Siapakah Sosok Anies Baswedan yang Disebut dalam Ramalan Ronggowarsito? Simak Yuk

f dok Anies saat melakukan safari kebangsaan beberapa waktu lalu

JAKARTA (SURYA24.COM)-  Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sejarah panjang dan budaya yang kaya, telah melahirkan banyak sosok yang berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu sosok yang patut diacungi jempol adalah Ronggo Warsito, seorang pemikir dan ilmuwan Indonesia yang telah memberikan kontribusi besar dalam memajukan pengetahuan dan teknologi di negaranya.

Latar Belakang Ronggo Warsito

Ronggo Warsito lahir pada tahun 1847 di Dusun Wulugantung, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Indonesia. Beliau tumbuh dalam lingkungan yang sarat dengan tradisi kebudayaan Jawa yang kaya, dan semangatnya untuk memahami lebih dalam aspek-aspek kehidupan dan alam semesta membuatnya berusaha meraih pengetahuan sebanyak mungkin.

Peran dalam Masyarakat Jawa

Ronggo Warsito dikenal sebagai seorang "abdi dalem," yaitu seseorang yang mendalami berbagai aspek kebudayaan dan tradisi Jawa. Ia memiliki pengetahuan mendalam tentang wayang kulit, salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional Jawa yang memadukan seni, agama, dan filosofi. Kontribusinya dalam melestarikan dan memahami makna wayang kulit sangatlah penting dalam menjaga warisan budaya Indonesia.

Pemikir dan Peneliti Berbakat

Selain menjadi seorang ahli dalam seni wayang kulit, Ronggo Warsito juga merupakan seorang pemikir dan peneliti berbakat. Ia memiliki minat dalam ilmu pengetahuan alam dan mencoba menggabungkan pengetahuan tradisional Jawa dengan konsep ilmiah modern. Salah satu pencapaiannya yang paling terkenal adalah "Serat Centhini," sebuah kumpulan manuskrip yang berisi berbagai macam pengetahuan tradisional Jawa, termasuk ilmu pengobatan, astronomi, dan ramalan.

Karya-karya Besar Ronggo Warsito

Salah satu karya terpenting Ronggo Warsito adalah upayanya dalam menciptakan alat ukur kalender Jawa yang akurat berdasarkan peredaran bintang-bintang dan planet. Ia juga dikenal sebagai salah satu ilmuwan Indonesia pertama yang mencoba menggabungkan tradisi Jawa dengan ilmu pengetahuan Barat dalam bidang astronomi.

Selain itu, ia juga merintis penelitian tentang tanaman obat tradisional dan pengobatan herbal. Pengetahuannya tentang tumbuhan-tumbuhan dan penggunaan mereka dalam pengobatan telah membantu banyak orang di masyarakat untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang lebih baik.

Warisan dan Pengaruh Ronggo Warsito

Ronggo Warsito meninggal pada tahun 1897, tetapi warisannya tetap hidup dalam budaya dan pengetahuan Indonesia. Ia adalah contoh nyata bagaimana seseorang dapat menggabungkan kearifan lokal dengan ilmu pengetahuan modern untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat.

Pengaruhnya terasa dalam berbagai bidang, termasuk seni, ilmu pengetahuan, dan kedokteran tradisional. Ia telah mengilhami generasi-generasi berikutnya untuk menjaga dan mengembangkan warisan budaya Indonesia sambil terus berusaha meningkatkan pengetahuan dan teknologi.

Ronggo Warsito adalah sosok yang patut dihormati dalam sejarah Indonesia. Ia adalah contoh sempurna dari bagaimana seseorang dapat menggabungkan pengetahuan tradisional dengan ilmu pengetahuan modern untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Semangatnya untuk memahami dunia di sekitarnya dan berbagi pengetahuannya telah memberikan kontribusi besar dalam memajukan budaya dan pengetahuan di Indonesia.

Memahami Warisan Spiritual dalam Budaya Jawa

Budaya Jawa telah lama menjadi salah satu aset berharga dalam kekayaan budaya Indonesia. Salah satu aspek yang mencolok dalam budaya Jawa adalah ramalan dan kepercayaan spiritual. Dalam konteks ini, sosok Ronggo Warsito muncul sebagai salah satu tokoh terkemuka yang dihubungkan dengan ramalan dan pemahaman spiritual yang dalam.

Serat Centhini

Salah satu karya paling terkenal dari Ronggo Warsito adalah "Serat Centhini," sebuah kumpulan manuskrip yang berisi berbagai macam pengetahuan tradisional Jawa, termasuk ramalan, mitos, dan kepercayaan spiritual. Dalam Serat Centhini, Ronggo Warsito mencatat berbagai ramalan dan keyakinan spiritual yang telah menjadi bagian penting dari budaya Jawa.

