Survei Litbang "Kompas": 15,1 Persen Warga Pilih Capres yang Didukung Jokowi: Kata Satyo Purwanto Jika Pilpres Hari Ini, Prabowo dan Ganjar Kalah Diadu Sama Anies

Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Dok: setneg.go.id)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Litbang Kompas merilis hasil survei mengenai seberapa berdampaknya pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mendukung sosok calon presiden (capres) untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hasilnya, hanya 15,1 persen warga yang yakin memilih sosok capres yang didukung Jokowi. Adapun survei Litbang Kompas ini diselenggarakan pada 24 September-7 Oktober 2022 secara tatap muka.

Melansir kompas.com, sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi. Dengan menggunakan metode ini, survei berada di tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error penelitian sebesar kurang lebih 2,8 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Litbang Kompas bertanya kepada responden, "Apakah Anda akan memilih sosok calon presiden yang disarankan oleh Presiden Joko Widodo?" Rupanya, hanya 15,1 persen responden yang yakin memilih sosok capres yang mendapat dukungan dari Jokowi.

Sementara itu, 35,7 persen responden menjawab masih mempertimbangkan, 30,1 persen tidak akan memilih sosok yang disarankan Jokowi itu, dan 19,1 persen sisanya tidak tahu.

Itu artinya, jumlah warga yang sudah yakin memilih capres yang disarankan Jokowi memang masih terpaut jauh dari sepertiga publik yang menyatakan akan mempertimbangkan.

Proporsi ini terbaca menurun dari survei Juni 2022 yang merekam tak kurang dari separuh responden yang masih bersikap mempertimbangkan untuk mengikuti saran Jokowi dalam memilih capres.

"Jika dilihat, kebimbangan publik ini bisa jadi dipengaruhi faktor belum bulatnya rasa percaya dan keyakinan publik pada kinerja pemerintahan yang dipimpin Presiden Jokowi," dikutip dari Litbang Kompas, Senin (14/11/2022).

Adapun berdasarkan survei Litbang Kompas pada Oktober 2022, kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah Presiden Jokowi memang menurun menjadi 62,1 persen. Manuver politik yang mulai banyak dilakukan para menteri, bahkan presiden sekalipun, tentu akan memengaruhi jalannya roda pemerintahan.

"Sejatinya, keberhasilan endorse yang berpijak pada rasa kepercayaan publik atas pemerintahan bermuara pada adanya kepuasan terhadap hasil kerja yang ditunjukkan. Publik akan melihat bahwa sosok yang didukung oleh Presiden Jokowi merupakan orang tepat untuk melanjutkan capaian kerja-kerja yang ditorehkan sebelumnya," tulis Litbang Kompas.

Kalah Diadu Sama Anies

  1. diketahui hasil survei Litbang Kompas bahwa 30,1 persen tidak akan memilih sosok capres yang disarankan Jokowi, namun hanya 15,1 persen yang memilih capres didukungnya menunjukkan bahwa Prabowo Subianto maupun Ganjar Pranowo akan kalah jika melawan Anies Baswedan. Demikian pendapat Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto terkait dengan hasil survei yang dilakukan Litbang Kompas.

 

Menurut Satyo, 30,1 persen masyarakat tidak akan memilih sosok yang disarankan Jokowi merupakan gambaran sebenarnya perasaan rakyat saat ini terhadap mantan Walikota Solo itu maupun jalannya pemerintahan yang dipimpinnya saat ini.

"Jika pilpres hari ini, bahkan Prabowo pun kalah sama Anies Baswedan, apalagi di adu sama Ganjar Pranowo," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (14/11).

Satyo menilai, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat ini memiliki double rintangan. Di mana, Ganjar hanya kuat di Jawa Tengah. Sehingga, Ganjar akan berhadapan dengan mesin politik PDI Perjuangan di Jawa Tengah jika tidak dipilih sebagai capres PDIP.

"Artinya, keunggulan geografis Ganjar akan habis dibabat oleh mesin politik PDIP yang justru paling kuat di Jateng," pungkas Satyo.

Baik Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto saat ini diingat oleh publik merupakan sosok yang didukung oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.***