Ramai soal Kondom Memiliki Banyak Varian Rasa Ini Penjelasan Dokter Boyke: Arkeolog Temukan Kondom Firaun Katanya Bukan untuk Alat Kontrasepsi Lalu buat Apa?

 JAKARTA (Surya24.Com) -Kondom adalah alat kontrasepsi yang sudah digunakan sejak zaman kuno. Sejarah mencatat bahwa kondom pertama kali dibuat dari bahan-bahan yang tidak lazim, seperti kain sutera atau kertas berminyak. Namun, kondom modern pertama kali diperkenalkan pada abad ke-19 dan terbuat dari karet.

Cara Pemakaian Kondom yang Baik dan Benar:

Periksa kemasan kondom: Pastikan kemasan kondom masih dalam kondisi baik dan tidak rusak sebelum digunakan. Periksa tanggal kadaluwarsa dan pastikan kondom belum kedaluwarsa.

  Buka kemasan dengan hati-hati: Jangan menggunakan benda tajam seperti gunting atau pisau untuk membuka kemasan, gunakan tangan saja untuk membuka kemasan dengan hati-hati.

 

 Periksa kondom: Periksa kondom sebelum digunakan, pastikan tidak ada sobekan atau lubang pada kondom.

  Tempatkan kondom pada penis yang ereksi: Letakkan kondom pada ujung penis yang sudah ereksi. Pastikan kondom terbalut dengan baik dan tidak terlalu ketat atau terlalu longgar.

  Tekan udara dari ujung kondom: Setelah menempatkan kondom pada penis, tekan ujung kondom untuk membuang udara yang terperangkap di dalamnya.

 Gunakan pelumas (jika diperlukan): Jika ingin menggunakan pelumas, pilihlah pelumas berbasis air untuk menghindari kerusakan

Memiliki Banyak Varian Rasa

Namun seiring perjalanan waktu dan teknologi kondom pun mengalami evolusi. Seperti sebuah unggahan yang menanyakan alasan kondom memiliki berbagai varian rasa, viral di media sosial Twitter.

    Seorang warganet membagikan pertanyaan tersebut melalui akun ini pada Senin (13/3/2023). "Sender sampai sekarang nggak ngerti kenapa kondom ada rasa-rasa. Buat apa gitu kan ya?" tanya pengunggah. 

    Unggahan itu lalu mendapatkan banyak komentar dari warganet. Ada yang menjawab serius tapi banyak juga yang melontarkan candaan. 

   "Kondom beraroma dan berasa tuh buat oral seks. Soalnya ini buat mencegah penularan IMS," tulis akun ini seperti dilansir kompas.com.

    "Supaya pada kepo sama rasanya lalu pada beli," kata akun ini.

   "Ya biar enak? I mean, nggak ada bau yang kurang sedap atau apalah itu," tulis akun ini. 

   "Kata orang kalo berasa-rasa gitu ada baiknya untuk pemakaian oral. Yang masuk lewat bawah, varian hambar aja kak. Rawan menyebabkan infeksi/iritasi gitu kalo pake yang ada rasa-rasa," komentar akun ini.

    Hingga saat ini, unggahan telah tayang sebanyak 2,4 juta kali, disukai 7.030 akun, dan dikutip 689 kali. 

   Lalu, apa sebenarnya alasan kondom memiliki berbagai rasa, dari rasa buah, kopi, hingga yang terbaru, spicy cimol?

    Tanggapan dokter Boyke Dokter spesialis kandungan dan seksolog Boyke Dian Nugraha menjelaskan, kondom sengaja dibuat dengan berbagai rasa untuk memberikan kenikmatan saat berhubungan seksual.

    "Kondom ketika dipakai saat hubungan seks dan melakukan oral seks menciptakan sensasi yang lebih nikmat di lidah pasangannya," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (14/3/2023). 

    Ia menambahkan, penggunaan kondom akan membuat lebih aman saat seseorang melakukan hubungan seksual dengan orang yang diragukan apabila ia menderita penyakit kelamin. Boyke juga menyatakan kalau rasa yang dimiliki kondom tidaklah sama dengan rasa yang dirasakan mulut.

    Namun, lebih berupa aroma dari kondom tersebut. Di media sosial, seorang warganet mengatakan kalau kondom berasa itu sebaiknya hanya untuk pemakaian oral. Ini karena akan menimbulkan infeksi saat digunakan dalam hubungan seksual melalui alat kelamin. 

   Menanggapi hal tersebut, Boyke membantahnya. "Boleh kok. Hampir sama dengan kondom biasa," ungkapnya 

    Tidak hanya itu, dokter spesialis obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit Ibu & Anak (RSIA) Anugerah, Semarang Indra Adi Susianto juga menjelaskan kalau kondom rasa dapat menutupi bau asli dari kondom tersebut.

