Waspadai 4 Gejala Kolesterol Tinggi Bisa Bikin Mata Buram Sebelah Berikut 7 Efek Samping Konsumsi Kayu Manis yang Perlu Diketahui dan Terbukti Secara Ilmiah

Ilustrasi (Dok:Net)

PANTAU JAKARTA Kolestrol tinggi adalah salah satu masalah kesehatan yang sering diabaikan, tetapi dapat memiliki dampak serius pada kesejahteraan kita. Kolestrol adalah zat lilin yang ditemukan dalam darah, dan meskipun penting untuk fungsi tubuh, kadar kolestrol yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Artikel ini akan membahas apa itu kolestrol tinggi, faktor risiko yang terkait, dan langkah-langkah untuk mencegah serta mengelola kondisi ini.

Apa Itu Kolestrol Tinggi?

Kolestrol adalah zat lemak yang ditemukan dalam darah. Terdapat dua jenis kolestrol utama: LDL (Low-Density Lipoprotein) dan HDL (High-Density Lipoprotein). LDL sering disebut sebagai "kolestrol jahat" karena dapat menyumbat arteri ketika kadar dalam darah tinggi. Sementara itu, HDL dikenal sebagai "kolestrol baik" karena membantu membersihkan arteri dari deposit lemak.

Kolestrol tinggi, atau hiperkolesterolemia, terjadi ketika kadar LDL dalam darah terlalu tinggi, atau kadar HDL terlalu rendah. Hal ini dapat mengakibatkan penumpukan plak di dalam arteri, yang dapat menyebabkan penyumbatan arteri (aterosklerosis) dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Faktor Risiko Kolestrol Tinggi

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kolestrol tinggi, termasuk:

Faktor Genetik: Kecenderungan genetik dapat berperan dalam mengatur kadar kolestrol seseorang.

Gaya Hidup: Pola makan tinggi lemak jenuh, kurangnya aktivitas fisik, dan merokok dapat meningkatkan risiko kolestrol tinggi.

Usia dan Jenis Kelamin: Kolestrol tinggi lebih umum pada orang tua dan pria.

 

Penyakit Terkait: Kondisi medis seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas dapat meningkatkan risiko kolestrol tinggi.

Penglihatan buram

Seperi diketahui gejala kolesterol tinggi mungkin bisa jadi tak terlalu kentara. Namun, beberapa di antaranya bisa Anda lihat lewat mata.

Kolesterol adalah senyawa lemak yang diproduksi di dalam tubuh. Namun di luar itu, kolesterol juga bisa didapat dari asupan makanan tertentu.

Pada dasarnya, tubuh membutuhkan kadar kolesterol untuk tetap menjalankan fungsinya dengan baik. Namun, kadar kolesterol dalam darah yang terlalu tinggi juga bisa memicu bahaya kesehatan.

Bukan rahasia lagi, kadar kolesterol tinggi bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan buruknya sirkulasi darah.

Untuk itu, Anda perlu waspada saat kadar kolesterol dalam darah sedang tinggi. Cara mewaspadainya bisa dipantau dari beberapa gejala yang ditimbulkan.

 

Gejala kolesterol tinggi pada mata

Beberapa gejala kolesterol tinggi bisa muncul di dalam dan sekitar mata. Berikut di antaranya, melansir Very Well Health dikutip dari cnnindondesia.com

1. Benjolan kecil di sekitar mata berwarna kekuningan

Kondisi ini dikenal dengan istilah xanthelasma. Biasanya benjolan muncul di sekitar mata atau area dekat hidung.

Endapan tersebut disebabkan oleh penumpukan kolesterol di bawah kulit. Tapi tak perlu khawatir, xanthelasma tak akan memengaruhi penglihatan Anda.

Sekitar setengah dari orang dengan xanthelasma memiliki kadar kolesterol yang tinggi.

2. Lingkaran biru muda atau cerah di luar bola mata

Kondisi ini dikenal dengan istilah arcus senilis. Kondisi ini juga bisa jadi tanda kolesterol tinggi.

Pada kondisi ini biasanya akan muncul serupa cincin atau lingkaran berwarna biru muda, putih, atau abu-abu yang terbentuk di sekitar bagian luar bola mata. Hal ini terjadi karena semakin banyaknya kolesterol yang mencapai kornea.