Ramalan dalam Budaya Jawa

Ramalan dalam budaya Jawa memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Jawa sering kali mengandalkan ramalan untuk mendapatkan panduan dalam membuat keputusan penting, seperti menentukan tanggal pernikahan, memilih nama anak, atau menentukan hari baik untuk berbagai aktivitas.

Salah satu bentuk ramalan yang terkenal adalah "Primbon," sebuah buku yang berisi berbagai ramalan dan tafsir mimpi. Ronggo Warsito juga memberikan kontribusi dalam memahami prinsip-prinsip ramalan dan keyakinan spiritual ini melalui karyanya.

Pengaruh Ramalan Ronggo Warsito

Meskipun beberapa orang mungkin skeptis terhadap ramalan, pemahaman spiritual dan tradisi ramalan tetap kuat dalam budaya Jawa. Ramalan Ronggo Warsito dan karya-karya serupa telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang yang ingin menjaga dan memahami akar budaya mereka.

 

Penting untuk dicatat bahwa ramalan bukanlah ilmu pasti, tetapi lebih merupakan pandangan tentang masa depan berdasarkan keyakinan dan tradisi tertentu. Meskipun begitu, ramalan seperti yang tercatat dalam karya Ronggo Warsito tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jawa yang beragam dan kaya.

Sosok Anies Baswedan, dalam ramalan Ronggowarsito

Mengutip intisari-online.com, ramalan Ronggowarsito, pujangga besar budaya Jawa yang hidup di Kasunanan Surakarta pada abad ke-19, selalu menarik perhatian publik.

Salah satu ramalannya yang paling kontroversial adalah tentang sosok yang akan menjadi presiden Indonesia pada tahun 2024.

Ramalan ini tertulis dalam Serat Jaka Lodang, salah satu karya sastra Ronggowarsito yang berisi tentang kisah hidup seorang pemuda bernama Jaka Lodang yang mencari jati dirinya.

 

Dalam Serat Jaka Lodang, terdapat sebuah bait yang berbunyi:

Wiku Sapta Ngesthi Janma

Anak Menjadi Presiden

Nama Anies Baswedan

Asal Jakarta Pusat

Bait ini dapat diartikan sebagai berikut:

Pada tahun 1877 Saka (1945 Masehi)

Seorang anak akan menjadi presiden

Namanya Anies Baswedan

Asalnya dari Jakarta Pusat

Banyak orang yang menganggap bahwa ramalan ini mengacu pada Anies Rasyid Baswedan, akademisi, aktivis, dan politisi yang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sejak tahun 2017.

 

Anies memang lahir pada tahun 1969 di Kuningan, Jawa Barat, tetapi ia menghabiskan masa kecil dan remajanya di Jakarta Pusat.

Anies juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang berpotensi maju sebagai calon presiden pada pemilihan umum tahun 2024.

Namun, apakah benar bahwa ramalan Ronggowarsito ini menunjuk pada Anies Baswedan?

Artikel ini akan mencoba mengungkap misteri di balik ramalan Ronggowarsito tentang Anies Baswedan.

Siapa Ronggowarsito?

Seperti diketahui Ronggowarsito adalah nama gelar dari Raden Ngabehi Rangga Warsita, seorang pujangga besar budaya Jawa yang hidup di Kasunanan Surakarta pada abad ke-19.

Ia lahir pada tanggal 14 Maret 1802 dengan nama asli Bagus Burhan.

Ia adalah putra dari Mas Pajangswara, cucu dari Yasadipura II, pujangga utama Kasunanan Surakarta.

Ia juga merupakan keturunan dari Kesultanan Pajang dan Kesultanan Demak.

Sewaktu muda, Bagus Burhan terkenal nakal dan gemar judi. Ia dikirim oleh kakeknya untuk berguru agama Islam pada Kyai Imam Besari, pemimpin Pesantren Gebang Tinatar di Ponorogo.

Di sana, ia mendapat pencerahan dan berubah menjadi pemuda alim yang pandai mengaji.

Ia kemudian pulang ke Surakarta dan diangkat sebagai cucu angkat oleh Panembahan Buminoto, adik Pakubuwana IV.

Bagus Burhan kemudian menikah dengan Raden Ayu Gombak dan ikut mertuanya, Adipati Cakradiningrat, di Kediri.

Di sana ia merasa jenuh dan memutuskan untuk berkelana ditemani oleh Ki Tanujoyo.

Konon, ia berkelana sampai ke Pulau Bali untuk mempelajari naskah-naskah sastra Hindu koleksi Ki Ajar Sidalaku.

