Penasaran dengan Fenomena Hujan Es? Berikut Penjelasannya

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Musim dingin seringkali membawa berbagai fenomena alam yang menarik, salah satunya adalah hujan es. Hujan es adalah fenomena cuaca yang menghasilkan butiran air yang membeku sebelum mencapai permukaan bumi. Ini adalah salah satu momen yang seringkali dinantikan selama musim dingin, karena hujan es memiliki pesona dan keunikan tersendiri.

Proses Terbentuknya Hujan Es

Hujan es terbentuk ketika hujan jatuh dari lapisan udara yang cukup panas ke lapisan udara yang lebih dingin di dekat permukaan bumi. Saat tetes air turun melalui udara dingin ini, mereka membeku dan berubah menjadi butiran es sebelum mencapai tanah. Proses ini bisa menghasilkan berbagai ukuran butiran es, mulai dari yang sangat kecil hingga yang lebih besar seperti biji kacang.

Keindahan Hujan Es

Hujan es memiliki keindahan yang unik. Ketika hujan es turun, cahaya dari lampu jalan atau lampu rumah terpantul oleh butiran-butiran es ini, menciptakan kilauan yang indah di udara. Fenomena ini sering disebut sebagai "hujan es berkilau" atau "hujan es bercahaya," dan hal ini bisa membuat pemandangan malam musim dingin menjadi sangat menakjubkan.

Selain itu, hujan es juga bisa memberikan lapisan tipis es pada permukaan tanah, pohon, dan benda-benda lainnya. Pemandangan ini sering kali dianggap indah, dan fotografer seringkali mencari kesempatan untuk mengabadikannya.

Dampak Hujan Es

Meskipun hujan es memiliki pesona yang memukau, fenomena ini juga dapat memiliki dampak yang signifikan. Butiran-butiran es yang besar dapat merusak bangunan, kendaraan, dan kabel listrik. Selain itu, lapisan es tipis di jalan dapat membuat kondisi berkendara menjadi sangat berbahaya.

Hujan es juga dapat memengaruhi pasokan listrik, karena butiran es yang berat dapat menyebabkan pohon-pohon tumbang dan merusak saluran listrik. Oleh karena itu, hujan es seringkali disertai dengan pemadaman listrik di beberapa wilayah.

Dapat dikatakan hujan es adalah salah satu fenomena alam yang memukau dan menarik selama musim dingin. Meskipun memiliki keindahan yang unik, kita juga harus waspada terhadap potensi dampak negatifnya, terutama dalam hal keselamatan dan kerusakan. Momen hujan es dapat dijadikan kesempatan untuk mengapresiasi keajaiban alam dan menjaga kewaspadaan agar tetap aman saat menikmati keindahannya.

 Terjadi Saat Cuaca Ekstrem?

Fenomena hujan es seringkali dilaporkan di sejumlah wilayah di Indonesia, dan tak sedikit yang menyebabkan kerusakan pada bangunan seperti rumah. Hujan deras yang sangat ekstrem, biasanya memicu terbentuknya fenomena alam ini. Namun, sebenarnya, apa itu fenomena hujan es? 

Dikutip dari situs resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang dilansir kompas.com, fenomena hujan es adalah peristiwa alam yang biasa atau wajar terjadi.

Fenomena cuaca alamiah ini terjadi saat hujan lebat atau hujan es, disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang. Umumnya, hujan es di Indonesia sering terjadi pada masa peralihan musim atau musim pancaroba, baik pergantian dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya. 

Proses terjadinya fenomena hujan es Seperti diberitakan Kompas.com, edisi 4 Maret 2021, fenomena hujan es terjadi sebagai dampak dari pertumbuhan awan Cumulonimbus lebih dari 10 Km, disampaikan Kepala Stasiun Klimatologi Sleman, Reny Kraningtyas dalam siaran persnya. Saat udara hangat dan lembab terjadi di permukaan bumi, maka radiasi matahari yang intens dan menyebabkan pemanasan bumi, akan mengangkat massa udara tersebut ke atmosfer.

Setelah massa udara sampai di atmosfer, selanjutnya ini akan mengalami pendinginan. Kondensasi ini kemudian membentuk titik-titik air yang terlihat sebagai awan Cumulonimbus (Cb). Dalam proses terjadinya hujan es ini,sebagai akibat dari kuatnya energi dorongan ke atas, maka saat terjadi proses konveksi, puncak awan akan semakin tinggi hingga mencapai freezing level atau tingkat pembekuan. 

Dalam tahap ini lah, kemudian akan terbentuk kristal-kristal es dengan ukuran yang cukup besar. Akibatnya, saat awan sudah masak dan tidak lagi mampu menahan uap air, maka terjadinya hujan lebat yang disertai es. Es yang turun ini kemudian bergesekan dengan udara, sehingga mencair dan saat sampai ke permukaan tanah, dan bongkahannya akan lebih kecil. 

Menurut BMKG, fenomena alam ini sifatnya sangat lokal. Karena biasanya hujan es hanya turun di daerah atau wilayah dengan luasan berkisar 5-10 Km. Selain itu, fenomena hujan es ini memiliki durasi yang relatif singkat, sekitar 10 menit. Biasanya juga terjadi di siang atau sore hari, atau terkadang menjelang malam hari.***