Kisah Nyata Tinggal di Rumah Kontrakan di Karawang Bagian Dua

(Dok: Sibhe)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Saat musim hujan mamah saya pun pernah menyaksikan seekor ular yang sangat besar hendak memakan seekor katak di halaman rumah kosong.

Lebih parahnya lagi ketika saya sedang tidur pernah anak ular merayap di kaki saya. Untungnya mamah melihat dan dengan cepat mamah menaburkan garam dikaki saya.

Ditahun 2015 saat saya kuliah, saya baru tahu kalau pada saat masih mengontrak dulu ternyata pernah terjadi hal yang sangat mistis di rumah kontrakan kami, karena Mamah baru menceritakannya.

Setiap Bapak kerja siang dan pulang jam satu malam, mamah selalu mengalami kejadian aneh. Pukul 00.30 WIB saat mamah sedang lelap tertidur bersama saya dan kembaran saya teh Sinta,

mamah terbangun kerjap-kerjap melihat bayangan Bapak keluar dari kamar mandi memakai handuk dari balik hordeng kamar.

Dari bayangan hordeng mamah melihat Bapak berjalan ke ruang TV. “Pak… sudah pulang dari jam berapa?” tanya mamah dari kamar.

Hening. Sunyi. Tak ada jawaban. “Pak ngapain? Mau nonton TV? Pake baju dulu?” Mamah kembali bertanya.

Masih hening. Mamah pun bangun hendak beranjak dari kasur menghampiri Bapak.

Saat masih terduduk di ranjang. Tiba-tiba terdengar bunyi khas suara sepeda ontel Bapak.

Mamah mulai bingung. Benar saja yang datang adalah Bapak, karena selanjutnya terdengar bunyi kunci pintu rumah lalu terbuka.

“Assalamu’alaikum.. Mah lagi tidur apa sudah bangun?” tanya Bapak sembari masuk dan menutup pintu kembali.

Tak ada kata yang keluar dari mulut mamah. Mamah syok dan bingung. Bapak pun membuka hordeng masuk ke kamar menghampiri mamah yang sedang terduduk dengan wajah tegang.

 

“Loh mamah ternyata sudah bangun, kenapa diam saja?” tanya bapak sambil mengusap kepala mamah dengan lembut.

“Bapak bukannya sudah datang dari tadi. Mamah lihat tadi Bapak keluar dari kamar mandi memakai handuk terus jalan ke ruang TV?” tanya dengan wajah bingung.

“Bapak baru nyampe rumah sekarang mah. Ya udah jangan difikirin, yang penting sekarang sudah ada Bapak, insya Allah aman ya mah.” Jawab Bapak sambil merangkul menenangkan hati mamah. (Bersambung Seperti dikisahkan Santi Nurul Hikmah di Koran Merapi) *