3. Penglihatan buram pada satu mata

Kondisi ini menjadi salah satu ciri dari kondisi oklusi vena retina. Kondisi ini terjadi saat vena yang mengarah ke retina tersumbat.

Retina sendiri merupakan jaringan peka cahaya pada mata. Retina menerima suplai darah melalui vena dan arteri.

Penyumbatan pada vena yang dimaksud dikenal dengan istilah oklusi vena retina.

Saat vena tersumbat, darah dan cairan tumpah ke retina. Kondisi ini bisa memicu pembengkakan makula. Pembengkakan ini-lah yang bisa memengaruhi penglihatan.

Selain penglihatan buram, oklusi vena retina juga bisa memicu gejala berikut:

- perubahan penglihatan pada satu mata,

- bintik atau garis gelap pada penglihatan,

- nyeri pada mata yang terkena.

 

Sebuah studi pada tahun 2008 menemukan, kadar kolesterol yang tinggi dua kali lebih umum dialami oleh orang dengan oklusi vena retina.

4. Plakat hollenhorst

Kondisi ini terjadi saat kolesterol ditemukan pada arteri yang mengarah ke retina.

Kondisi ini dapat menunjukkan gumpalan atau penyumbatan yang lebih besar di arteri karotis. Jika gumpalan itu terlepas dan berpindah ke otak, maka bisa menyebabkan stroke. Kondisi ini bisa memengaruhi penglihatan.

Namun demikian, gejala kolesterol tinggi di mata satu ini terbilang jarang dan langka.

Yang jelas, segera memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami salah satu dari empat gejala di atas.

Cara Mencegah dan Mengelola Kolestrol Tinggi

Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan rendah lemak jenuh dan kolesterol, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan ikan berlemak. Batasi makanan tinggi lemak jenuh, daging merah, dan makanan olahan.

Aktivitas Fisik: Lakukan olahraga teratur untuk meningkatkan kadar HDL dan mengontrol berat badan.

Berhenti Merokok: Merokok merusak arteri dan dapat mengurangi kadar HDL. Berhenti merokok adalah langkah penting.

Minum Alkohol Dengan Bijak: Jika Anda minum alkohol, lakukan dengan moderat, karena alkohol dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan kadar kolestrol dan tekanan darah.

Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Penting untuk menjalani pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk pengukuran kadar kolestrol dalam darah. Dokter akan memberikan saran berdasarkan hasil pemeriksaan.

Obat-obatan: Jika perubahan gaya hidup tidak cukup efektif, dokter dapat meresepkan obat-obatan pengatur kadar kolestrol seperti statin.

Dapat disimpulkan kolestrol tinggi adalah masalah kesehatan yang serius yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Penting untuk memahami faktor risiko, mencegahnya melalui gaya hidup sehat, dan mengelola kondisi ini dengan bantuan profesional medis jika diperlukan. Dengan langkah-langkah pencegahan dan pengelolaan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko kolestrol tinggi dan mempertahankan kesehatan jantung yang optimal.

Terbukti Secara Ilmiah

Seperti diketahui manfaat kayu manis memang sudah tak lagi diragukan. Namun, di luar manfaatnya, ada juga efek samping kayu manis yang perlu diperhatikan.

Kayu manis adalah rempah-rempah yang dikenal akan khasiatnya selama ribuan tahun. Kayu manis kaya akan antioksidan dan senyawa bermanfaat lainnya.

Ada dua jenis kayu manis, di antaranya Cassia dan Ceylon. Cassia adalah jenis kayu manis yang paling umum ditemukan.

Sementara kayu manis Ceylon memiliki rasa yang lebih ringan dan tidak terlalu pahit.

Efek samping kayu manis

Pada dasarnya, tulis cnnindonesia.com, kayu manis aman dikonsumsi dalam jumlah kecil hingga sedang. Namun, kayu manis akan menimbulkan efek kesehatan tertentu jika dikonsumsi terlalu banyak.

Berikut beberapa efek samping kayu manis jika dikonsumsi berlebihan, mengutip berbagai sumber.

