 8 tahun. Tak cuma itu, di luar DKI Jakarta juga dilaporkan pasien berusia belasan tahun.

Pasien datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi kurang lebih seragam. Mereka mengalami demam, batuk, pilek, diare, dan muntah. Pasien juga dilaporkan mengalami penurunan intensitas buang air kecil dalam sehari atau bahkan tidak sama sekali.

"Anak-anak ini tidak mengalami sakit perut. Anak-anak ini bukan mengalami sumbatan dalam aliran buang air kecil. Tapi memang ginjalnya tidak memproduksi air seni. Kami pasang kateter, tapi kering. Kami melihat USG enggak ada urine, sumbatan," jelasnya dikutip cnnindonesia.com.

Saat dicek secara detail di laboratorium, pasien mengalami peradangan di banyak organ, termasuk pada hati. Terjadi juga gangguan pada sistem darah seperti masalah kekentalan darah hingga darah yang menggumpal.

Sejauh ini, investigasi IDAI belum memberikan titik terang. Eka mengatakan bahwa IDAI sudah mencari berbagai panel infeksi, baik bakteri maupun virus, lalu swab tenggorok, swab rektal (anus). Namun, tidak ada temuan hasil yang sama sehingga tidak bisa disimpulkan.

IDAI pun mengimbau orang tua untuk memantau kondisi anak, terutama menyoal intensitas buang air kecil. Orang tua diharapkan segera memeriksakan anak ke rumah sakit jika menemukan volume urine anak menurun atau anak tidak buang air kecil sama sekali.***.