Joman Curiga Presiden Jokowi Dihantui Rasa Takut Jelang Jabatannya Berakhir: Bilang Ada Relawan yang Menciptakan Jokowi jadi Monster

Dok: rmol

JAKARTA (SURYA24.COM) - Jelang berakhirnya masa jabatan menjadi Presiden, Joko Widodo mulai melibatkan relawan. Hal itu dianggap sebagai adanya rasa ketakutan yang menghantui Presiden Jokowi. Padahal, Jokowi dulu bilang bahwa dirinya adalah pemimpin yang tidak punya beban.

Begitu yang disinggung oleh Ketua Umum (Ketum) Relawan Jokowi Mania (JoMan), Immanuel Ebenezer alias Noel di acara diskusi publik Ngopi Dari Sebrang Istana dengan tajuk "Menelisik Zona Nyaman Jokowi" yang diselenggarakan oleh Lembaga Survei KedaiKOPI di Amaris Hotel Juanda, Jalan Ir. H. Juanda nomor 3, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu sore (4/12).

Mengutip rmol.com, Noel mengatakan, dulu dirinya bangga dengan apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi yang menyatakan bahwa Jokowi merupakan pemimpin yang tidak punya beban.

"Nah kalau pemimpin tidak punya beban, dia tidak akan punya ketakutan apapun terhadap apa yang dia lakukan berkaitan dengan kebijakan, policynya. Artinya ketika kita melihat kemari-kemari, saya khawatir presiden jangan-jangan punya ketakutan, saya gak tau ketakutannya di mana," ujar Noel.

Noel mengaku, dirinya memiliki rasa kebanggaan terhadap Presiden Jokowi yang pernah menyampaikan hal tersebut. Karena artinya, Jokowi tidak takut dengan siapapun.

"Tapi belakangan ini saya melihat kaya ada ketakutan jadinya. Ditambah lagi relawan-relawannya yang begitu mengkhawatirkan untuk demokrasi," kata Noel.

Apalagi kata Noel, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto sudah mengkritik Jokowi soal acara di GBK, bahwa Jokowi bukan tipikal presiden yang memobilisasi, tetapi presiden yang turun ke bawah atau blusukan-blusukan.

"Artinya partai pengusungnya sudah melakukan kritikan lah ya terhadap gaya presiden, kedua gaya mobilisasinya relawan-relawan, ketiga ada banyak hal yang menurut partai pendukungnya itu sudah tidak sesuai, saya lihat ini even Jokowi atau even relawan yang paling terburuk yang pernah saya lihat, dan saya rasakan di antara semua," pungkas Noel.

Dalam acara ini, dihadiri langsung oleh tiga narasumber lainnya, yakni Pengamat Politik Universitas Padjajaran Kunto Adi Wibowo, Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa, dan Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti, serta moderator Venna Kintan, dan turut dihadiri oleh Pendiri lembaga survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio alias Hensat.

Tetap Kritis

Dibagian lain, tetap kritis terhadap kebijakan Presiden Joko Widodo, Ketua Umum (Ketum) Relawan Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer alias Noel menyebut ada relawan yang membuat Jokowi menjadi monster.

Hal itu diungkapkan Noel di acara diskusi publik Ngopi Dari Sebrang Istana dengan tajuk "Menelisik Zona Nyaman Jokowi" yang diselenggarakan oleh Lembaga Survei KedaiKOPI di Amaris Hotel Juanda, Jalan Ir. H. Juanda nomor 3, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu sore (4/12).

Mengutip rmol.com, awalnya, Noel menjawab soal ketidakhadirannya di acara relawan Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Sabtu (26/11). Noel mengaku, dirinya diundang dua hari sebelum acara.

"Saya nggak ngerti maksud undangannya apa, ingin menghina atau mau melibatkan saya. Karena saya kan sudah tereliminasi di kelompok relawan Jokowi, karena memang ada beberapa pandangan politik saya terkait dengan penolakan saya terhadap tiga periode," ujar Noel.

Noel mengaku, relawan Jokowi banyak macamnya, ada relawan Nusantara Bersatu dan Musyawarah Rakyat (Musra). Akan tetapi, Noel bilang bahwa relawan Jokowi sudah tidak ada lagi.

"Karena mereka sibuk dengan tadi disampaikan Hensat tadi soal, satu sibuk mencari uang buat event, yang satu mencari uang lewat event, dan dengan gerilya-gerilya politik, yang satu juga sibuk juga untuk menciptakan Jokowi menjadi monster politik," kata Noel.

Noel pun menyinggung soal pernyataan yang disampaikan oleh Benny Rhamdani yang menyatakan "siap tempur" saat berbincang di hadapan Presiden Jokowi.

"Dia (Benny Rhamdani) menyampaikan kita nih banyak pak, kita siap tempur, nah saya heran seorang pejabat publik pendukung Jokowi bicara kuantiti, harusnya dengan presiden bicara kualitas dong. Kemudian coba pakai bahasa-bahasa kata diksi tempur. Siapa yang mau ditempuri? Kedua, kita tidak pada posisi kampanye. Dengan dua itu ya akhirnya kita beda pandangan lagi," jelas Noel.

"Jadi, menurut saya seandainya ditanya, relawan Jokowi masih ada gak? Ya masih. Masih ada yang nyari duit, masih ada yang nyari jabatan, masih ada yang ngejilat, kalau ditanya masih? Ya masih jawabannya," pungkas Noel.***