Ini Dia Kisah Mistis, Mengembalikan Pusaka Warisan ke Gunung Lawu di Malam Satu Suro

Ilustrasi gunung di malam hari (dok: pixabay)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Kisah mistis dalam pendakian gunung selalu menjadi cerita tersendiri yang menarik dan seru untuk disimak.

Kali ini ada cerita horor pendakian gunung, diceritakan oleh seorang pendaki yang dimuat di kanal youtube Kembara Sunyi yang dikutip Suara Soreang pada 11 Oktober 2022.

Kisah misteri pendakian gunung ini berdasar pengalaman seorang pendaki, sebut saja namanya Alfian yang mendaki sebuah gunung di Ngawi-Jawa Timur.

Melansir suara.com, gunung yang didaki dalam penuturan kisah ini adalah gunung Lawu. Sudah banyak diketahui bahwa Gunung Lawu merupakan gunung yang terkenal angker.

Gunung Lawu lekat dengan kisah mistis dan pantangan-pantangan yang menyertainya. Hampir setiap gunung termasuk Lawu terdapat beberapa pantangan yang harus dipatuhi semua orang yang hendak mendaki.

Dari banyaknya pantangan itu, salah satunya adalah jumlah pendaki jangan ganjil. Walaupun baru sekadar mitos, orang yang akan mendaki gunung hendaknya melakukan adab-adab yang baik selama digunung.

Kisah Alfian yang akan diceritakan kali ini adalah tentang pendakian gunung dengan jumlah orang dalam rombongan pendakinya ganjil yakni 5 orang.

Rombongan Alfian diceritakan mulai mendaki gunung Lawu ini bertepatan pada malam satu suro dengan melalui jalur via candi ceto, salah satu jalur menuju puncak Lawu.

 

Diketahui, Sebelum hari keberangkatan tiba, dalam suatau malam Alfian sempat mendapatkan mimpi yang terkesan nyata.

Mimpinya itu tentang dirinya yang tiba-tiba berada di puncak Gunung Lawu tepatnya berada di tugu puncak Lawu, dalam mimpinya disatu sisi ia merasa senang cuman anehnya dalam mimpi tersebut dia tidak membawa perbekalan mendaki ia cuman membawa satu bendera.

warna bendera yang ia bawa berwarna kuning, entah mengapa dalam mimpinya Alfian ada keinginan untuk mengibarkan bendera kuning itu di puncak gunung.

Saat Alfian terbangun ia tidak mengetahu maksud dari mimpi tersebut, namun setelah mendapat mimpi itu, Alfian jatuh sakit. Bahkan sakit yang Alfian derita membuat ia mengurungkan niat untuk mendaki Lawu. Bahkan sudah disampaikan ke teman-temannya.

 

Satu hari menjelang malam satu suro, dalam tidurnya Alfian kembali bermimipi, dalam mimpinya Alfian tiba-tiba berada disebuah tempat yang dikelilingi bekas reruntuhan candi, disana ia bertemu seorang kakek-kakek dan tiba-tiba kakek-kakek tersebut memberi sebuah pusaka keris kepadanya.

Dalam penuturannya kakek tersebut bilang bahwa pusaka keris itu harus Alfian kembalikan kepadanya digunung lawu, jika Alfian ingin segera sembuh dan pulih.

Saat terbangun tiba-tiba kondisi Alfian membaik, bahkan kelihatan bugar, saat itu pula ia mengabarkan teman-temannya memutuskan untuk ikut gabung kembali mendaki gunung Lawu.

 

Alfian selalu ingat dengan mimpinya yang ia alami, bahkan mimpi terakhir tentang diberikannya sebuah pusaka keris oleh seorang kakek-kakek.

Alfian teringat tentang pusaka itu, bahwa ia sendiri memilikinya, sebuah keris pemberian bapaknya secara turun temurun yang diberikan dari kakeknya. Ia pun berencana membawa pusaka keris itu dalam pendakiannya.

Hari pendakian tiba, ia bersama kelima temannya berangkat ke Lawu via candi ceto, tidak banyak orang yang mendaki, malahan terlihat sepi.

Tidak ada kejadian yang aneh selama perjalanan awal, namun ketika petang tiba, dalam satu momen dalam perjalanan, Alfian selalu mendapati sosok seorang perempuan berkebaya zaman dulu, menampaki diri terhadap Alfian.

Anehnya sosok perempuan itu tidak disadari oleh teman-teman alfian yang lain. Sosok perempuan itu bermimik wajah dengan ekpresi yang datar, bahkan ketika malam tiba dia selalu mengamati rombongan Alfian dari kejauhan.

Keseokan harinya menuju puncak, Alfian melewati sebuah tempat yang sama persis dengan mimipinya beberapa waktu lalu, yakni tanah lapang banyak dikelilingi batu disekitarnya mirip reruntuhan candi.

Sontak Alfian ingat bahwa ia tengah membawa sebuah pusaka keris yang ia niatkan untuk disimpan disini selepas turun dari puncak Lawu.

Singkat cerita saat turun dari Lawu, Alfian kembali melewati daerah tadi, ia menyuruh teman-temannya untuk berjalan duluan. Afian memutuskan untuk berhenti sebentar di salah satu sudut dekat sebuah batu.

Alfian kemudian bersila mengeluarkan pusaka keris yang ia bawa dan menyimpan keris tersebut disela-sela batu. Tiba-tiba suasana menjadi sunyi. Sosok perempuan yang berkebaya yang selalu mengikuti Alfian kembali menampakan diri bersamaan kabut tipis gunung datang.

Ekpresi wajah sosok perempuan tadi berbeda dari biasanya, ia menampakn wajah dengan tersenyum tidak datar lagi.

Saat Alfian memeriksa kembali keris yang ia simpan, Alfian kaget keris tadi yang ia simpan di sela-sela batu sudah hilang lenyap bersamaan sosok perempuan tadi hilang melambaikan tangan ke arah Alfian.

Saat itu Alfian meyakini bahwa keris warisannya yang ia dapat secara turun temurun adalah berasal dari gunung Lawu. Ketika Pusaka Keris itu Alfian pegang, ternyata mahluk penunggu Lawu meminta untuk dikembalikan oleh Alfian.***

Sumber: Youtube Kembara Sunyi