WADUH BPOM Sebut 16 Persen Produk Sunscreen Tawarkan Kadar SPF 'Palsu’ Berikut Perbedaan Physical dan Chemical, Mana yang Lebih Baik?

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Kulit adalah organ terbesar dalam tubuh manusia, dan melindungi kulit Anda dari bahaya sinar ultraviolet (UV) adalah salah satu tindakan penting untuk menjaga kesehatan dan kecantikan kulit Anda. Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menggunakan sunscreen. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan mengapa sunscreen sangat penting, bagaimana cara kerjanya, serta beberapa tips untuk memilih dan menggunakannya dengan efektif.

Mengapa Perlindungan terhadap Sinar UV Penting?

 Mencegah Kerusakan Kulit: Sinar UV dari matahari terdiri dari UVA dan UVB, yang dapat merusak kulit secara signifikan. Paparan berulang terhadap sinar UV dapat menyebabkan penuaan kulit dini, seperti munculnya keriput, garis halus, dan bintik-bintik usia.

Mencegah Kanker Kulit: Paparan sinar UV juga meningkatkan risiko terkena kanker kulit, terutama melanoma yang ganas. Menggunakan sunscreen secara teratur adalah salah satu cara terbaik untuk mengurangi risiko ini.

Mengurangi Risiko Matahari Terbakar: Sunscreen membantu melindungi kulit Anda dari terbakar oleh matahari. Terbakar matahari dapat mengakibatkan kulit yang teriritasi, kemerahan, dan nyeri.

Tips Memilih dan Menggunakan Sunscreen dengan Efektif

Pilih SPF yang Tepat: Pilih sunscreen dengan faktor perlindungan matahari (SPF) yang sesuai dengan kebutuhan Anda. SPF 30 adalah pilihan yang baik untuk penggunaan sehari-hari, tetapi jika Anda berencana untuk beraktivitas di bawah sinar matahari intens, pertimbangkan SPF 50 atau lebih tinggi.

Gunakan Secara Merata: Pastikan Anda mengaplikasikan sunscreen secara merata ke seluruh area kulit yang akan terkena sinar matahari, termasuk wajah, leher, lengan, dan kaki.

Reaplikasi Rutin: Sunscreen perlu di-reaplikasi setiap dua jam sekali, atau lebih sering jika Anda berenang atau berkeringat banyak.

Tak Sesuai 

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan 16 persen produk sunscreen atau tabir surya yang beredar di masyarakat justru tak memenuhi data dukung klaim sun protector factor (SPF).

Uji coba produk yang dilakukan BPOM menemukan bahwa klaim SPF yang tercantum dalam kemasan justru tak sesuai dengan yang terkandung di dalam produk.

 

"Hasil pengawasan terhadap penandaan dan iklan kosmetik tabir surya dengan klaim SPF pada periode tahun 2020-2023, sebanyak 16,67 persen produk tidak memenuhi ketentuan data dukung klaim SPF," kata BPOM mengutip keterangan tertulis di website resmi lembaga itu dikutip cnnindonesia.com , Rabu (20/9).

Bukan cuma itu, hasil pengawasan audit dokumen informasi juga menemukan hampir semua produk sunscreen yang beredar di masyarakat sepanjang 2020-2023 justru termasuk dalam kategori tidak memenuhi ketentuan (TMK).

Hal ini terjadi karena pemegang izin edar produk tak bisa membuktikan klaim SPF yang tercantum di kemasan dengan data yang valid.

Padahal, SPF sangat penting dalam produk tabir surya. Kandungan SPF memberi perlindungan dari paparan sinar matahari yang bisa merusak kulit.

Nilai SPF menunjukkan berapa lama kosmetik sunscreen ini bisa melindungi kulit saat terpapar sinar matahari.

Untuk mengetahui keaslian nilai SPF itu, BPOM melakukan dua metode pengujian. Dua metode ini yakni uji in vitro dan uji in vivo.

 

Cara kerja uji in vitro sendiri melibatkan alat spektrofotometri ultra violet (UV). Uji ini digunakan sebagai pendahuluan (preliminary) untuk menentukan perkiraan nilai SPF tabir surya.

Tapi, hasilnya belum bisa dijadikan acuan untuk menilai kadar SPF di dalam suatu produk.

Sementara uji in vivo merupakan metode uji standar utama (gold standard) dalam menentukan nilai SPF kosmetik. Uji ini menggunakan subjek uji manusia, sehingga lebih menggambarkan nilai SPF yang sebenarnya.

