Waduh, Muncul Tudingan Perampokan Walkot Blitar Cuma Drama, Begini Komentar Warganet?

(Dok:Fima Purwanti/detikJatim)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Komplotan perampok rumah dinas Wali Kota Blitar, Jawa Timur, belum tertangkap setelah sepekan berlalu. Di tengah perburuan pelaku, banyak komentar miring dari publik yang menuding perampokan itu hanya drama.

Asumsi 'hanya drama' ini berkembang ketika banyak kejanggalan yang disampaikan polisi kepada publik terkait perkembangan penyidikan. Seperti gerak-gerik pelaku perampokan yang seakan di rumahnya sendiri. Kemudian juga pelaku memakai atribut ASN.

Dikutip dari detik.com, lalu makin berkembang lebar ketika Wali Kota Santoso mengaku uang pribadinya sebanyak Rp 400 juta digasak perampok. Padahal uang itu akan dipakai untuk membayar utang kampanye. Testimoni Wali Kota Santoso itu menampik pengakuannya sendiri yang tidak mau kasusnya dikaitkan dengan politik.

Komentar miring ini banyak beredar di media sosial. Seperti akun Instagram @bhoncel*** yang berkomentar. "Pehh, blitar kok melu-melu drama ki pie to (kenapa blitar kok ikutan drama ini bagaimana)," komentarnya di akun @radiopatria yang menampilkan video pernyataan Santoso seperti dilansir detikJatim, Sabtu (17/12/2022)

Komentar lainnya datang dari akun @cnk**. "Tenang-tenang iki sekedar pembuatan film yang gagal, ke depan akan lebih baik lagi" tulisnya.

Video pengakuan Santoso yang diunggah, Senin (12/12), itu telah disukai sebanyak 27.187 warganet. Sampai hari ini masih banyak warganet yang menuliskan komentar senada. Mereka menilai, kasus perampokan rumdin Walkot Blitar ini sebatas drama.

Terkait komentar miring itu, polisi enggan menanggapinya terlalu dalam. Polisi lebih memilih berfokus memburu para pelakunya.

"Ya, silakan saja berkomentar, bebas, apa saja. Tapi yang pasti kepolisian serius dalam menyidik kasus ini," tegas Kapolresta Blitar AKBP Argowiyono kepada detikJatim, Sabtu (17/12/2022).

Argo menambahkan penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan kepolisian tentunya berdasarkan data dan bukti yang ada, bukan berdasarkan persepsi.***