Ternyata Virus Penyebab Polio di Aceh Sama dengan Kasus di AS dan Inggris

Ilustrasi (dok: iStockphoto/Danai Jetawattana)

JAKARTA (SURYA24.COM)  - Seorang anak di Kabupaten Pidie, Aceh dinyatakan terkena polio. Anak ini mengalami lumpuh layu mendadak yang memang menjadi gejala utama polio.

Kenapa kasus polio bisa muncul kembali, padahal Indonesia telah dinyatakan sebagai negara bebas polio sejak beberapa tahun lalu?

Melansir cnn Indonesia.com, mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama mengatakan temuan satu pasien polio tidak menggugurkan status bebas polio di Indonesia. Sebab, virus yang menyebabkan anak di Pidie ini mengalami polio adalah virus yang berbeda dengan polio sebelumnya.

"Jadi Indonesia tetap bebas polio. Virusnya beda. Kalau yang sebelumnya itu jenisnya wild poliovirus (WPV), sekarang ini yang hasil mutasinya," kata Tjandra dalam diskusi Meet The Expert yang digelar Kementerian Kesehatan secara daring, Jumat (25/11).

 

Singkatnya, polio yang terjadi saat ini disebabkan oleh Circulating vaccine-derived poliovirus type 2 (cVDPV2). Virus ini, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), adalah jenis virus polio yang bermutasi dari jenis yang semula terkandung dalam vaksin polio oral (OPV).

 

Virus ini disebut sama dengan yang menyebabkan kasus polio di Amerika Serikat dan Inggris.

OPV mengandung virus polio hidup yang dilemahkan yang bereplikasi di usus untuk jangka waktu terbatas. Saat dimasukkan ke dalam tubuh, OPV akan mengembangkan kekebalan dengan membangun antibodi.

Tapi, virus ini bisa keluar dari tubuh melalui feses. Jika lingkungan kotor, maka virus bisa menyebar dan menulari anak lain, terutama yang belum mendapatkan imunisasi.

Oleh karena itu, Tjandra menyebut bahwa lingkungan yang menerapkan budaya hidup bersih penting diterapkan. Terutama, tidak buang air besar sembarangan seperti di sungai atau di kebun.

Dia juga mengimbau masyarakat untuk memenuhi imunisasi. Bukan hanya imunisasi polio, tapi imunisasi untuk penyakit lainnya.

"Imunisasi sangat penting. Bukan hanya melindungi anak Anda, tapi juga semua anak di lingkungan Anda," katanya.***