Dengan temuan ini, BPOM telah memberikan sanksi sesuai ketentuan yang tercantum dalam peraturan BPOM Nomor 17 tahun 2023 tentang Pedoman Dokumen Informasi Produk Kosmetik dan Pencantuman klaim sesuai Peraturan BPOM Nomor 3 tahun 2022 tentang Persyaratan Teknis Klaim Kosmetika. Sanksi itu yakni:

1. Memerintahkan pemegang izin edar untuk memperbaiki klaim yang tercantum di kemasan tabir surya.

2. Barang kosmetik yang tidak sesuai dengan klaim SPF ini akan ditarik dan dimusnahkan.

3. Penghentian sementara kegiatan serta pencabutan izin edar kosmetik.

Mana yang Lebih Baik?

Seperti diketahui umumnya, ada dua jenis sunscreen yang dijual di pasaran, yakni chemical sunscreen dan physical sunscreen. Simak beda sunscreen chemical dan physical guna menentukan yang terbaik buat kulit Anda.

Pada dasarnya, kulit memerlukan tiga jenis perawatan, yakni membersihkan, melembapkan, dan melindungi. Sunscreen menjalankan tugas melindungi kulit dari pengaruh buruk sinar ultraviolet (UV).

Kulit pun terlindung dari kemunculan tanda penuaan dini (kerut dan garis halus), kanker kulit, dan melanoma atau kanker kulit paling ganas.

Sayangnya, hingga saat ini masih banyak orang yang belum memahami perbedaan chemical sunscreen dan physical sunscreen. Apa beda keduanya?

Chemical sunscreen

Mengutip cnnindonesia.com, Chemical sunscreen adalah sunscreen yang mengandung bahan aktif yang menyerap sinar UV sebelum terserap kulit. Dikutip dari Healthline, bahan kimia yang menyerap UV antara lain:

- oxybenzone,

- avobenzone,

- octisalate,

- octocrylene,

- homosalate,

- octinoxate.

Sunscreen jenis ini cukup banyak digemari karena tidak meninggalkan white cast atau lapisan putih di kulit. Sunscreen pun 'ramah' buat semua warna kulit.

Kemudian karena menyerap ke kulit, sunscreen chemical tidak meninggalkan sensasi lengket, berminyak, dan tidak mengganggu riasan atau make up.

Physical sunscreen

Physical sunscreen adalah sunscreen yang bekerja dengan membentuk benteng fisik pada kulit sebagai tameng terhadap serangan sinar UV. Sunscreen physical juga disebut mineral sunscreen.

Kebanyakan sunscreen physical mengandung seng oksida (zinc oxide) dan titanium oksida (titanium oxide). Dua bahan ini diakui aman dan efektif oleh FDA.

Sunscreen satu ini memiliki spektrum paling luas dalam hal perlindungan terhadap sinar UVA dan UVB.

 

Hanya saja, sunscreen physical akan meninggalkan lapis putih pada kulit. Orang yang memiliki kulit cenderung gelap biasanya menemukan masalah, sebab warna kulit jadi agak aneh.

Chemical vs physical, mana yang lebih baik?

Kedua jenis sunscreen memiliki keunggulan masing-masing. Namun perhatikan jenis kulit dan kebutuhan Anda sebelum memilih sunscreen.

American Academy of Dermatology menyarankan penggunaan physical sunscreen untuk tipe kulit sensitif atau kulit yang mudah berjerawat (acne prone skin).

Seperti dikutip dari Byrdie, kandungan zinc oxide dan titanium oksidan aman untuk kulit sensitif. Kandungan mineral pada sunscreen juga tidak menutup pori dan memicu komedo (non comedogenic), serta tidak gampang memicu peradangan kulit pada kulit yang mudah berjerawat.

Sementara itu, sunscreen chemical merupakan tipe sunscreen yang tidak meninggalkan bekas putih di wajah. Hal ini pun membuat sunscreen chemical nyaman digunakan saat tidak mengenakan riasan.

Hanya saja, kandungan bahan kimia pada sunscreen disebut tidak aman buat karang bawah laut seperti oxybenzone. Selain itu, sunscreen chemical dinilai kurang efektif sebab formulanya menyerap sinar UV, bukan menghalangi.

Disarankan untuk menggunakan sunscreen chemical dengan SPF minimal 30 atau lebih.***