Kisah Seram Sarijan Penjual Bakmi Jawa Tik Tok, Keliling Malam Hari, Ada yang Tak Mengizinkan Lewat, Siapa Dia?

(Dok: Pramono Estu)

JAKARTA (SURYA24.COM) - "Tok, tik…tok. Tok tok tok, tik tok tik tok…..!" Tahun tujuh puluhan bunyi itu khas penjual bakmi jawa keliling di kampung-kampung setiap malam.

Aku masih ingat penjual yang lewat di kampungku bernama Sarijan, ia asli Wonosari Gunungkidul.

Sarijan sampai di rumahku sekitar pukul setengah sepuluh malam, bahkan bisa jam sebelas, tergang banyak sedikitnya pembeli di jalan.

Kebetulan setelah lebih dua minggu tak jualan, tiba-tiba jam setengan tujuh Pak Sarijan sudah berhenti di jalan dekat rumahku, suara tik toknya terdengar keras.

"Kok hampir dua minggu nggak jualan, Pak?" tanyaku.

"Hiya, pulang," jawabnya.

"Tapi tumben jam setengah tujuh sudah nyampe sini?" tanyaku lagi.

Pak Sarijan tak segera menjawab.

"Lho, kenapa?"

Pak Sarijan pun menceritakan kejadianya, "Kalau nggak salah, malam Selasa, dua minggu yang lalu," tukasnya sambil menyiapkan anglo serta meletakan wajan di atasnya.

Sambil memasak pesananku dan keluargaku, Pak Sarijan menceritakan kejadianya.

Malam itu ketika sampai kampung beda kecamatan dengan kampungku, baru masuk kampung berhenti dan hendak membunyikan tik-tok, ternyata agak jauh tampak samar ada juga yang membunyikan tik-tok, suaranya jelas terdengar.

Saya pikir ada penjual lain, namun ketika aku lanjutkan perjalanan, dan berhenti dan hendak membunyikan tik-tok lagi, di depan agak jauh, ada yang membunyikan dahulu, sebelum saya membunyikan.

"Hem, lalu siapa?" tanyaku.

Pak Sarijan menggeleng, "Nggak tahu," jawabnya.

Kemudian ia melanjutkan, "Kejadan itu terus berlanjut hingga tengah malam, saya menjadi takut, walau tak melihat yang menakutkan, hanya suara itu yang saya dengar.

Mungkin orang lain tak mendengarnya, karena tak ada yang keluar dari rumahnya.

Hari itu dagangan saya utuh, saya tak berani melanjutkan, karena takut jika terjadi apa-apa," terang Pak Sarijan serius.

Sambil memberikan piring sudah tersaji mie godhog yang masih kemebul, "Setelah saya tanyakan kepada orang pintar, dia nggak mau menjelaskan yang sebenarnya terjadi," ungkapnya.

"Hanya saya tidak diizinkan jualan di wilayah itu," lanjutnya mengakiri ceritanya. (Seperti dikisahkan Umiles di Koran Merapi) *