1. Memicu kerusakan hati

Kayu manis Cassia adalah sumber kumarin yang kaya. Mengutip Healthline, kandungan kumarin pada kayu manis bubuk dapat berkisar antara 7-18 gram per 1 sdt.

Asupan kumarin yang dapat ditoleransi adalah sekitar 5 miligram per hari untuk orang dengan berat badan 59 kilogram. Artinya, hanya 1 sendok teh kayu manis per hari melebihi batas asupan kumarin harian.

Sejumlah penelitian menemukan bahwa terlalu banyak asupan kumarin dapat menyebabkan toksisitas dan kerusakan hati. Dalam sebuah studi kasus, seorang wanita 73 tahun mengalami infeksi hati mendadak setelah mengonsumsi suplemen kayu manis selama satu minggu.

2. Meningkatkan risiko kanker

Penelitian pada hewan menunjukkan, asupan kumarin yang terlalu banyak dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, seperti paru-paru, hati, dan ginjal.

Hingga saat ini belum diketahui dengan pasti cara kumarin memicu pertumbuhan sel kanker. Namun, sejumlah ilmuwan percaya bahwa kumarin menyebabkan kerusakan DNA seiring berjalannya waktu hingga meningkatkan risiko kanker.

3. Memicu luka di mulut

Beberapa orang dilaporkan mengalami sariawan setelah mengonsumsi produk yang mengandung bahan penyedap kayu manis.

Kayu manis mengandung cinnamaldehyde, senyawa yang memicu reaksi alergi bila dikonsumsi berlebih.

Dalam jumlah sedikit, bumbu kayu manis tak menyebabkan reaksi alergi. Pasalnya, air liur mencegah bahan kimia bersentuhan dengan mulut terlalu lama.

Selain sariawan, gejala alergi cynnamaldehyde lainnya antara lain:

 

- pembengkakan lidah atau gusi,

- sensasi terbakar atau gatal di mulut,

- bercak putih di mulut.

4. Menurunkan kadar gula darah

Kayu manis memang terkenal dengan kemampuannya menurunkan kadar gula darah. Namun, hal ini bisa menjadi bahaya pada orang dengan kadar gula darah normal.

Kayu manis dapat menyebabkan kondisi kadar gula darah rendah atau yang disebut dengan hipoglikemia. Kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan, pusing, dan pingsan.

5. Memicu masalah pernapasan

Terlalu banyak asupan kayu manis bubuk dalam sekali makan dapat memicu masalah pernapasan. Hal ini disebabkan oleh tekstur halus bubuk kayu manis yang membuatnya jadi mudah dihirup.

Tak sengaja menghirup kayu manis bisa memicu sejumlah gejala seperti berikut:

 

- batuk,

- tersedak,

- sulit mengatur napas.

Selain itu, kandungan cynnamaldehyde dalam kayu manis juga dapat mengiritasi tenggorokan yang bisa memicu masalah pernapasan lebih lanjut.

6. Berinteraksi dengan obat tertentu

Kayu manis aman dikonsumsi dalam jumlah kecil hingga sedang dengan sebagian besar obat.

Namun, konsumsi kayu manis terlalu banyak akan jadi berbahaya jika dilakukan berbarengan dengan konsumsi beberapa obat. Misalnya saja obat diabetes, penyakit jantung, dan penyakit hati.

Kayu manis dapat berinteraksi dengan obat-obatan di atas, baik dengan meningkatkan efeknya atau bahkan memperparah efek sampingnya.

Misalnya, mengutip Medicine Net, laporan yang dipublikasikan dalam Pharmacognosy Research pada 2015 lalu menemukan, orang yang mengonsumsi warfarin atau obat pengencer darah lainnya perlu memperhatikan asupan kayu manisnya. Tingginya kadar kumarin dalam kayu manis bisa mengganggu pembekuan darah.

7. Memicu masalah pencernaan

Efek samping kayu manis lainnya adalah timbulnya sejumlah masalah pencernaan.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Clinical Nutrition tahun 2019 lalu menemukan, reaksi alergi yang ditandai dengan gejala pencernaan menjadi konsekuensi yang paling sering terjadi dari konsumsi kayu manis.

Dampak ini hanya bersifat sementara dan bisa hilang dengan sendirinya.***