 

Setelah ayahnya meninggal di penjara Belanda tahun 1830, Bagus Burhan diangkat sebagai Panewu Carik Kadipaten Anom dengan gelar Raden Ngabehi Rangga Warsita.

Lalu, setelah kematian Yasadipura II, ia diangkat sebagai pujangga Kasunanan Surakarta oleh Pakubuwana VII pada tanggal 14 September 1845.

Sebagai pujangga, Ronggowarsito melahirkan banyak karya sastra yang menggambarkan keadaan sosial, politik, dan budaya masyarakat Jawa pada masa itu.

Beberapa karya sastranya yang terkenal adalah Serat Kalatidha, Serat Sabdajati, Serat Jaka Lodang, Serat Wulangreh, dan Serat Centhini.

Ronggowarsito juga dikenal sebagai peramal ulung yang memiliki berbagai ilmu kesaktian.

Dalam naskah babad, ia dikisahkan mampu memahami bahasa binatang.

Ia juga dapat meramalkan masa depan dengan menggunakan candrasengkala, yaitu sistem penanggalan yang menggunakan angka-angka yang diwakili oleh kata-kata.

 

Ronggowarsito meninggal secara misterius pada tanggal 24 Desember 1873 dalam usia 71 tahun.

Tanggal kematian ini ternyata dapat ditemukan dalam Serat Sabdajati yang ia tulis sendiri.

Sehingga, banyak orang yang percaya bahwa Ronggowarsito telah meramalkan kematiannya sendiri dengan tepat.

Ramalan Tentang Anies Baswedan  di Serat Jaka Lodang?

Ramalan Ronggowarsito tentang Anies Baswedan yang tertulis dalam Serat Jaka Lodang merupakan salah satu ramalan yang paling kontroversial dan menarik perhatian publik.

Banyak orang yang menganggap bahwa ramalan ini benar-benar mengacu pada Anies Baswedan, sementara ada juga yang meragukan kebenaran dan keaslian ramalan ini.

Salah satu alasan mengapa ramalan ini dianggap benar adalah karena adanya kesesuaian antara nama, asal, dan tahun kelahiran Anies Baswedan dengan bait ramalan tersebut.

Anies memang memiliki nama lengkap Anies Rasyid Baswedan, lahir pada tahun 1969 di Kuningan, Jawa Barat, tetapi menghabiskan masa kecil dan remajanya di Jakarta Pusat.

Tahun kelahirannya juga dapat disesuaikan dengan tahun Saka yang digunakan oleh Ronggowarsito.

Selain itu, Anies juga dikenal sebagai salah satu tokoh yang berpotensi maju sebagai calon presiden pada pemilihan umum tahun 2024.

Ia memiliki latar belakang sebagai akademisi, aktivis, dan politisi yang cukup populer di kalangan masyarakat.

Ia juga memiliki dukungan dari beberapa partai politik, seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Gerindra.

Namun, ada juga alasan mengapa ramalan ini diragukan kebenaran dan keasliannya.

 

Pertama, tidak ada bukti otentik bahwa bait ramalan tersebut benar-benar berasal dari Serat Jaka Lodang karya Ronggowarsito.

Bait tersebut baru muncul di media sosial sekitar tahun 2017, menjelang pemilihan umum gubernur DKI Jakarta.

Bait tersebut kemungkinan besar merupakan hasil rekayasa atau manipulasi dari pihak-pihak tertentu yang ingin mendukung atau menyerang Anies Baswedan.

Kedua, ada kemungkinan bahwa nama Anies Baswedan bukanlah nama asli dari tokoh yang diramalkan oleh Ronggowarsito.

Nama Anies Baswedan mungkin hanya merupakan nama samaran atau julukan yang diberikan oleh orang-orang yang percaya pada ramalan tersebut.

Nama asli dari tokoh tersebut mungkin berbeda atau bahkan tidak diketahui oleh publik.

Ketiga, ada kemungkinan bahwa asal Jakarta Pusat dari tokoh yang diramalkan oleh Ronggowarsito bukanlah asal geografis melainkan asal politis.

Jakarta Pusat mungkin merupakan simbol dari pusat kekuasaan atau pemerintahan Indonesia.

Tokoh tersebut mungkin berasal dari daerah lain tetapi memiliki pengaruh atau jabatan penting di Jakarta Pusat.

Keempat, ada kemungkinan bahwa tahun 1877 Saka (1945 Masehi) dari ramalan Ronggowarsito bukanlah tahun kelahiran melainkan tahun peristiwa penting yang terkait dengan tokoh tersebut.

Tahun 1945 Masehi merupakan tahun kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda.

Tokoh tersebut mungkin memiliki peranan atau kontribusi besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Wallahu A'lam Bishawab. ***