Ternyata Drakor The Glory Terinspirasi Kisah Nyata, Ingin Tahu Efeknya Jadi Korban Bullying?

Adegan bullying drakor The Glory. (Foto: dok. Netflix)

JAKARTA (SURYA24.COM) – Drama korea yang dibintangi Song Hye Kyo viral di linimasa media sosial. Drakor tersebut mengisahkan pembalasan dendam korban perundungan yang mendapat sederet penyiksaan saat remaja.

Dikutip dari detik.com, drama ini disebut-sebut terinspirasi dari kisah nyata. Cerita perundung yang menempelkan alat catok panas ke korban sangat mirip dengan kasus kekerasan yang terjadi di Cheongju, Chungcheong pada 2006.

Diberitakan bahwa pelaku, K membakar lengan J, korbannya, dengan alat catok. Selain itu ia mencakar dadanya dengan jepit rambut, dan mengambil uangnya karena J datang terlambat saat K memanggilnya.

Kasus perundungan di Korea Selatan sontak menjadi sorotan usai drama ini tayang. Tidak sedikit korban yang akhirnya bersuara dan menyebut kekerasan yang mereka alami jauh lebih parah dari yang diberitakan.

 

Apapun alasannya, bullying tidak dapat dibenarkan dan siapapun orangnya tidak boleh melakukan perundungan. Anak dan remaja yang menjadi korban bullying rentan mengalami kondisi mental buruk saat menjadi dewasa.

Dikutip dari laman Stop Bullying, mereka yang menjadi korban perundungan rentan mengalami depresi, kecemasan kronis, perubahan pola tidur dan makan, dan hilangnya minat pada aktivitas yang biasa mereka nikmati.

Bahkan sebuah studi tahun 2014 dari para peneliti di King's College London di Inggris menemukan bahwa efek negatif sosial, fisik, dan mental dari intimidasi masa kanak-kanak masih terlihat hingga 40 tahun kemudian.

Bullying dan ancaman bullying yang berkelanjutan dapat memiliki konsekuensi fisiologis. Ada bukti bahwa dari waktu ke waktu pengalaman ini dapat mengacaukan sistem respons stres biologis.

Ketika menjadi korban perundungan, efek psikologis yang timbul tak bisa hilang hanya karena mereka sudah tumbuh menjadi dewasa. Jika Anda pernah menjadi korban saat anak dan masih mengalami efek sampingnya, langkah pertama menuju pemulihan dari intimidasi masa kanak-kanak adalah mengakui apa yang terjadi padamu.

Jangan mengabaikan apa yang terjadi pada Anda atau meminimalkan keparahannya. Jujurlah dengan diri sendiri tentang rasa sakit yang Anda alami.***