Ngga Sadar Tenyata 10 Hewan Ini Diam-Diam Hidup di Tubuh Manusia Berikut Hindari Ini agar Kamu Tidak Sering Digigit Nyamuk

Hewan yang Ada di Tubuh Manusia. (Foto: Webmd)

JAKARTA (SURYA24.COM)– Sadar atau tidak, tubuh manusia bisa menjadi tempat hidup bagi sejumlah hewan. Mereka bisa bersarang pada bagian tubuh tertentu, baik di luar maupun organ dalam.

Kebanyakan hewan yang hinggap di tubuh manisa berukuran kecil dan sering dianggap sepele. Padahal, jika dibiarkan bisa berdampak buruk karena kebanyakan adalah hewan parasit.

Lantas apa saja hewan yang hidup di tubuh manusia? Berikut informasinya dikutip dari WebMD yang dilansir okezone.com.

Kutu kepala

Hewan sejenis serangga ini bisa hidup di rambut dan mengisap darah dari kulit kepala. Meski tidak berbahaya, kutu bisa memberikan rasa kurang nyaman karena gatal di kepala.

Cacing tambang

Cacing tambang bisa masuk ke kulit menusia saat seseorang berjalan tanpa alas kaki di atas kotoran. Ketika masuk ke tubuh, mereka akan hinggap di usus. Cacing tambang tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya seiring waktu.

Cacing pita

Parasit ini terdapat pada daging sapi, babi, atau ikan yang terinfeksi. Cacing pita mampu hidup sepanjang 9 meter di dalam tubuh manusia dan menyebabkan diare, kram, dan penurunan berat badan. Pengobatan dini secara medis perlu dilakukan sebelum efeknya bertambah parah.

Tungau wajah

Hewan dengan bentuk mirip laba-laba berkaki delapan ini hidup di sekitar wajah manusia untuk memakan sel-sel kulit mati dan sedikit minyaknya. Tungau ini hampir tidak dapat dilihat dengan mata telanjang karena ukurannya cuma sepertiga milimeter dan tembus pandang.

Kudis

Sejenis tungau gatal hidup di tubuh manusia. Dia menggunakan delapan kakinya untuk mengorek ke lapisan atas kulit bagian selangkangan, ketiak, di antara jari tangan atau kaki, atau di bawah ikat pinggang. Efeknya bisa muncul ruam gatal pada kulit.

Bakteri pusar

Disadari atau tidak, pusar manusia punya kelenjar yang menghasilkan keringat. Tempat inilah yang menarik beberapa bakteri untuk hinggap di sekitar lipatan pusar. Mereka tidak memberikan kesakitan, melainkan melawan kuman yang lebih berbahaya.

Mikrobioma usus

Triliunan mikrobioma ini punya ukuran mikroskopis dan banyak hidup di usus manusia. Mereka bisa hadir menjadi mikrobioma yang sehat atau kurang sehat. Untuk menghindari dampak buruknya bisa dilakukan dengan memanipulasi diet, antibiotik, atau transplantasi tinja dengan pengawasan dokter.

Makhluk penghuni mulut

Pada mulut manusia terdapat keseimbangan antara bakteri, virus, dan jamur. Ketika keseimbangan itu hilang, maka muncul masalah seperti gigi berlubang atau luka. Makhluk hidup ini bisa hilang karena kebersihan mulut yang tidak dijaga, mulut kering, atau pengaruh diabetes dan kekebalan tubuh lemah.

Bakteri Lactobacilli

Bakteri ini hidup di dalam vagina. Mereka dianggap sebagai garis pertahanan untuk melawan mikroba lain penyebab keputihan berbau dan gatal. Bakteri ini sebenarnya meningkatkan kesehatan vagina karena mampu menjaga kadar asam dengan tepat.

Mikrobioma ketiak

Terdapat mikrobioma di bagian ketiak manusia yang menyebabkan bau tak sedap. Campuran itu didominasi oleh bakteri yang disebut staph. Untuk menghilangkannya, cukup gunakan antiperspirant.

Cepat  Bernapas

Memang tidak ada satupun alasan yang pasti mengapa beberapa orang lebih sering digigit nyamuk ketimbang lainnya. Banyak spekulasi yang ada menyebut golongan darah, warna pakaian ataupun bau yang dimiliki seseorang dapat menarik minat nyamuk.

Profesor neurosains di Johns Hopkins University School of Medicine Christopher Potter menyebut, ada dua kategori utama yang menyebabkan seseorang lebih diincar nyamuk ketimbang lainnya. Kedua faktor ini, yakni aspek biologis yang tidak dapat diubah dan perilaku yang dapat diubah.

Aspek biologis terkait aroma tubuh seseorang. Lusinan molekul beragam yang didistribusikan ke seluruh tubuh bersatu untuk menciptakan bau unik. "Ini adalah kombinasi dari selusin bau yang semuanya menyatu dan kemungkinan campuran senyawa kimia khas inilah yang menarik bagi nyamuk," kata Potter seperti disiarkan The New York Times dan Channel News Asia dilansir okezone.com.

Ini juga diamini profesor ekologi, evolusi biologi dan neurosains di Princeton University Lindy McBride, yang mengatakan beberapa orang mengeluarkan lebih banyak bau yang disukai nyamuk. Tetapi tidak berarti seseorang yang sangat harum bagi manusia akan selalu menjadi sasaran nyamuk.

Hewan ini sensitif terhadap berbagai jenis bau, bahkan yang tidak dapat dideteksi manusia. "Nyamuk menyukai bau lengan. Tidak ada yang pernah menganggap lengan mereka bau," kata McBride.

Nyamuk tertarik pada sebum, zat berminyak seperti lilin pada kulit yang melindunginya dari kekeringan dan mengandung molekul yang menyebabkan bau badan.

Golongan darah mungkin juga berperan penting, kata dokter pengobatan darurat di Cleveland Clinic Christopher Bazzoli. Nyamuk tampaknya tertarik pada orang dengan golongan darah O dan alasan ini belum dikonfirmasi oleh para peneliti.

Bazzoli menuturkan cara seseorang bernapas memainkan peran. Nyamuk mencari karbon dioksida, yang sebagian merupakan alasan mengapa mereka sangat pandai menemukan manusia. Semakin banyak seseorang menghembuskan napas, maka semakin banyak karbon dioksida yang dia kirim ke udara dan mengundang serangga padanya.

Di sisi lain, perilaku juga menjadi faktor yang dapat memikat nyamuk. Jika seseorang berolahraga berat dia mungkin akan bernapas lebih berat dan mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida, yang mungkin akan mendatangkan nyamuk. Keringat juga mengirimkan sinyal yang kuat ke nyamuk, terutama keringat yang bertahan selama beberapa jam, bercampur dengan bakteri di kulit.

 

Lalu, jika seseorang minum bir tepi pantai, dia mungkin juga mengeluarkan alkohol dalam keringatnya yang dapat memikat nyamuk. Selain itu, alkohol dapat mengubah susunan kimiawi bau badan yang bisa memikat nyamuk.***