Kamu Ingin Daging? Dengan Printer Ini Kamu Tinggal Cetak, Simak Yuk?

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM) - Pemanasan global, pemakaian lahan yang besar, dan tantangan terkait kesejahteraan hewan adalah beberapa isu yang semakin mendominasi percakapan tentang industri peternakan dan produksi daging konvensional. Dalam upaya mengatasi masalah ini, para ilmuwan dan perusahaan teknologi muncul dengan solusi yang inovatif, yaitu daging sintesis atau sering disebut "daging tanpa hewan." Apa itu daging sintesis, dan bagaimana teknologi ini dapat mengubah lanskap industri makanan?

Apa Itu Daging Sintesis?

Daging sintesis, juga dikenal sebagai daging kultivasi, adalah produk makanan yang dibuat dari sel-sel hewan yang dibiakkan di dalam laboratorium daripada mengandalkan peternakan hewan secara tradisional. Proses produksi daging sintesis dimulai dengan mengambil sel-sel hewan hidup dan mengkulturkannya dalam kondisi laboratorium yang terkendali. Dalam jangka waktu tertentu, sel-sel ini berkembang menjadi jaringan otot yang dapat digunakan untuk membuat produk daging seperti burger, nugget, atau sosis.

Manfaat Daging Sintesis

Kehandalan Pasokan Pangan: Daging sintesis dapat memainkan peran penting dalam menciptakan pasokan pangan yang lebih dapat diandalkan. Tanpa ketergantungan pada peternakan hewan, produksi daging sintesis tidak akan terganggu oleh cuaca ekstrem, wabah penyakit hewan, atau fluktuasi harga pakan.

Kesejahteraan Hewan: Produksi daging konvensional seringkali melibatkan praktik peternakan yang merugikan kesejahteraan hewan. Dengan daging sintesis, tidak ada kebutuhan untuk memelihara hewan hidup dan menjalani proses pemotongan, sehingga dapat mengurangi penderitaan hewan.

Lingkungan yang Lebih Bersih: Produksi daging konvensional adalah salah satu penyebab utama deforestasi, emisi gas rumah kaca, dan degradasi lingkungan. Daging sintesis dapat mengurangi dampak lingkungan karena memerlukan lahan yang jauh lebih kecil dan menghasilkan emisi gas yang lebih rendah.

Daging Salmon Sintetis

Tidak dapat dipungkuri teknologi mendorong inovasi dalam berbagai hal, termasuk dalam urusan pangan. Terbaru, di Australia kini ada printer 3D yang dapat mencetak daging salmon sintetis yang bisa dikonsumsi seperti daging asli. 

New York Post seperti dilansir okezone.com, Jumat (22/9/2023), mengabarkan bahwa daging salmon sintetis ini ditujukan untuk kaum vegetarian yang tidak mengkonsumsi daging. Dikatakan bahwa invovasi ini akan menjadi pangan alternatif. 

"Dengan pencapaian pencetakan makanan 3D skala industri, kita memasuki revolusi makanan kreatif, sebuah era di mana makanan dibuat sesuai dengan kebutuhan pelanggan,” kata Robin Simsa, CEO startup teknologi pangan Wina, Revo Foods.

"Kami tidak hanya menciptakan alternatif vegan. Kami membentuk masa depan pangan itu sendiri,” tambahnya.

Dikatakan bahwa daging salmon itu mengandung 100% protein vegan terdiri dari jamur serta omega-3, sembilan asam amino esensial dan vitamin A, B2, B3, B6, B12 dan D2. Robin juga mengungkapkan bahwa produknya tidak mengandung gula, gluten atau kolesterol.

Dalam pembuatannya, perusahaan Robin turut bekerja sama dengan startup makanan Mycorena. Kerja sama ini dijalin untuk menciptakan sejenis mikoprotein, protein yang berasal dari jamur, yang khusus dibuat untuk dicetak 3D.

Saat ini, produk salmon sintetis sudah terjual habis di situs web Revo, dengan harga sekitar 7,50 dolar AS atau Rp 115 ribu. Sehabis melebarkan sayap di Australia, perusahaan berencana untuk menjualnya di Jerman dan Negara Eropa lainnya. 

Untuk diketahui, Revo sendiri mencap dirinya sebagai perusahaan makanan laut yang menyelamatkan ikan, dengan menyatakan bahwa lebih dari 18.000 ikan telah dilindungi sejak produksi dimulai.

Menurut situs web mereka, versi vegan menghasilkan 77% hingga 86% lebih sedikit CO2 dibandingkan salmon biasa. Mereka juga menggunakan air tawar 95% lebih sedikit.

Makanan sintetis yang dibuat menggunakan printer sendiri sebelumnya pernah diciptakan juga oleh perusahaan Israel Steakholder Foods. Untuk pertama kali di dunia, mereka menciptakan ikan kerapu bio-printer 3D.***