Ilmuwan NASA buat Sistem AI Bikin Geleng Kepala, Kok Bisa? Katanya Kirimkan Alarm 30 Menit Sebelum Kiamat

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)–  Kiamat adalah salah satu topik yang telah memikat perhatian umat manusia sepanjang sejarah. Konsep tentang akhir zaman, kebangkitan, dan hari pembalasan memiliki tempat penting dalam berbagai agama, kepercayaan, dan filosofi di seluruh dunia. Mari kita eksplorasi apa itu kiamat dari berbagai perspektif.

1. Perspektif Agama-Abrahamic:

a. Kiamat dalam Islam: Dalam Islam, kiamat disebut sebagai "Yawm al-Qiyamah" atau "Hari Kebangkitan." Ini adalah hari ketika seluruh umat manusia akan dihidupkan kembali untuk diadili oleh Allah. Orang-orang akan dihadapkan pada perbuatan mereka dan dihakimi berdasarkan amal baik dan buruk mereka selama hidup mereka.

b. Kiamat dalam Kekristenan: Dalam Kekristenan, kiamat sering dikaitkan dengan "Hari Penghakiman" atau "Kedatangan Kedua Kristus." Ini adalah keyakinan bahwa Yesus akan datang kembali untuk mengadili semua orang, baik yang hidup maupun yang sudah meninggal.

c. Kiamat dalam Yudaisme: Yudaisme memiliki konsep tentang "Hari Kebangkitan" di mana orang mati akan dihidupkan kembali. Mesias yang akan datang juga memiliki peran penting dalam kiamat Yudaisme.

2. Perspektif Agama-agama Lain:

a. Kiamat dalam Hinduisme: Dalam Hinduisme, konsep kiamat dikenal sebagai "Pralaya." Pralaya adalah siklus di mana alam semesta mengalami kehancuran dan penciptaan kembali. Proses ini terus berulang.

b. Kiamat dalam Buddhisme: Dalam Buddhisme, kiamat atau "akhir siklus kelahiran dan kematian" merupakan tujuan akhir dari pencarian spiritual untuk mencapai Nirwana, di mana siklus reinkarnasi berakhir.

3. Perspektif Ilmiah:

Dari sudut pandang ilmiah, konsep kiamat sering dihubungkan dengan bencana alam atau kehancuran global yang dapat diakibatkan oleh peristiwa seperti tabrakan asteroid besar, letusan supervulkan, atau perubahan iklim yang ekstrem. Skenario-skenario semacam ini dapat mengancam kelangsungan hidup manusia dan ekosistem.

4. Perspektif Mitologi:

Banyak budaya kuno memiliki mitos tentang kiamat atau perubahan zaman yang radikal. Contohnya termasuk "Kiamat Naga" dalam mitologi Norse atau "Kiamat Aztec" dalam kepercayaan suku Aztec. Mitos-mitos ini menceritakan bagaimana dunia akan berakhir dan digantikan oleh zaman baru.

5. Perspektif Filosofis:

Sejumlah pemikir filosofis telah menggali konsep kiamat sebagai simbolik dari perubahan sosial, krisis nilai, atau transformasi masyarakat. Mereka menganggap kiamat sebagai titik balik di mana masyarakat harus merefleksikan dan mengevaluasi cara mereka hidup.

Secara keseluruhan, konsep kiamat memiliki banyak interpretasi berbeda tergantung pada latar belakang keagamaan, budaya, dan pandangan dunia individu. Apa pun pandangan Anda tentang kiamat, ini adalah topik yang memicu pertanyaan tentang eksistensi, moralitas, dan tujuan hidup, yang telah mengilhami berbagai cerita, keyakinan, dan teori sepanjang sejarah manusia.

Kirim Sinyal Sebelum Kiamat

Para ilmuwan berhasil menciptakan alat bernama Dagger. Sistem AI buatan NASA ini diklaim mampu mengirimkan alarm 30 menit sebelum kiamat, yaitu badai matahari. 

Seperti sirine tornado, Dagger dapat memberi peringatan dini bahkan memprediksi cuaca luar angkasa berbahaya serta memberikan waktu yang cukup untuk mengantisipasinya. 

"Dengan demikian meminimalkan atau bahkan mencegah kerusakan," ujar Vishal Upendran dari Pusat Antar-Universitas untuk Astronomi dan Astrofisika di India, yang merupakan penulis utama makalah tentang model Dagger yang diterbitkan dalam jurnal Space Weather, dikutip dari laman NASA,  dilansir sindonews.com Sabtu (14/10/2023). 

Badai matahari terbukti telah menimbulkan kerusakan luar biasa pada 1989 di Quebec, Kanada. Menyebabkan pemadaman listrik di Quebec selama 12 jam, memasukkan jutaan orang Kanada ke dalam kegelapan dan menutup sekolah dan bisnis. 

Badai matahari juga menimbulkan kerusakan dahsyat di Carrington pada 1859, memicu kebakaran di stasiun telegraf. Jika Kejadian Carrington terjadi hari ini, dampaknya akan jauh lebih parah, seperti gangguan listrik dan gangguan komunikasi global. Kekacauan seperti itu dapat melumpuhkan ekonomi dan membahayakan keselamatan serta mata pencaharian orang di seluruh dunia. 

Teknologi Dagger menggunakan AI untuk menganalisis pengukuran wahana antariksa tentang angin surya dan memprediksi di mana badai matahari yang akan datang akan melanda di Bumi, dengan peringatan 30 menit sebelumnya. 

Hal ini memberikan cukup waktu untuk mempersiapkan diri menghadapi badai dan mencegah dampak serius pada jaringan listrik dan infrastruktur penting lainnya. Badai matahari selanjutnya diprediksi akan melanda Bumi pada 2025. 

Teknologi Dagger telah diuji pada dua badai geomagnetik yang terjadi pada Agustus 2011 dan Maret 2015. Dalam setiap kasus, Dagger dapat dengan cepat dan akurat memprediksi dampak badai di seluruh dunia. 

Dagger bersifat open source, sehingga dapat diadopsi oleh operator jaringan listrik, pengendali satelit, perusahaan telekomunikasi, untuk mengaplikasikan prediksi sesuai kebutuhan. 

Peringatan seperti itu dapat memberi waktu untuk mengambil tindakan melindungi aset dan infrastruktur dari badai matahari yang akan datang. Mulai dari mematikan sistem sensitif untuk sementara atau memindahkan satelit ke orbit yang berbeda untuk meminimalkan kerusakan. 

Dengan teknologi Dagger, suatu saat nanti mungkin akan ada sirene badai matahari yang mengeluarkan peringatan di stasiun listrik dan pusat pengendalian satelit di seluruh dunia, sama seperti sirene tornado di Amerika.***