Waspada Kasus Cacar Monyet Bertambah Ternyata Prilaku Sex Seperti ini Rentan Apa Itu?

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Cacar Monyet, juga dikenal sebagai Monkeypox dalam bahasa Inggris, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang sama dengan virus cacar manusia. Virus ini tergolong dalam keluarga Orthopoxvirus dan umumnya ditemukan pada primata, seperti monyet, tupai, dan tikus pohon di wilayah Afrika Tengah dan Barat.

Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1958 di laboratorium penelitian di Denmark ketika sejumlah tikus pohon dari Afrika terinfeksi dengan virus ini. Namun, pada tahun 1970, kasus pertama cacar monyet pada manusia tercatat di Republik Kongo.

Gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar pada manusia. Biasanya, gejala awal meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Setelah itu, ruam kulit muncul, mirip dengan cacar manusia, dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lainnya.

30 Kasus

Kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia masih bertambah jumlahnya. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan ada 30 kasus cacar monyet per hari ini, Kamis (2/11/2023). Jumlah tersebut meningkat dari sebelumnya 27 kasus per Selasa (31/10/2023). 

“Semua laki-laki, penularan melalui kontak seksual,” ucap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi kepada Kompas.com, Kamis (2/11/2023). 

Sebaran kasus cacar monyet di Indonesia Nadia mengatakan, kasus cacar monyet sudah menyebar ke luar DKI Jakarta. 

Berikut sebarannya: 

Kota Bandung: 1 kasus. 

Kabupaten Tangerang: 2 kasus. 

Kota Tangerang: 1 kasus. 

Kota Tangerang Selatan: 1 

kasus. DKI Jakarta: 25 kasus. 

Kelompok paling berisiko tinggi tertular cacar monyet Nadia menuturkan, orang yang melakukan kontak atau berhubungan seksual berganti-ganti dan dengan banyak pasanganberisiko tinggi tertular cacar monyet. “Kelompok paling berisiko utama berdasarkan data yang ada adalah laki-laki yang melakukan seks dengan sejenis,” kata Nadia. 

Menurut Nadia, hal tersebut didukung oleh jumlah kasus yang terjadi secara global. 

"Kalau lihat epidemiologi global juga pada kelompok lelaki seks dengan sejenisnya yang banyak dilaporkan," tuturnya. 

Selain kontak seksual, termasuk oral dan anal, penularan cacar monyet juga melalui kontak langsung dengan ruam atau lesi cacar monyet. 

Cacar monyet juga bisa tertular secara tidak langsung melalui barang-barang milik penderita. 

Gejala cacar monyet 

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (26/10/2023), Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan sejumlah gejala yang diderita oleh pasien cacar monyet, yakni: 

Lesi atau ruam pada kulit. Demam. 

Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati), terutama di lipatan paha. 

Terasa sakit saat menelan. Nyeri tenggorokan. Sakit otot atau myalgia. 

Menggigil. 

Badan terasa sakit. 

Kelelahan. 

Mual bahkan diare. Nyeri di mulut. 

Kesimpulan

Cacar monyet, meskipun jarang terjadi, tetap merupakan ancaman potensial bagi kesehatan masyarakat. Kewaspadaan dan pemahaman yang baik tentang gejala, penularan, serta langkah-langkah pencegahan sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Melalui upaya pencegahan yang tepat dan kerja sama antara berbagai pihak, kita dapat meminimalkan risiko dan dampak dari penyakit yang disebabkan oleh cacar monyet ini.

Ingatlah untuk selalu mencari informasi yang akurat dan terkini terkait dengan perkembangan cacar monyet dari otoritas kesehatan terpercaya, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan untuk melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita dari penyakit yang mungkin berbahaya ini.***