Pengalaman Mengerikan Fara, Pulang Sekolah Naik Angkot Eeee Membawanya ke Tengah Hutan Ada Apa?

(Dok:Pramono Estu)

JAKARTA (SURYA24.COM) -Anak-anak sekolah biasa diantar-jemput orangtuanya, namun ada juga yang naik sepeda sendiri. Ada pula yang naik angkutan umum. Seperti halnya Fara, yang masih duduk di kelas 4 SD.

Siang itu ia pulang sekolah menunggu angkutan umum di depan sekolahnya. Jarak dari sekolah ke rumahnya sekitar tiga kilometer. Kebetulan ada jalur angkutan dari rumah ke sekolahnya, bolak-balik. Wajar jika anak pulang sekolah rada lapar. Bahkan, lelah setelah sejak pagi mengikuti pelajaran di sekolah.

Fara pun lelah, malah dia rada mengantuk. Angkutan umum yang ditumpanginya berjalan. Mungkin saking capeknya, Fara tertidur. Ketika tertidur, dia sepertinya lupa waktu.

Pastinya juga tidak melihat kanan kiri jalan. Dia tidak tahu kalau angkutan umum telah melewati depan rumahnya. Sebab, Fara memang tertidur pulas. Sangat nyenyak.

Saat bangun, dia kaget setengah mati. Langit gelap gulita. Hanya redup cahaya dari bintang-bintang dan bulan. Dia tengok sekeliling. Masih di angkutan umum yang ditumpanginya tadi. Tapi, aneh. Kondisi angkutan umum karatan dan rusak.

Fara keluar dari angkutan umum. Dia tambah gemetar. Ada jalan tak beraspal. Sekelilingnya pohon-pohon lebat. Astaga, dia ada di hutan. Bagi anak kecil seumuran Fara, kejadian ini tentu bikin merinding.

Takut dan gentar. Pikirannya berkecamuk. Kusut akalnya. Di manakah sekarang? Bagaimana pulang ke rumah? Fara menangis. Wajar bagi seorang anak kecil.

Mungkin karena capek menangis, dia tertidur bersandarkan pohon. Sementara karena belum pulang-pulang ke rumah, orangtua Fara kebingungan. Dicari ke sana-kemari. Fara tidak ditemukan.

Tetapi, keesokan harinya, Fara diantar seorang penduduk desa ke rumahnya. Saat penduduk desa itu menyusuri hutan, dia melihat anak kecil kebingungan. Fara ditolongnya.

Menurut penduduk desa itu, angkutan umum itu sudah teronggok di situ puluhan tahun. Hingga tulang-tulang besi.

Dulu angkutan umum itu terperosok di situ saat mengangkut anak-anak sekolah untuk tamasya alam. Benar-benar tak disangka. Anak-anak sekolah yang puluhan tahun di angkutan umum itu berasal dari sekolah Fara.

Ketika kabar ini sampai di sekolah, guru-guru yang sudah mengajar lama di sekolah, berkelebat kenangan masa silam. - Nama samaran. (Sepeeti dikisahkan Armawati di Koran Merapi) *