Biar Kamu Tidak Dibilang Pikun dan Ingatan Makin Tajam Lakukan 5 Tips Ini, Apa Saja?

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Pikun, atau dikenal dengan istilah medis Demensia, adalah kondisi neurologis yang ditandai dengan penurunan fungsi kognitif, seperti daya ingat, pemikiran, orientasi, pemahaman, perhitungan, kemampuan belajar, bahasa, dan kemampuan pemecahan masalah. Kondisi ini umumnya terkait dengan usia lanjut, namun tidak semua penurunan kognitif pada usia lanjut mengarah pada pikun. 

Pikun lebih dari sekadar lupa, ia mencakup sejumlah gangguan kognitif yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari seseorang.

Gejala Pikun

Pikun memiliki sejumlah gejala yang bisa berkembang secara bertahap, dan mereka bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisi. Beberapa gejala umumnya termasuk:

Penurunan daya ingat: Kesulitan mengingat informasi baru, lupa akan kejadian yang baru saja terjadi, dan kesulitan menemukan kata-kata yang tepat.

Perubahan perilaku: Perubahan suasana hati, kebingungan, kecemasan, dan terkadang perilaku yang tidak biasa.

Kesulitan berpikir dan memproses informasi: Kesulitan dalam memecahkan masalah atau membuat keputusan yang logis.

Kehilangan orientasi: Kesulitan menentukan arah, waktu, atau tempat.

Kehilangan kemampuan berbicara: Kesulitan dalam menemukan kata-kata yang tepat atau menyusun kalimat dengan baik.

Penyebab Pikun

Pikun bisa disebabkan oleh berbagai kondisi yang mempengaruhi otak. Beberapa penyebab umum meliputi:

Alzheimer: Penyakit neurodegeneratif yang merupakan penyebab umum dari pikun. Ini menyebabkan kerusakan otak yang berkembang seiring waktu.

Vaskular atau Multi-Infark Dementia: Disebabkan oleh masalah sirkulasi darah ke otak, seringkali karena serangkaian mini stroke.

Lewy body dementia: Disebabkan oleh akumulasi protein abnormal di otak yang disebut "Lewy bodies."

Gangguan Parkinson atau penyakit Huntington: Kedua kondisi ini dapat juga berhubungan dengan penurunan kognitif.

Cara Mengatasi Pikun

Meskipun pikun seringkali tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat membantu mengelola kondisi ini:

Perawatan medis: Konsultasi dengan dokter spesialis untuk diagnosis dan penanganan kondisi kesehatan yang mendasari.

 Perubahan gaya hidup: Menerapkan diet sehat, menjaga aktivitas fisik, tidur yang cukup, dan mengurangi stres dapat membantu dalam pengelolaan kondisi ini.

Stimulasi mental: Latihan otak seperti membaca, menulis, atau permainan otak dapat membantu menjaga keterampilan kognitif.

Dukungan sosial: Dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok pendukung dapat membantu dalam mengelola emosi dan stres.

Dapat dikatakan pikun atau demensia merupakan kondisi neurologis yang mempengaruhi fungsi kognitif seseorang. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gejala, penyebab, dan pengelolaannya, individu yang mengalami pikun dan keluarga mereka dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya dan meningkatkan kualitas hidup. Konsultasi dengan dokter dan perawatan yang tepat merupakan kunci penting dalam menghadapi kondisi ini.

5 Kebiasaan 

Suatu ketika Anda mungkin pernah lupa membawa dompet saat bepergian. Di hari lainnya, Anda justru lupa membawa handphone saat berangkat kerja.

Melupakan sesuatu sebenarnya hal yang wajar. Tapi jika terlalu sering kejadian Anda harus mulai memikirkan kenapa jadi pelupa, dan bagaimana memperbaikinya.

Menukil Reader's Digest, menjadi pelupa saat bertambahnya usia sebenarnya bukan masalah besar. Seiring bertambahnya usia, kecepatan otak memproses sesuatu memang bisa menurun.

"Hal ini hanya semacam kemacetan otak. Mungkin diperlukan waktu lebih lama untuk merangkai kata atau melakukan sesuatu. Hal-hal seperti ini memang bisa datang seiring bertambah usia," kata direktur pusat keunggulan penyakit Alzheimer di Fakultas Kedokteran Albert Einstein, New York, Jessica Zwerling dilansir cnnindonesia.com.

 

Meskipun usia memang berpengaruh dengan memori dan sifat mudah lupa, bukan berarti hal ini tidak bisa diperbaiki. Anda bisa mengatasinya dengan beberapa kebiasaan yang bisa diterapkan sehari-hari.

Berikut beberapa kebiasaan yang bisa dilakukan agar saat usia bertambah ingatan tetap tajam dan tidak mudah lupa:

Kebiasan Agar Tak Cepat Pikun

1. Manajemen stres

Stres jelas memengaruhi daya ingat dan menyebabkan peradangan di otak. Itulah sebabnya manajemen stres sangat penting dilakukan.

Memiliki strategi untuk mengatasi stres berdampak baik pada otak. Anda bisa melakukan meditasi, yoga, melakukan hobi, tetap terhubung dengan teman hingga keluarga. Lakukan hal-hal yang menyenangkan saat mulai merasakan tekanan.

2. Meluangkan waktu dengan orang lain

Interaksi sosial membantu menangkal depresi dan stres. Menukil Mayo Clinic, carilah kesempatan untuk berkumpul dengan orang tersayang. Bisa sahabat, keluarga, atau siapapun. Jangan terlalu lama sendirian, berbagi dan berbincanglah dengan orang lain.

3. Tidur nyenyak dan cukup

Kurang tidur telah dikaitkan dengan menurunnya daya ingat. Jadikan tidur yang cukup dan nyenyak setiap malamnya. Sebaiknya tidur 7 hingga 9 jam setiap malam secara teratur.

4. Aktif secara fisik setiap hari

Aktivitas fisik bisa meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk otak. Hal ini bisa membantu menjaga ingatan tetap tajam sehingga tidak sering lupa.

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan merekomendasikan setidaknya 150 menit setiap minggunya untuk melakukan aktivitas aerobik sedang. Seperti jalan cepat, atau 75 menit seminggu aktivitas aerobik berat, seperti jogging.

Jika Anda tidak punya waktu untuk berolahraga penuh, cobalah berjalan kaki 10 menit sepanjang hari.

5. Makan makanan sehat

Pola makan yang sehat baik untuk otak. Makanlah buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Pilih sumber protein rendah lemak, seperti ikan, kacang-kacangan, dan unggas tanpa kulit.

Apa yang Anda minum juga penting. Terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan kebingungan dan kehilangan ingatan.***