    "Kondom rasa biasanya terbuat dari bahan sintetis non-lateks untuk menghindari bau lateks yang khas," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/3/2023). 

    Namun selain itu, kondom beraroma memiliki tujuan lain yaitu untuk menutupi bau alat kelamin saat melakukan hubungan seksual. "Aroma kondom dapat membantu menutupi hal yang sama dan membuatnya lebih menyenangkan dan nyaman bagi kedua pasangan," lanjutnya. 

   Di sisi lain, penggunaan kondom juga akan mengurangi risiko tertular Penyakit Menular Seksual (PMS), Infeksi Menular Seksual (IMS), dan Infeksi Saluran Kencing (ISK) saat melakukan cunnilingus (oral seks ke vagina) atau anilingus (oral seks ke anus).

    Indra menjelaskan, beberapa PMS yang ditularkan melalui seks oral dapat menyebar ke dalam tubuh. Penyakit tersebut antara lain sifilis, gonore, dan infeksi usus. Seks oral yang melibatkan anus (anilingus) dapat menularkan hepatitis A dan B serta dapat menularkan parasit usus seperti Giardia dan bakteri seperti E.coli dan Shigella. 

   Senada dengan dokter Boyke, Indra juga membolehkan kondom beraroma digunakan dalam hubungan seksual. "Sebenarnya kondom digunakan untuk kontrasepsi. Lha kalau kondom hanya digunakan untuk oral kan berarti bisa hamil alias fungsi kontrasepsi tidak berfungsi," tambahnya. 

Kondom Firaun 

   Sementara itu, arkeolog Howard Carter menemukan benda berkain linen yang diduga sebagai kondom di makam Raja Mesir Tutankhamun pada tahun 1922. Raja Tutankhamun atau Firaun dari dinasti ke-18 merupakan penguasa mesir berasal dari tahun 1350 SM. Benda yang diduga kondom Raja Mesir Tutankhamun tersebut berbahan kain linen berwarna putih dengan corak coklat kekuningan yang dilapisi minyak zaitun. 

   Terdapat tali cukup panjang dan kantong pada benda tersebut. Baca juga: Arkeolog Temukan Kondom Firaun, Seperti Apa? Jejak DNA dan kegunaan kondom Firaun Carter mengatakan, pada benda tersebut memang ditemukan jejak DNA milik Firaun.

    Mengenai fungsinya, arkeolog itu menyampaikan bahwa benda tersebut bukan digunakan sebagai alat kontrasepsi, atau mencegah kehamilan. Menurut dia, benda itu digunakan sebagai pencegahan penyakit dalam suatu proses ritual pada zaman itu. 

   Selain itu, tulis kompas.com, arkeolog pun menemukan sisa-sisa dua janin yang ditemukan di makam Firaun. Setelah dilakukan tes DNA, bayi tersebut merupakan keturunan Tutankhamun.

 Metode kontrasepsi di zaman Mesir kuno 

   Sementara itu, dijelaskan bahwa orang Mesir kuno memiliki metode kontrasepsi bernama Papirus Medis Kahun. Metode ini juga dikenal sebagai Papirus Ginekologi, yang diketahui berkembang sekitar 1825 SM. Pada praktiknya, Papirus Ginekologi menggunakan campuran kotoran buaya dan beberapa bahan lain. Setelah dicampur, bahan ini dibentuk menjadi pessary.

    Pessary adalah alat prostetik yang dimasukkan ke dalam vagina untuk tujuan struktural dan farmasi. Hal ini paling sering digunakan untuk mengobati inkontinensia urin stres untuk menghentikan kebocoran urin dan untuk mengobati prolaps organ panggul untuk mempertahankan lokasi organ di daerah panggul. 

    Konon, orang Mesir kuno percaya bahwa kotoran buaya bersifat basa, sehingga bertindak sebagai spermisida. Spermisida adalah alat kontrasepsi yang bekerja dengan cara membunuh atau menghentikan pergerakan sperma, sehingga sperma tidak dapat membuahi sel telur.

Kondom di zaman kuno

     Orang Mesir mungkin termasuk di antara peradaban pertama yang menggunakan kondom, tetapi negara lain pun menyusul fenomena ini. Di Roma kuno, kondom dibuat dari linen dan usus hewan atau kandung kemih. Sementara, kondom China kuno terbuat dari dari kertas sutra direndam dalam minyak. 

   Di Jepang, mereka menggunakan tempurung kura-kura atau tanduk binatang yang digunakan untuk menutupi kepala penis saja. Kemudian, Suku Djukas kuno di New Guinea memiliki kondom wanita yang terbuat dari tanaman tertentu. 

    Tidak serta merta digunakan sebagai alat kontrasepsi, pada abad ke-15 Perancis membutuhkan alat atau sesuatu untuk melindungi kelamin dari penyakit menular seksual bernama sifilis. Mereka pun membuat kondom dari bahan linen yang direndam dalam larutan kimia. 

