Ini Pengalaman Horor Suyud dan Tamsir Usai Pulang Nonton Wayang Kulit Lewat Jembatan Kwaru Bantul, Tiba-tiba? Simak Yuk

(Dok: Pramono Estu)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Tiba-tiba ada kejadian yang membuat kereka terkejut. Kejadian apakah itu? Malam itu Suyud dan Tamsir, pria setengah baya yang mempunyai hobi sama, berboncengan sepedamotor menuju dusun Pareharjo, 20 kilometer jauhnya dari rumah mereka.

Mereka akan menonton sebuah pergelaran wayang kulit. Sampai di tempat, keduanya kecewa berat. Ternyata yang mendalang bukan Ki Seno Nugroho, dalang favoritnya.

Tapi dalang dari desa tetangga yang belum begitu kondang. Tak ayal, membuat keduanya tidak fokus menikmati pagelaran tersebut.

Baru jam setengah duabelas Suyud sudah sambat ngantuk. Tamsir mengangguk ketika Suyud mengajak pulang. Kalau ketika berangkat Suyud yang berada di depan, pulangnya gantian Tamsir yang memboncengkan Suyud.

Menuju rumah keduanya, jika ingin cepat sampai, mereka harus melewati jembatan Kwaru. Sebuah jembatan kecil, selebar satu setengah meter, yang hanya boleh dilewati kendaraan roda dua.

Kurang seratus meter sampai di ujung utara jembatan Kwaru, Tamsir masih memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi.

Namun lima meter menjelang masuk ujung jembatan, Tamsir menginjak rem belakang kuat- kuat.

Cieeet...! Hampir saja kendaraan itu ngosek.

Untung Tamsir bisa menguasai kendaraannya. Hanya saja, bersamaan dengan itu tengkuk Tamsir terasa teramat sangat sakit.

Dia merasakan tengkuknya seperti tersiram air panas. Keruan saja membuat Tamsir kelimpungan dan berteriak kesakitan. Suyud pun kebingungan.

Beruntung, Tamsir segera mendapat pertolongan dari warga setempat. Tamsir pun bercerita.

 

 

Ketika akan memasuki ujung utara jembatan Kwaru, tiba- tiba dia dikejutkan dengan sebuah penampakan di tengah jembatan. Penampakan langka tersebut berupa alat kelamin pria sebesar...kentongan kayu glugu.

Bersamaan dengan itu, cuuur...!

Air panas keluar dari ujung kemaluan pria tersebut. Mengguyur tengkuk Tamsir. Tengkuknya sampai melepuh.

“Sampeyan tadi tidak membunyikan klakson ketika akan masuk jembatan Kwaru ya?” tanya seorang warga yang menolongnya.

“Yah, gendruwo penunggu jembatan Kwaru tersebut memang suka usil.

Ada saja yang dilakukan jika mendapati orang lewat yang tidak kulonuwun”, sambung warga tersebut. - Nama samaran (Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *