Sadis! Ritual Kuno Terbongkar, Tumbalkan Ratusan Anak untuk Persembahan Dewa

(Dok: EPA)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Ritual kuno yang cukup sadis terbongkar, sebab dalam prosesnya menumbalkan ratusan anak yang ditujukan untuk persembahan dewa.

Pemandangan mengerikan ini, terlihat di sebuah wilayah di Peru, di mana terdapat 76 kerangka milik anak-anak yang dikorbankan pada lebih dari 450 tahun lalu, dengan satu kuburan berisi lima anak kecil duduk berhadapan dalam lingkaran.

Jenazah semua anak dikuburkan dengan kaki menghadap ke timur dan kepala menghadap kebarat, itu merupakan pola penguburan pengorbanan yang dilakukan oleh masyarakat Chimu Kuno, yang dikenal dengan ritual-ritual mengerikan.

Penemuan tersebut, tulis okezone.com, membawa total 302 anak yang dikorbankan, setelah sebelumnya juga ditemukan di wilayah tersebut. Semua anak terbunuh dalam enam peristiwa pengorbanan yang berbeda dari tahun 1050 hingga 1500.

Mengenai alasan anak-anak tersebut dibunuh belum diketahui, namun para ilmuwan berspekulasi bahwa hidup mereka merupakan hadiah bagi para dewa.

Chimu merupakan budaya pra-Inca yang muncul dari sisa-sisa budaya Moche di sepanjang pantai Peru. Peradaban itu merupakan kekaisaran pra-colombus terbesar di Peru hingga Inca.

Kelompok Chimu dikenal luas karena inovasi mereka di bidang pertanian. Dari mulai membangun sistem irigasi besar, dan pengorbanan anak-anak mereka.

Kuburan 'massal' tersebut digali di situs arkeologi Pampa La Cruz, yang terletak di distrik Huanchaco. Para Arkeolog menemukan 25 kuburan di Gundukan I dan 51 di Gundukan II.

Tim Arkeolog tengah melakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan bagaimana anak-anak tersebut dibunuh, dan apakah ada alasan lain selain mereka ditumbalkan untuk dewa-dewa Chimu.

Lebih dari 140 anak laki-laki dan perempuan berusia antara 5-14 tahun dibantai dengan tujuan pengorbanan massal untuk menenangkan dewa-dewa dari kepercayaan yang sekarang sudah punah.

Dikutip dari Daily Mail, Sabtu (1/10/2022), dijelaskan jika ada banyak anak-anak dan hewan yang dipotong jantungnya pada ritual mengerikan itu.

Penulis studi John Verano, profesor antropologi di Universitas Tulane mengatakan, situs tersebut membuka babak baru tentang praktik pengorbanan anak di zaman kuno.

"Penemuan arkeologi ini mengejutkan kita semua, kita belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya, dan tidak ada saran dari sumber-sumber etnosejarah atau catatan sejarah tentang pengorbanan anak atau unta yang dilakukan dalam skala seperti itu di pesisir utara Peru," ungkap John.

John mengaku, dirinya beruntung bisa sepenuhnya menggali situs tersebut, dan memiliki tim lapangan serta laboratorium multidisiplin untuk melakukan penggalian dan analisis material.

Tes anatomi dan genetik, yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, mengatakan kalau luka pada anak-anak berdasarkan tulang dada menunjukkan, dada mereka dipotong untuk diambil jantungnya.

Profesor Prieto mengatakan, mengakses jantung dengan pemotongan melintang dari tulang dada adalah teknik yang akrab bagi ahli bedah toraks modern, dan dikenal dengan berbagai nama.

Sebagai informasi, Orang-orang Chimu tinggal di sebidang gurun, dengan lebar 30 hingga 160 km, antara Pasifik dan Andes.

Menurut Britannica, masyarakat Chimu membangun kota dan sistem irigasi besar. Budaya Chimu didominasi oleh pertanian, meskipun mereka juga dikenal karena tekstil, tembikar yang menakjubkan, keramik hitam, dan logam mulia.

Suku Chimu juga diperkirakan bertahan hidup dengan memancing serta memuja Bulan. Mereka dikabarkan percaya Bulan lebih kuat dari Matahari.***