   Selain linen, beberapa kondom selama Renaisans terbuat dari usus hewan atau kandung kemih. Kondom mengalami revolusi pada awal abad ke-19 dengan diperkenalkannya karet. 

   Pada tahun 1850, beberapa perusahaan karet mulai memproduksi kondom secara massal, dan masih diproduksi saat ini. 

Sejarah Kondom, Fungsi dan Bahan Pembuatnya 

     Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi paling populer. Rasanya hampir semua orang sudah tahu atau paling tidak pernah mendengar nama ‘kondom’. Kondom adalah alat kontrasepsi berbahan lateks atau poliuretan yang digunakan untuk menutupi penis. Selain digunakan untuk mencegah kehamilan, kondom juga bisa berfungsi untuk mencegah penyakit menular seksual.

    Dikenal sebagai alat kontrasepsi yang populer, kondom ternyata memiliki sejarah yang panjang. Cikal bakal kondom diperkirakan sudah ada sejak zaman primitif. Menurut sejarah, kondom primitif terbuat dari kulit yang tipis usus binatang yang dipakai oleh orang-orang Roma dan Mesir kuno agar terhindar dari penularan penyakit kelamin. 

     Menurut Charles Panati, dalam bukunya Sexy Origins and Intimate Things, sarung untuk melindungi penis telah dipakai sejak berabad silam. Sejarah menunjukkan orang-orang Roma, mungkin juga Mesir, menggunakan kulit tipis dari kandung kemih dan usus binatang sebagai "sarung". 

   Dikutip dari kompas.com, kondom primitif itu dipakai bukan untuk mencegah kehamilan tapi menghindari penyakit kelamin. Sedangkan untuk menekan kelahiran, sejak dulu pria selalu mengandalkan kaum perempuan untuk memilih bentuk kontrasepsi. Perubahan signifikan dengan apa yang kini dikenal sebagai kondom terjadi di tahun 1500-an masehi.

     Kala itu Gabriella Fallopia, dokter dari Italia, membuat sarung linen yang berukuran pas dan melindungi permukaan kulit penis. Tujuannya untuk mencegah penyakit sifilis.

    Kemudian di tahun 1600-an, seorang dokter kerajaan Inggris yang bernama dr. Condom atau Earl Condom, mulai memperkenalkan corong untuk menutupi penis untuk melindungi King Charles II dari penularan penyakit kelamin. Ada pendapat yang mengatakan nama kondom diambil dari nama dr. Condom tersebut.

     Dalam perkembangannya, kondom memang terus mengalami evolusi bentuk dan penyesuaian agar tujuan utamanya mencegah kehamilan tak diinginkan dan penularan penyakit bisa tercapai. Selain itu, kondom kekinian juga dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi kenikmatan dalam berhubungan seks antar pasangan. 

Bahan pembuat kondom 

    Berikut adalah perkembangan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kondom: Kondom karet Sarung yang dibuat dari karet tervulkanisir mulai muncul di tahun 1870. Masyarakat kemudian menyebutnya sarung tersebut "karet". Pada masa itu kondom karet sangat mahal dan tebal. Para penggunanya disarankan untuk mencucinya sebelum dan setelah hubungan seksual. Mereka boleh memakainya sampai karetnya bocor atau pecah. 

    Kondom lateks Kondom jenis ini jauh lebih tipis, steril, dan hanya sekali pakai. Kondom berbahan lateks generasi terbaru ini mulai diperkenalkan tahun 1930-an. Kondom jenis ini juga sudah memiliki tudung untuk menampung sperma sehingga lebih nyaman bagi pria dan aman untuk wanita. Kondom poliuretan Selanjutnya adalah kondom poliuretan. 

    Kondom jenis ini terbuat dari bahannya yang lebih tipis dari lateks, lebih kedap dan anti bocor, serta memiliki pelumas. Kondom jenis ini dianggap ideal untuk pria dan aman untuk wanita yang alergi terhadap lateks. Ultra Thin 

     Kondom ultra tipis ini dapat meningkatkan sensitivitas bagi pemakainya. Jenis kondom ini terbuat dari bahan yang tipis yang bertujuan agar kondom tidak terlalu terasa ketika sedang berhubungan intim. 

Kekurangan dan kelebihan kondom sebagai alat kontrasepsi 

    Kondom bisa digunakan pada pria dan wanita. Efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan meningkat, terutama setelah ditambahkan lubrikan spermisida di kondom. 

Kelebihan: 

- Dapat mencegah penularan penyakit kelamin 

- Praktis dan mudah digunakan Kekurangan:

 - Pada beberapa orang, dapat timbul alergi karena bahan pembuat kondom.

 - Hanya dapat digunakan sekali.

 - Pemakaian harus tepat karena dapat timbul risiko terlepas.***