Kisah Tokoh Komunis Kembali Memeluk Islam Jelang Akhir Hayat, Siapakah Dia?

Ilustrasi (Dok:net)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Dalam politik, Proklamator Mohammad Hatta adalah lawan Partai Komunis Indonesia (PKI). Banyak tokoh-tokoh komunis yang tidak menyukai kebijakan Bung Hatta. Namun secara pribadi, Bung Hatta tak pernah menganggap mereka sebagai musuh.

Dikutip dari merdeka.com, contohnya ketika Alimin, seorang tokoh komunis terbaring sakit di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Penyakit Alimin sudah parah. Bung Hatta menyempatkan diri untuk menjenguk kawannya tersebut. Di era itu, PKI belum menjadi partai yang dilarang pemerintah.

Kedatangan Bung Hatta disambut hangat. Alimin menyalaminya erat sekali. Kisah ini dituturkan oleh Sekretaris Bung Hatta, I Wangsa Widjaja dalam buku Mengenang Bung Hatta yang diterbitkan Toko Gunung Agung.

"Oo, Bung Hatta datang," kata Alimin.

Dia ingin duduk untuk menyambut mantan wakil presiden itu. Namun tidak sanggup lagi.

"Sudah tidur saja, kau masih belum kuat bangkit," kata Bung Hatta.

Kembali Memeluk Islam

Bung Hatta tampaknya merasa iba melihat kondisi Alimin yang terbaring lemah. Saat itu kebetulan keluarga Alimin hampir semua hadir di sana. Bung Hatta dan Wangsa sempat berbincang-bincang dengan mereka.

"Dari keluarganya inilah saya dapatkan kabar yang cukup menggembirakan. Alimin sudah kembali kepada ajaran Islam yang telah dipeluknya sebelum memeluk ideologi komunis," beber Wangsa.

Sebelum pulang karena jam berkunjung sudah habis, Bung Hatta sempat mendoakan Alimin.

"Kami pulang. Saya doakan mudah-mudahan kau lekas sembuh," pamitnya.

Alimin Prawirodirdjo meninggal dunia tanggal 26 Juni 1964. Presiden Soekarno memberikan gelar Pahlawan Nasional pada tahun yang sama. Alimin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Sepak Terjang Alimin

Alimin adalah sosok yang aktif dalam pergerakan nasional sejak muda, ia pernah menjadi anggota Budi Utomo, Insulinde dan juga salah seorang pendiri Serikat Buruh Pelabuhan (dulu namanya Sarekat Pegawai Pelabuhan dan Lautan).

Alimin Prawirodirdjo juga menjadi tokoh yang berpengaruh dalam Serikat Islam yang dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada tahun 1905 dengan nama Serikat Dagang Islam. Sebagai satu-satunya gerakan massa yang terkuat, SI menjadi target operasi ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging / Organisasi Demokrat Hindia Belanda) untuk dapat mengusai massa dan menyebarkan paham marxisme dalam politik Indonesia, terlebih setelah kemenangan Revolusi Oktober di Rusia pada tahun 1917.

 

Tahun 1926 Alimin keluar dari penjara. Dia pergi ke Moskow, Uni Soviet untuk bergabung dengan Komintern (organisasi komunis internasional) dan Ho Chi Minh pemimpin partai komunis Vietnam untuk melawan Amerika Serikat.

Tahun 1959 Alimin sebagai anggota konstituante juga ikut dalam penetapan Undang Undang NKRI yang akhirnya dikembalikan ke UUD 1945 lewat Dekrit Presiden yang dibacakan Presiden Soekarno Pada 5 Juli 1959 pukul 17.00, dalam upacara resmi di Istana Merdeka. Saat usianya sudah lanjut Alimin mendapatkan posisi sebagai Sekretaris Propaganda.

Alimin dianugerahi sebagai pahlawan nasional berdasarkan SK Presiden No. 163 Tahun 1964 tertanggal 26-6-1964. ***