Pengalaman Horor Anak Buah Mbah Karto, Gegara Makan Ikan Hasil Mancing di Kali Winongo

(Dok: Pramono Estu)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Zaman silam, banyak penduduk menganggap Kali Winongo angker. Anak-anak kecil selalu dilarang orangtuanya bermain-main di sungai itu. Sungainya memang dalam dan diselimuti misteri,Banyak kisah misteri tentang Kali Winongo.

Pernah suatu ketika, ada kejadian menimpa seorang tukang kijing, anak buahnya Mbah Karto (nama samaran).

Mbah Karto memiliki perusahaan kijing yang terletak di sebelah barat Kali Winongo.

Saat sore menjelang, para tukang sudah beristirahat dari pekerjaannya. Para tukang umumnya dari luar daerah dan tinggal di rumah Mbah Karto. Mungkin ingin menghabiskan waktu menunggu Maghrib, salah satu tukang bernama Nasir (nama samaran) menyambangi Kali Winongo.

Dia membawa alat pancing. Dia asyik saja memancing di sungai itu. Sampai Maghrib, ikan yang didapatnya bisa dibilang lumayan. Ikan yang sukses dipancingnya dibawa pulang.

Sampai di rumah Mbah Karto, ikan-ikan itu dibersihkan bagian dalamnya. Ikan itu lalu digoreng. Dari aromanya tentu saja sudah mengundang selera makan.

Nasir Sambil membuat kopi, Nasir lahap memakan nasi dengan lauk ikan itu. Saat makan dan menghabiskan ikan itu belum ada kejadian apa-apa.

Karena sudah kenyang dan waktu beranjak jam sembilan malam, Nasir masuk kamarnya hendak memejamkan mata.

Waktu terus merambat. Tengah malam, seisi rumah dibuat gempar. Dari kamarnya, Nasir berteriak-teriak sangat keras. Mungkin mimpi buruk. Pintu kamarnya langsung digedor.

Mbah Karto ikut masuk ke kamar dan melihat mata Nasir membelalak lebar. Tubuh Nasir seolah berguncang hebat. Mbah Karto yang memang sudah sepuh paham ada 'makhluk lain' menghinggapi tubuh Nasir.

Setelah diceritakan oleh tukang lainnya, Mbah Karto pun paham apa yang terjadi. Ikan yang dimakan Nasir adalah jelmaan 'makhluk lain' itu.

Segenap ikhtiar dilakukan untuk membebaskan tubuh Nasir. Namun, takdir berkata lain. Nyawa Nasir perlahan dicabut. Nasir meninggal.

 

Kejadian yang dialami Nasir ini menambah kisah lainnya tentang keangkeran Kali Winongo. (Seperti dikisahkan Hendra Sugiantoro di Koran Merapi) *