Kisah nyata tinggal di rumah kontrakan di Karawang Bagian Ketiga

JAKARTA (SURYA24.COM) - Ternyata penampakan itu adalah khodam bapak yang mengkhawatirkan kondisi mamah dan anaknya di rumah.

"Mamah lihat tadi Bapak keluar dari kamar mandi memakai handuk terus jalan ke ruang TV?” tanya dengan wajah bingung.

“Bapak baru nyampe rumah sekarang mah. Ya udah jangan difikirin, yang penting sekarang sudah ada Bapak, insya Allah aman ya mah.” Jawab Bapak sambil merangkul menenangkan hati mamah.

Selain kejadian tadi, pernah juga suatu ketika mamah terbangun di tengah malam mendengar suara orang yang sedang memompa air.

“Kriiikkk Kriiiikkk Kriikk.”

Mamah menganggap mungkin itu Bapak sudah pulang kerja. Bunyi pompa pun berhenti.

Namun pintu belakang tetap saja tertutup padahal sudah tidak ada lagi bunyi orang yang sedang memompa air.

‘Kenapa Bapak tidak masuk-masuk’ Fikir mamah.

Mamah pun memberanikan diri untuk bangun dan hendak mengecek ke belakang sebenarnya ada orang atau tidak.

Bismillah… perlahan-lahan mamah membuka hordeng kamar. Saat hampir memegang daun pintu belakang tiba-tiba terdengar bunyi khas suara sepeda ontel Bapak. Tangan mamah pun tertahan. Dan benar saja.

Itu memang Bapak yang baru saja pulang dari tempat kerja. Lalu siapa yang tadi memompa air di belakang rumah.

Mamah menceritakan kembali kejadian aneh tersebut. Lagi-lagi Bapak menenangkan mamah. Kejadian mirip seperti ini seringkali terjadi berulang-ulang.

Bapak pun menceritakan kejadian tersebut pada ustadz ahli hikmah. Bapak ingin tahu, sebenarnya apa penyebab terjadinya hal aneh tersebut.

Ustadz ahli hikmah itu pun menceritakan bahwasannya itu adalah khodam Bapak. Tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Hal itu terjadi, karena Bapak sangat mengkhawatirkan mamah.

Di perjalanan Fikiran dan hati Bapak selalu ingin cepat sampai ke rumah karena khawatir meninggalkan istri dan dua anak yang masih sangat kecil di rumah yang jauh dari keramaian dan dipinggir kuburan yang dikelilingi hutan.

Pada akhirnya khodam Bapak sudah lebih dulu sampai ke rumah. Hikmah dari kejadian ini, mamah pada saat itu seringkali menda’wamkan ibadah-ibadah sunnah dan shalat tahajud, agar keimanan mamah bisa kuat dan tidak mudah takut. - Habis (Seperti dikisahkan Santi Nurul Hikmah di Koran Merapi) *