Takut Anaknya Jadi Korban Penculikan? Ini 11 Tips Buat Orang Tua

(Dok: iStock/AlexLinch)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Anak korban penculikan di Jakarta Pusat, Malika Anastasya yang baru berusia 6 tahun telah ditemukan. Malika hilang diculik sejak Desember 2022 lalu. Saat ditemukan, Malika berada di daerah Ciledug, Tangerang Selatan dengan keadaan yang cukup mengkhawatirkan.

Penculikan memang bisa terjadi kepada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja. Tugas para orang tua adalah menjaga anaknya, agar tak menjadi korban penculikan yang kini kian merajalela.

Dikutip dari cnnindonesia, Ketua Dewan Pakar Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengatakan penting untuk mengedukasi anak agar tak mudah dibawa oleh penculik atau orang tak dikenal.

 

"Orang tua perlu dan penting mengedukasi anak-anaknya. Mengedukasi anak merupakan salah satu cara menghindari anak-anak menjadi korban penculikan," kata Retno melalui keterangan tertulis.

Retno membagikan tips mengedukasi anak, agar terhindar dari penculikan. Berikut tipsnya:

1. Ajari cara merespon situasi berbahaya

Mengajari anak merespon sesuatu yang berbahaya sedini mungkin sangat penting dilakukan. Misalnya mengajari anak agar berteriak minta tolong saat ada orang tak dikenal mengajak atau memaksa pergi bersama.

2. Waspada terhadap orang baru

Ajari anak untuk waspada kepada orang yang baru dikenal. Beri tahu Anak agar tidak mudah percaya terhadap orang baru.

Ajari anak untuk menolak pemberian makanan, permen, atau sesuatu yang menarik perhatiannya dari orang tak dikenal terutama saat tidak ada orang tua di sampingnya.

3. Beri pengertian agar tak ikut orang lain

Ajari anak dan beri dia pengertian dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, tentang bahaya ikut bersama orang tak dikenal.

4. Pastikan anak selalu bersama orang tua

Tekankan pada anak agar tidak berpisah dari orangtua. Terutama saat berada di keramaian. Ajarkan juga pada anak apa yang harus dilakukan bila tersesat atau terpisah dari orang tua.

 

Beritahu mereka untuk tidak pergi sendiri ke suatu tempat tanpa didampingi orang tua, kakak atau orang yang bisa dipercaya.

5. Ajari anak bela diri

Mengajari anak ilmu bela diri bukan sesuatu yang salah. Sehingga ketika ada orang asing yang ingin memaksanya pergi, anak sudah tahu yang harus dilakukan.

Misalnya dengan menggigit, menendang, atau berteriak agar anak bisa melepaskan diri dari penculik. Hal yang paling penting adalah mengajarkan anak mana area tubuhnya yang tidak boleh disentuh orang lain.

6. Anak jangan biarkan menyendiri

Biarkan anak bermain dengan teman-temannya. Saat pulang sekolah, ajarkan anak agar selalu bersama temannya saat pulang atau menunggu jemputan.

7. Interaksi dan bercerita

Biasakan anak selalu bercerita tentang kegiatannya selama sehari penuh. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan waktu luang kepada anak untuk bercerita dan Anda sebagai pendengar.

8. Jangan tinggalkan anak sendiri

Saat bepergian, orang tua jangan meninggalkan anak sendiri. Harus ada yang menjaga, merawat dan mengasuhnya di rumah atau di luar rumah.

9. Buat anak mandiri

Latih anak kemandirian. Bisa dengan melatihnya pulang dan berangkat sekolah sendiri tapi tetap harus diawasi orang tua dan guru.

10. Jangan mengekspos anak

Tren media sosial memang bisa jadi duri dalam daging. Sebaiknya jangan terlalu mengekspos anak di media sosial, misal sampai menyebut nama sekolah atau tempat dia belajar dan bermain sehari-hari. Buat beberapa hal menjadi lebih privasi, jangan diumbar semua.

11. Gunakan kode

Ajari anak kode yang hanya bisa diucapkan oleh penjemput atau pengasuh. Hal ini berlaku untuk orang tua yang tidak bisa menjemput atau mengantar anaknya ke sekolah.

Pengasuh dan penjemput harus memiliki kode yang hanya diketahui kedua pihak. Ajarkan anak untuk tidak ikut penjemput lain yang tidak memiliki kode.***